Pendidikan

Mahasiswa Program Kampus Mengajar di Banjarnegara Uji Coba Pembelajaran Lewat SSTV

Minggu, 04 April 2021 - 11:36 | 115.03k
Havid Adhitama, mahasiswa PGSD Unnes dan teman satu tim tengah melakukan uji coba pembelajaran (FOTO: Heni for TIMES Indonesia)
Havid Adhitama, mahasiswa PGSD Unnes dan teman satu tim tengah melakukan uji coba pembelajaran (FOTO: Heni for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar di SD Negeri 4 Kalisat Kidul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah sejak  Sabtu - Minggu (4/4/2021) melakukan uji coba pembelajaran melalui SSTV Satelit IO-86 LAPAN A2 ORARI.

Para mahasiswa itu merupakan peserta Kampus Mengajar, program Kemendikbud di seluruh Indonesia untuk membantu pembelajaran di SD 3T(Terluar Tertinggal dan Terpencil)

Informasi yang diperoleh TIMES Indonesia, di Banjarnegara, terdapat sekitar 100 mahasiswa yang diterjunkan di 16 SD dengan klasifikasi 3T.

Havid Adhitama b

Havid Adhitama, mahasiswa PGSD Unnes yang ditugaskan di SDN 4 Kalisat Kidul mengungkapkan, SSTV adalah salah satu solusi guna mengatasi kendala bagi daerah terpencil yang terbatas ketersediaan jaringan internet.

Menurutnya, uji coba SSTV bukan tanpa alasan, karena menurutnya sekolah tersebut benar-benar terisolir dari sinyal komunikasi digital.

“Di sini sinyal untuk akses internet tidak ada, jangankan internet, untuk SMS saja tidak bisa. Siswa dan guru kesulitan untuk berkomunikasi dan mengakses media dari daerah lain," katanya saat dihubungi TIMES Indonesia, Minggu (4/4/2021)

Ia mengaku prihatin melihat kondisi ini.  "Sementara ini guru harus ke daerah lain dengan akses jalan yang sulit untuk mengambil bahan pembelajaran di kelas,” kata Havid.

Dari sinilah, Havid dan rekan satu timnya, Faris, Ismi dan Dwi akhirnya berinisiatif untuk melakukan uji coba berkirim media melalui mode SSTV

“Kami mencoba sebuah terobosan untuk mengatasi masalah ini, agar kedepan guru yang mengajar di sini tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan selembar LK ataupun bahan ajar," jelas Havid.

Dalam uji coba SSTV, ia berkerjasama dengan LAPAN RI dan AMSAT-ID melalui Organisasi Amatir Radio Indonesia. Ia  berkoordinasi dengan LAPAN untuk diberikan slot khusus SSTV Satelit IO86.

"LAPAN sangat mendukung gagasan kami. Sehingga dapat menerima media tersebut di lokasi kami mengajar. Sedangkan pengirimnya berada di Jakarta yaitu stasiun YD0NXX," jelasnya.

Sehingga, imbuh Havid, Ini murni tanpa internet, kami menerimanya pada downlink satelit IO-86 di 435.880mhz.

Untuk berkirim media seperti ini, kita tidak harus melalui satelit LAPAN ataupun radio amatir berizin, tetapi pemerintah bisa berkerjasama dengan RRI untuk mentransmisikan SSTV melalui radio siaran biasa. Sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat dengan perangkat yang sederhana.

Secara teknis, pengirim mengubah gambar menjadi suara. Suara tersebut dikirim ke satelit IO-86 melalui radio di frekuensi Uplink, kemudian kami menerima suara tersebut dari frekuensi downlink yang kami ubah menjadi gambar kembali melalui aplikasi decoder SSTV.

"Sebenarnya fitur satelit ini biasa digunakan untuk komunikasi darurat dalam kebencanaan di Indonesia, tetapi kami diberikan izin oleh LAPAN untuk mencobanya pada bidang pendidikan," Havid menguraikan.

Sementara terkait jarak, sebenarnya tidak hanya menjangkau Jakarta - Banjarnegara, tetapi bisa lebih jauh lagi hingga ke Thailand, Filipina, India Bahkan Australia sebab footprint dari satelit IO-86 cukup lebar.

"Saat uji coba kemarin rekan-rekan amatir radio di seluruh Indonesia juga mencoba menerimanya di tempatnya masing-masing. Dari Sumatera hingga Ambon mereka menerima gambar yang sama," jelas Havid lagi.

Bahkan dalam uji coba tersebut mereka tidak hanya berkirim media pembelajaran, mereka juga berkirim beberapa ucapan dan foto menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim.

Kepala SDN 4 Kalisat Kidul Surur Anwar mengaku bangga dan kagum dengan apa yang dilakukan mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar. "Ini cukup fenomenal, mengingat sangat langka atau bahkan baru pertama kalinya satelit IO-86 atau satelit LAPAN A2 ini digunakan untuk misi Pendidikan di Indonesia. Saya tidak terpikir kalau di sekolah kami bisa diterapkan alat secanggih ini untuk mendukung pembelajaran," ujar Surur Anwar, Kepala SDN 4 Kalisat Kidul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES