Peristiwa Internasional

Tentara Myanmar Terus Lakukan Kekerasan kepada Pengunjuk Rasa Penolak Kudeta

Jumat, 02 April 2021 - 17:42 | 12.06k
Pengunjuk rasa anti-rezim di Tamu dan suasana mengantar jenasah salah seorang pengunjukrasa. (FOTO:The Irrawaddy/Bangkok Post)
Pengunjuk rasa anti-rezim di Tamu dan suasana mengantar jenasah salah seorang pengunjukrasa. (FOTO:The Irrawaddy/Bangkok Post)

TIMESINDONESIA, JAKARTATentara Myanmar semakin brutal dalam mengatasi gelombang unjukrasa. Di Kotapraja Tamu, Wilayah Sagaing pada Jumat (2/4/2021) pagi, tentara Myamar menembak mati seorang polisi.

The Irrawaddy melansir, polisi itu ditembak mati ketika berusaha membantu penduduk yang terus diserang junta militer.

Pasukan keamanan Myanmar terus membabi-buta, menembaki penduduk setempat di dekat stasiun pemadam kebakaran di Bangsal Nan Phar Lone di Tamu sekitar pukul 2.30 pagi pada hari Jumat.

Kin Kin, seorang polisi etnis Chin yang melakukan pemogokan sebagai protes terhadap rezim militer, ditembak mati saat dia membantu membela penduduk setempat dari serangan itu.

 

"Kami belum bisa mengambil jenazahnya. Tentara dikerahkan di stasiun pemadam kebakaran dan mereka dengan sengaja meninggalkan tubuhnya di luar stasiun pemadam kebakaran sehingga mereka dapat menembak siapa saja yang datang untuk mendapatkannya. Kami mendengar bahwa polisi dan tentara juga terluka dalam insiden tersebut. Tapi masih belum bisa dipastikan," kata seorang warga Tamu.

"Dua orang juga dilaporkan hilang dari kejadian itu," kata warga.

Kin Kin adalah orang kedua yang dibunuh  di Tamu oleh junta. Tidak  diketahui lebih lanjut, bagaimana korp kepolisian Myanmar menyikapi setelah anggotanya dibunuh dengan kejam seperti itu.

Seorang warga Tamu meninggal pada 26 Maret, sehari setelah dia ditembak oleh aparat keamanan.

Tiga orang yang terluka dalam penembakan yang sama menerima perawatan medis di Imphal di India dan tidak lagi dalam kondisi kritis.

Seorang pria Gurkha yang bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah lokasi konstruksi di Tamu ditangkap oleh pasukan keamanan pada Senin malam. Keberadaannya masih belum diketahui.

Terlepas dari penggunaan kekuatan mematikan oleh pasukan keamanan dan ancaman penangkapan, warga Tamu kembali turun ke jalan pada hari Jumat untuk memprotes rezim militer.

Pembunuhan Anak-Anak

Sementara itu Bangkok Post melaporkan, Junta Myanmar menghadapi kecaman internasional baru pada hari Jumat atas kematian lebih dari 40 anak dan "penghilangan paksa" ratusan orang dalam tindakan kerasnya terhadap protes pro-demokrasi.

Penindasan militer yang kejam terhadap demonstrasi terhadap perebutan kekuasaan pada 1 Februari telah menyebabkan 543 warga sipil tewas, termasuk 44 anak-anak, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah organisasi pemantau lokal.

Selain membubarkan protes dengan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam, pasukan keamanan telah menahan sekitar 2.700 orang.

Kekerasan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di Myanmar, dengan Save the Children mengatakan jumlah kematian anak-anak meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 12 hari terakhir. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES