Olahraga

Peserta Ijen Geopark Run Exhibition Menikmati Alam Bondowoso

Sabtu, 03 April 2021 - 16:50 | 67.14k
Pelepasan peserta Ijen Geopark Run Exhibition di Puncak Megasari, Kecamatan Ijen Bondowoso. Peserta juga mengekplorasi wisata alam khususnya yang tengah di ajukan menjadi warisan dunia (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).FOTO 2: Singo Ulung menjadi suguhan
Pelepasan peserta Ijen Geopark Run Exhibition di Puncak Megasari, Kecamatan Ijen Bondowoso. Peserta juga mengekplorasi wisata alam khususnya yang tengah di ajukan menjadi warisan dunia (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).FOTO 2: Singo Ulung menjadi suguhan

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOGeopark run series dengan tema Ijen Geopark Run Exhibition, yang diselenggarakan Pemkab Bondowoso, Jawa Timur, mendapatkan sambutan luar biasa oleh para 10 pelari nasional yang ikut dalam acara tersebut.

Salah satunya Adrian, pelari asal Jakarta ini mengaku senang bisa mempunyai kesempatan mengeksplorasi pemandangan alam yang ada di Kecamatan Ijen Bondowoso.

Adrian melewati 5 situs geologi yang tengah didaftarkan menjadi warisan dunia UNESCO. Diantaranya Dinding Kaldera Ijen Megasari atau Puncak Megasari, Aliran Lava Plalangan, Kawah Wurung atau  Bukit Teletubbies, Kalipait, wisata primadona Kawah Ijen.

IJen Geopark 1

"Ini baru pertama kali ke Bondowoso. Saya tahu Kawah Wurung dan Kawah Ijen itu di google. Penasaran sih, karena kami suka olahraga lari sekaligus suka tempat-tempat wisata," katanya pada TIMES Indonesia.

Sebelum pandemi Covid-19, dia berencana mengikuti Ijen Trail Running (ITR) yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Pemkab Bondowoso. 

"Tetapi ketika pandemi Covid-19, eventnya tidak ada lagi. Ya dengan adanya Ijen Run Exhibition ini, saya bersyukur bisa ikut," jelasnya.

Menurutnya, ada keistimewaan sendiri ketika lari melewati pemandangan alam. Sebab selama di Jakarta, dia hanya bisa berkegiatan di tempat-tempat olahraga.

"Saya dengan teman-teman kalau weekend cari tempat yang dekat dengan alam. Kalau di Jakarta biasanya ke Bogor," jelasnya.

Sehingga ketika ada kegiatan seperti ini kata dia, bisa menjadi pengalaman baru bagi dia dan teman-teman  komunitasnya yang tinggal di kota.

Bahkan beberapa waktu lalu dia mengikuti Run to Care - Flores, rute Larantuka-Maumere sejauh 155 kilometer. "Ini menjadi pengalaman lari terjauh bagi saya," imbuhnya.

Sementara untuk eksebisi, dia baru ikut pertama kali. Biasanya dia hanya ikut charity run, sama lari di gunung atau atau trail run. "Untuk eksebisi baru kali ini," akunya.

Adapun ciri khas dalam pelaksanaan Geopark Run ini adalah memadukan olahraga di jalan raya, dengan keunikan Geopark yang ada di wilayah setempat. Apalagi Ijen Geopark Bondowoso saat ini tengah diajukan masuk warisan dunia UNESCO Global Geopark (UGG).

Kegiatan ini melibatkan sebanyak 50 runners. Terdiri dari 10 pelari sekaligus influencer tingkat nasional, 20 pelari lokal Bondowoso dan 20 pelari asal Kabupaten Banyuwangi. Eksebisi lari dengan jarak 65 kilometer ini akan finish di Banyuwangi. Sebab Ijen Geopark yang kini tengah UNESCO jadi satu dengan Bumi Blambangan. 

Peserta diberangkatkan di puncak Megasari Ijen Bondowoso setinggi 1.598 mdpl (meter di atas permukaan laut), Sabtu (3/4/2021). Sebelum diberangkatkan, peserta Ijen Geopark Run Exhibition disuguhkan warisan budaya yang juga diusulkan ke UNESCO yaitu Tari Singo Ulung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES