Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Pemuda Islam dan Pemikiran Era Kontemporer

Jumat, 26 Maret 2021 - 15:52 | 53.32k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Memasuki abad 21 seperti sekarang ini banyak bertebaran kata-kata mutiara yang keluar disetiap individu, Kemunculan fenomena pemikiran baru menjadi respon untuk kalangan umat manusia. Terjadi banyak peristiwa baik dalam maupun luar negeri, dinamika sosial politik yang muncul dari negeri sendiri, berita yang bertebaran baik positif maupun negatif, Peristiwa tersebut menjadi garis antara pemikiran modern dan pemikiran kontemporer.

Kontemporer memiliki makna masa kini, perubahan menuju perbaikan, keadaan yang dicampuri dengan kehidupan modern. Pemikiran kontemporer adalah membaca pikiran ulama dan pemuda islam dengan mengarah ke pemikiran progresif.

Problem utama dari pemikiran islam ialah sikap terhadap tradisi dan modernitas. Keberadaan modernitas menjadi isu pokok dalam pemikiran islam, berbeda dengan pemikiran islam tradisional atau yang kita sebut dengan pemikiran konservatif yang selalu berkenaan dengan pemikiran yang memegang teguh masa lampau atau tradisi-tradisi terdahulu.

Para intelektual islam dalam menyikapi kondisi umat berpandangan kepada pembebasan diri dapat mengeluarkan pintu ijtihad seluas-luasnya, Kebebasan memberikan penafsiran doktrin agama dan mengkaji ulang tradisi keagamaan kaum muslimin.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Menurut Mutrofin karakteristik yang ada pada ulama’ kontemporer, diantaranya: memposisikan Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk, memiliki penafsiran hermeneutic (Hermeneutic ialah kemampuan ulama memberikan pemahaman teks klasik yang diarahkan ke pemahaman kontekstual),  spirit Al-Quran dalam dimensi kontekstual dan orientasi, berpikir ilmiah, kritis dan non-sekterian.

Dari Quraish Shihab mengatakan “Disisi lain para pemikir-siapa, kapan, dan apa pun objek pemikirannya tak dapat melepaskan diri dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial budaya masyarakat, serta kecenderungan pribadi masing-masing. Dari sini lahir aneka pendapat keislaman yang beragam, khususnya dalam rincian ajarannya”.

Dapat diambil sebuah gagasan, bahwa dunia yang ditinggali manusia perlahan-lahan akan mengalami perubahan. Perubahan menuju pembaharuan yang dikuasai oleh perkembangan iptek, kondisi sosial budaya yang mengarah ke rasionalitas. 

Pemikiran kontemporer dijelaskan dalam Al-Qur’an , QS. Ar-Ra’du ayat 3, “Dan Dia menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai diatasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan. Dia menutupkan malan kepada siang. Sungguh , pada yang demikiam itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir”.

Hadist Nabi SAW bersabda : Wahai manusia pikirkanlah tentang Tuhanmu, dan saling berwasiatlah kamu dengan akal maka kamu akan mengetahui sesuatu yang diperintahkan kepadamu dan apa yang kamu dialrang padanya (HR. Dawud bin Muhbir).

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Ayat dan hadist diatas sangat jelas sekali, sebagai pemuda dan ulama’ mendorong dan menganjurkan para pemuda untuk berpikir, Ditambah lagi denagn perkembangan zaman yang tidak bisa ditolak. Berpikir, berijtihad dalam kemaslahatan umat. Supaya masyarakat tidak terjerumus atau termakan kabar-kabar hoax yang bisa memecah belah persatuan bangsa. Seseorang yag mau memikirkan dan memahami sesuatu, pasti dia akan memetik hikmah dari apa yang dia pelajari. Hikmah tersebut akan menjadi pedoman bagi dirinya dan kemaslahatan umat.

Hakikat pemuda ialah manusia muda yang sedang tumbuh dan berkembang, Pemuda mempunyai karakteristik tersendiri dalam pertumbuhan dan perkembangannya menuju kedewasaan. Sikap yang harus dimiliki para pemuda islam di zaman ini ialah pandai-pandai dalam urusan beragama jangan termakan dengan adanya hoaks, selalu berusahan menganalisis (berpikir kritis) tentang kejadian yang terjadi, mampu memfilter dai adanya perbedaan pendapat, selalu memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang baik, berusaha menjadi pemuda yang beriman dan taqwa, dan selalu belajar dari teladan kita baginda nabi agung Muhammad SAW. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES