Indonesia Positif

Kenali Ciri-ciri Autis dan Cara Mengobatinya

Jumat, 02 April 2021 - 14:40 | 104.07k
Ilustrasi anak penyandang Autis. (Foto: klikdokter)
Ilustrasi anak penyandang Autis. (Foto: klikdokter)

TIMESINDONESIA, JAKARTAAutis sering juga disebut dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Sederhananya autis merupakan gangguan saraf yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa yang digunakan seorang anak untuk berkomunikasi maupun berperilaku.

Dilansir dari halodoc, anak laki-laki cenderung mendapatkan kemungkinann yang tinggi untuk mengidap autis. Faktor yang menjadi penyebabnya juga bisa karena keturunan. Jadi seorang anak yang pernah mengidap autis, tidak menutup kemungkinan akan memiliki keturunan yang sama juga.

Hal ini juga perlu diperhatikan calon ibu-ibu yang ingin memiliki keturunan supaya tidak mengidap autis. Yakni dengan menjaga pola hidup, misalnya tidak mengonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, termasuk juga obat epilepsi. Autis dapat terjadi pada seorang anak yang terlahir prematur. Atau misalnya dapat dikatakan lahir dalam kurun waktu 26 minggu atau kurang.

Gejala pengidap autis dibagi menjadi dua, yang pertama adalah gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Biasanya hal ini ditandai dengan kurangnya kepekaan sosial sehingga memiliki gangguan terhadap pemahaman bahasa non-verbal maupun verbal.

Untuk kategori yang kedua, penyandang autis dengan gangguan pola pikir, minat dan perilaku yang cenderung diulang dan kaku. Sehingga, penyandang autis biasanya memiliki gangguan dalam belajar serta kondisi kejiwaan seperti cemas maupun depresi.

Pengobatan pada penyandang autis dapat dilakukan dengan cara terapi. Terapi tersebut dapat dilakukan dengan mengajarkan dan memberi contoh kepada anak untuk dapat berbicara juga berperilaku normal selayaknya dapat ditiru.

Mengapa? Karena seorang anak-anak cenderung memiliki perkembangan yang dihasilkan dengan menirukan apa yang dirinya lihat sehari-hari. Tidak hanya berkomunikasi secara bahasa, melainkan komunikasi verbal maupun non-verbal. Selain terapi untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi, pengobatan lainnya dapat dilakukan dengan obat-obatan melalui resep dokter. Obat tersebut biasanya diberikan untuk menghilangkan depresi, susah tidur, maupun kejang. Autis tidak hanya dapat diobati, melainkan gangguan ini dapat dicegah.

Pencegahan supaya anak-anak tidak mengidap autis dimulai dari masa kehamilan. Pertama sementara menjalani masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk tidak terlalu sering begadang. Kedua, ibu hamil disarankan untuk rajin mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat. Hal ini bertujuan untuk menjaga sistem saraf sang bayi maupun ibu yang sedang hamil.

Terakhir, dengan tetap mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang. Jadi makanan yang dikonsumsi tidak hanya akan memenuhi kebutuhan tenaga saja, makanan kaya nutrisi juga diperlukan untuk menjaga perkembangan otak agar tetap stabil. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES