Peristiwa Internasional

Amerika Serikat dan Norwegia Perintahkan Warganya Meninggalkan Myanmar

Kamis, 01 April 2021 - 06:51 | 25.63k
Lubang peluru terlihat di jendela di American Center di Yangon, Myanmar dan Menlu AS Antony Blinken saat mengikuti pertemuan virtual dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (FOTO: VOA)
Lubang peluru terlihat di jendela di American Center di Yangon, Myanmar dan Menlu AS Antony Blinken saat mengikuti pertemuan virtual dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (FOTO: VOA)

TIMESINDONESIA, JAKARTAAmerika Serikat dan Norwegia telah memerintah warganya yang berada di Myanmar segera pulang karena situasi yang semakin tindak kondusif.

Melalui masing-masing  Departemen Luar Negerinya, kedua negara itu mengkhawatirkan keselamatan warganya yang kini berada di Myanmar.

myanmar b

Amerika Serikat  memerintahkan semua personel yang tidak penting dan anggota keluarga mereka untuk meninggalkan Myanmar karena tindakan keras militer terhadap demonstrasi anti-kudeta terus berlanjut.

"Militer Burma telah menahan dan menggulingkan pejabat pemerintah terpilih," kata departemen itu dalam pernyataan tertulis yang memerintahkan evakuasi, menggunakan nama lama Myanmar.

"Protes dan demonstrasi menentang kekuasaan militer telah terjadi dan diperkirakan akan terus berlanjut," tambahnya

Dilansir VOA, perintah Departemen Luar Negeri itu merupakan pembaharuan nasihat yang dikeluarkan bulan lalu yang mengizinkan personel non-darurat Amerika Serikat untuk pergi jika mereka mau.

Sementara itu dilansir CNN, Departemen Luar Negeri Norwegia bahkan mendesak seluruh warganya yang masih berada di Myanmar segera pulang.

Penyebabnya adalah kondisi di negara itu semakin tidak kondusif akibat kekerasan aparat keamanan dalam menghadapi aksi unjuk rasa menentang kudeta.

"Masih memungkinkan untuk meninggalkan Myanmar tetapi ini dapat berubah dalam waktu singkat," demikian isi imbauan Kementerian Luar Negeri Norwegia, seperti dikutip CNN dari Reuters.

Pemerintah Norwegia menyatakan sampai saat ini mereka dan negara di kawasan Skandinavia masih memantau ketat situasi di Myanmar.

Perusahaan telekomunikasi Norwegia, Telenor, mempunyai kantor perwakilan di Myanmar. Menurut juru bicara perusahaan itu, ada dua warga Norwegia yang menjadi petinggi di kantor perwakilan itu.

myanmar c

"Kami sudah menerima peringatan perjalanan dari Kementerian Luar Negeri dan akan segera mengambil penilaian utuh terkait kondisi ini," kata juru bicara Telenor yang tidak disebutkan namanya.

Kerusuhan akibat kudeta militer terus memburuk di Myanmar. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), pasukan keamanan Myanmar telah membunuh sedikitnya 512 warga sipil sejak kudeta 1 Februari 2021 itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES