Gaya Hidup

Berawal dari Iseng, Sepeda Minivelo Tembus Pasar Dunia

Kamis, 01 April 2021 - 22:01 | 59.58k
Feri Soemantri, owner Minivelo (MV) Corp Bandung.(Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Feri Soemantri, owner Minivelo (MV) Corp Bandung.(Foto: Iwa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Pada akhir tahun 2018, Feri Soemantri, warga Jalan Cibogo, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung memulai usaha sepeda custom secara tidak sengaja. Berawal dari keisengan ‘memutilasi’ sepeda gunung di bengkel miliknya yang kini dinamai Minivelo (MV) Corp Bandung.

Setelah melihat karya ‘mutilasi’ Feri, banyak teman sesama penggemar sepeda yang memesan sepeda custom kepadanya. Sepeda yang ia buat, memiliki keunikan secara ukuran dan bentuk, lebih mungil dari sepeda pada umumnya. Minivelo, itulah jenis sepeda yang dibuat dibuat Uwak Fey, sapaannya.

“Minivelo memang belum familiar di kalangan penggemar sepeda dibanding jenis sepeda lainnya, seperti mountain bike (MTB) atau sepeda balap,” terang Uwa Fey di rumah produksinya.

Desain minivelo maupun ukuran ban sepeda yang dibuat, ia serahkan sepenuhnya kepada pemesan. Tak hanya dari dalam negeri, dipasarkan secara online, pesanan pun datang dari luar negeri seperti Filipina dan Australia.

Untuk satu unit Minivelo dibandrol mulai Rp.5 juta hingga Rp.24 juta , tergantung desain dan spesifikasinya. Dalam sebulan, MV Corp Bandung bisa memproduksi 30 unit sepeda atau satu unit per harinya.

Sementara ini penjualannya hanya lewat online dan dari mulut ke mulut. Kini ia mempekerjakan 11 orang karyawan untuk membantu usahanya. Saat pandemi, di mana sepeda makin banyak diminati masyarakat, permintaan sepeda jenis minivelo semakin meningkat.

“Saya bikin sepeda itu tujuan utamanya supaya lebih banyak lagi orang yang hobi bersepeda. Tapi saya berharap hobinya ini bukan hanya ikut-ikutan tren karena sedang booming saja. Saya ingin hobi ini berkelanjutan, minimal di samping untuk kesehatan kita juga ikut berusaha mengurangi polusi udara,” tutur Uwa Fey.

Dalam memproduksi Minivelo, saat ini ia terkendala harga komponen yang terlalu mahal. Namun ia menyadari, hal itu dikarenakan semakin menjamurnya orang yang hobi bersepeda sehingga permintaan meningkat dan komponen sulit didapat.

“Saya sih fokus ingin bikin sepeda yang tidak mahal. Tapi dengan harga komponen yang tinggi, jadi agak sulit dan mau tidak mau harganya jadi mahal. Padahal pertama bikin sepeda itu harganya bisa di bawah Rp 4 juta,” kisahnya.

Menurut dia, Minivelo cenderung lebih gesit, irit energi saat dikayuh, dan lebih ringan saat menjajal tanjakan dibanding sepeda jenis lainnya. Bukan dari cerita orang, Uwa Fey lebih dulu telah mencoba sendiri Minivelo pertama yang ia buat. Tak tanggung-tanggung, ia menjajal Minivelo dari Bandung ke area Puncak di Bogor.

“Saya tertarik memproduksi sepeda, karena bersepeda itu bukan jenis hobi musiman. Saya yakin hobi ini langgeng. Peminatnya meningkat saat pandemi. Tapi andai pandemi berakhir pun, orang yang sudah merasakan kenikmatan bersepeda akan tetap bertahan. Mungkin berkurang, tapi hilang itu ga mungkin,” kata owner Minivelo (MV) Corp. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES