Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Riya'

Senin, 29 Maret 2021 - 08:14 | 56.58k
Noor Shodiq Askandar.
Noor Shodiq Askandar.

TIMESINDONESIA, MALANG – Sahabat ngopi pagi, terkadang saat berbuat sesuatu itu tiba tiba kita ingin menceritakan kepada orang lain. Dan yang juga sering terjadi, tanpa terasa kita bercerita tentang kebaikan yang baru dilakukan kepada banyak orang. Memang ada yang sekedar ingin berbagi cerita, akan tetapi ada pula yang kemudian dalam hati kecilnya berharap dapat pujian atas kebaikan yang ada.

Agak susah memang berharap bahwa semua perbuatan yang dilakukan itu dengan penuh keihlasan, tanpa berharap apapun kepada siapa saja, termasuk kepada Allah swt sekalipun. Seringkali ada saja godaan datang dan kemudian memunculkan harapan untuk mendapatkan sesuatu dari fihak lain.

Karena itu yang sebenarnya disebut ihlas dalam berbuat itu saat kita berharap apa apa, ketika melakukan sesuatu. Jika ada sedikit saja harapan saja muncul, maka berarti tingkat keihlasan berkurang. Begitu juga ketika apa yang kita lakukan kemudian diceritakan kepada banyak orang, maka berarti mulai muncul benih benih atas apa yang disebut riya’. Beberapa ulama menyebut, riya adalah perbuatan yang dilakukan bukan karena mengharap keridhaan Allah swt., akan tetapi berharap pujian dan kehormatan di mata manusia lainnya. Dalam Islam riya’ disebut juga sebagai syirik kecil yang dapat merusak dan membuat ibadah dan segala amal baik, tidak bernilai di hadapan Allah swt. Jika ini yang terjadi, sungguh amat merugi kehidupan ini, karena syirik itu adalah salah satu kesalahan yang tidak terampuni.

Agar tidak masuk dalam katagori riya’, manusia harus lebih hati hati dalam memberitahukan apa yang dilakukan kepada orang lain. Kalaupun harus disampaikan, ungkapkan sebagai bagian dari tahaddus binnikmah (memberitahukan kenikmatan yang diterima dari Allah swt., atau bisa juga bagian dari menyemangati orang lain, agar berbuat yang serupa dengan cara yang lebih baik dan lebih elegan.

Dengan demikian, tidak masuk dalam katagori riya’, akan tetapi dapat menjadi bagian dari menyemangati orang lain untuk berbuat lebih baik, sehingga terus terjadi peningkatan kualitas kehidupan ummat manusia. Semangat inilah yang diperlukan agar kehidupan penuh dengan kedamaian, ketentraman, dan kenyamanan.

Pendek kata, dengan kebaikan yang meningkat, maka hari ini akan selalu lebih baik dari hari sebelumnya dan hari esok akan bisa lebih baik dari hari ini. Dan yang terpenting, semua kebaikan tersebut tersampaikan tanpa ada niat berharap dari fihak lainnya. Bagaimana dengan sahabat ngopi pagi semua ???

***

*) Penulis Noor Shodiq Askandar adalah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

_________

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES