Wisata Indonesia Bangkit

Menparekraf Ingin Komunitas Aktif Wujudkan Daerah Penyangga Pengembangan Borobudur

Minggu, 04 April 2021 - 12:52 | 45.36k
Menparekraf RI Sandiaga Uno saat berdiskusi dengan komunitas yang ada di daerah sekitar Borobudur. (foto: Kemenparekraf RI)
Menparekraf RI Sandiaga Uno saat berdiskusi dengan komunitas yang ada di daerah sekitar Borobudur. (foto: Kemenparekraf RI)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI) Sandiaga Uno mengajak komunitas sebagai salah satu unsur pentahelix dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk terus berkreasi, berinovasi, dan beradaptasi. 

Terutama dalam menghadirkan destinasi-destinasi baru yang bisa menarik minat wisatawan sehingga berkembang daerah-daerah penyangga bagi Destinasi Super Prioritas Borobudur. 

"Borobudur akan tetap menjadi ikon, tapi kita harapkan ada beberapa tempat yang menjadi episentrum-episentrum dalam skala kecil dan sedang yang bisa menarik kunjungan wisatawan. Salah satunya di Kulonprogo ini yang memiliki banyak sekali potensi pariwisata berbasis alam dan budaya," kata Menparekraf Sandiaga dalam kegiatan diskusi dengan 23 perwakilan komunitas yang berlangsung di "Kopi Ingkar Janji", Kulonprogo, Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021) sore. 

Kehadiran daerah penyangga ini dinilai sangat penting karena pemerintah sebelumnya telah menetapkan bahwa pengembangan DSP Borobudur akan tetap memperhatikan keutuhan dan kelestarian Candi Borobudur sebagai peninggalan bersejarah bangsa Indonesia. 

Menparekraf-Borobudur-2.jpg

Masalah utama yang terjadi pada Candi Borobudur saat ini adalah tekanan besar terhadap strukturnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan wisatawan candi, yang mencapai 8.000 orang perhari pada 2019. Sementara, hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bahwa idealnya Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung setiap harinya. 

Hal ini diwujudkan dengan mengimplementasikan konsep pariwisata berkualitas, mulai dari aspek aksesibilitas dan konektivitas, amenitas, atraksi, dan ancillary. Termasuk menggali narasi yang dapat dikembangkan atas satu destinasi sehingga dapat memperkuat daya tarik. 

"Di sinilah peran dari komunitas untuk berinovasi dan berkolaborasi dengan pemerintah. Secara totalitas kami akan memastikan bahwa DSP Borobudur siap menyambut pariwisata era baru pascapandemi," kata Sandiaga. 

"Kita bisa bangun narasi yang kuat. Selain keindahan alam, tapi juga keramahan masyarakat dan kearifan lokal tentunya," kata Sandiaga. 

Menparekraf-Borobudur-3.jpg

Hal senada dikatakan Bupati Kulonprogo, Sutedjo. Kulonprogo sebagai daerah yang telah ditetapkan sebagai penyangga pengembangan KSPN Borobudur dikatakannya memiliki potensi yang kuat dalam pengembangan daya tarik pariwisata dan ekonomi kreatif. 

"Kulonprogo merupakan daerah dengan potensi yang lengkap. Memiliki pantai sepanjang 24 kilometer, pegunungan indah, juga perbukitan dengan lanskap persawahan di bawahnya. Kekayaan budaya juga tinggi, karenanya sangat layak Kulonprogo menjadi daerah penyangga Borobudur," kata Sutedjo. 

Saat ini pihaknya tengah meningkatkan infrastruktur yakni berupa jalan penghubung dari Yogyakarta International Airport ke arah KSPN Borobudur melalui punggung Bukit Menoreh. 

"Kami ikut mendorong agar potensi-potensi ini dapat dikembangkan oleh komunitas, pokdarwis sehingga dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat," ujar Sutedjo. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito, dan Ketua Satgas Jamban Jateng-DIY Pujo Priyono. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES