Gaya Hidup

Desainer Berbakat dari Jember Ronie Parero, Sempat Ditentang Keluarga dan Diremehkan Orang

Rabu, 24 Maret 2021 - 13:04 | 95.18k
Ronie Parero, desainer busana asal Jember di salah satu panggung yang pernah diikutinya. (Foto: Ronie Parero for TIMES Indonesia)
Ronie Parero, desainer busana asal Jember di salah satu panggung yang pernah diikutinya. (Foto: Ronie Parero for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Tidak banyak orang tahu bahwa Kabupaten Jember, Jawa Timur memiliki sejumlah desainer berbakat yang melanggeng di pentas nasional. Salah satunya adalah Ronie Parero.

Desainer muda yang saat ini tinggal di Desa Sumberbaru, Jember tersebut telah merintis karirnya sejak lama.

Dalam merintis karirnya sebagai desainer, Ronie Parero pernah mengalami pasang surut. 

Bahkan, desainer berusia 28 tahun ini sempat tidak mendapat dukungan dari orangtuanya yang berlatar belakang bidang kesehatan. Mereka ingin putranya itu mengikuti jejak mereka. Yakni sama-sama menekuni bidang kesehatan. Bahkan orangtuanya enggan untuk membiayai atau memberikan modal kepadanya untuk mewujudkan mimpinya itu. 

“Dari keluarga sendiri semuanya rata-rata di kesehatan, sampai saat SMA saya tuh dipaksa kuliah di kesehatan juga. Kalau tidak di kedokteran minimal masuk di keperawatan. Namun dari hati saya, itu bukan passion-ku,” kata Ronie saat berbincang dengan TIMES Indonesia di Grand Cafe, Jalan Jawa, Jember, beberapa waktu lalu.

Namun, penolakan dari keluarga tersebut tidak menghalangi dirinya untuk terus melanjutkan perjuangan mewujudkan mimpinya menjadi desainer.

Dengan bermodalkan bakat menggambar dan juga passion di dunia fashion, Ronie akhirnya mendapatkan momentumnya sendiri dengan bergabung di Jember Fashion Carnaval (JFC).

Di bawah bimbingan Dynand Fariz, mendiang desainer ternama asal Jember sekaligus pendiri JFC, Ronny dapat semkin mengembangkan bakatnya.

Selain itu, sebelum fokus di dunia desainer busana, alumnus MAN 1 Jember itu sempat menjadi Wardrobe di salah satu stasiun televisi nasional. Ia juga sempat mengikuti beberapa kompetisi. 

“Dulu mengikuti kompetisi lomba dan pada akhirnya mendapat tawaran dari Mustika Ratu saat masih duduk di bangku sekolah menengah. Sering juga mengikuti kompetisi sampai akhirnya saya mencoba bekerja di salah satu stasiun televisi TransTv sebagai Wardrobe,” lanjut desainer kelahiran Lumajang itu.

Di awal karirnya, dirinya mengaku masih sering diremehkan orang. Namun hal itu tidak membuat Ronie berkecil hati, bahkan semakin melecut tekadnya untuk menjadi seorang desainer profesional. Jerih payahnya pun terbayarkan.

“Saya pernah bikin baju pesta paling murah seinget saya mematok harga Rp 300 ribu, dan sekarang saya sudah menghasilkan gaun pesta minimal Rp 3 juta dan paling mahal saya pernah mematok harga sebesar Rp 25 juta,” ungkapnya.

Rintangan demi rintangan Ronie hadapi demi tercapainya menjadi desainer profesional.

Ronie bercerita bahwa karena sangat ingin mendalami dunia fashion sebagai desainer dirinya sampai tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Namun, akhirnya dia memperoleh beasiswa untuk menimba ilmu di ESMOD Jakarta yang merupakan sekolah fashion terbaik yang ada di Indonesia.

Saat ini Ronie menjadi desainer tetap dari Tiara Andini yang merupakan musisi Indonesia jebolan dari ajang pencarian bakat Indonesia Idol. 

Sejumlah busana desainnya juga pernah dikagumi oleh desainer kondang Ivan Gunawan, yang saat itu digunakan oleh Bella Aprilia yang merupakan seorang model dan ratu kecantikan Indonesia Miss Intercontinental Indonesia 2020.

“Ketika desain saya kemarin digunakan oleh Bella Aprilia lalu dipuji oleh Ivan Gunawan. Ketika Ivan Gunawan mengagumi desain busana saya, dan tidak tahu bahwa saya yang desain rasanya itu adalah suatu kebanggaan,” kenangnya.

Ronnie juga merencanakan bahwa ia akan membuka butik di Surabaya dengan konsep busana ready to wear

Menurutnya, Surabaya merupakan kota metropolitan di Jawa Timur yang menjanjikan untuk membuka butik.

“Untuk ke depannya saya ingin membuka galeri di Surabaya, tapi itu khusus yang ready to wear, atau pakaian yang bisa dipakai sehari-hari. Dan juga menurut saya peminat fashion di Surabaya lebih banyak,” tutup Ronie Parero. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES