Peristiwa Internasional

Rakyat Myanmar Mengubah Taktik Sehari Tanpa Turun ke Jalan

Rabu, 24 Maret 2021 - 12:31 | 19.36k
Postingan Civil Disobedience Movement Daam tweetnya tampak jalanan di kota kota besar mauoun kecil di Myanmar lengang setelah rakyat Myanmar merubah taktik diam di rumah.(FOTO: Civil Disobedience Movement via Al Jazeera)
Postingan Civil Disobedience Movement Daam tweetnya tampak jalanan di kota kota besar mauoun kecil di Myanmar lengang setelah rakyat Myanmar merubah taktik diam di rumah.(FOTO: Civil Disobedience Movement via Al Jazeera)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rakyat Myanmar, hari ini, Rabu (24/3/2021) mengubah pola pembangkangannya terhadap rezim militer, yakni diam di rumah, toko-toko dan kantor tutup.

Upaya itu merupakan bagian dari gerakan mereka dalam protes yang tidak menempatkan orang pada risiko kekerasan oleh junta militer.

Dilansir Al Jazeera, puluhan ribu bisnis dan perusahaan tutup akibat pemogokan tersebut, sehingga menyebabkan banyak kota besar dan kecil kegiatan ekonominya terhenti.

Keadaan di jalan-jalan yang biasanya dipenuhi pengunjukrasa menentang kudeta militer, tampak lengang. Tak satupun manusia dan kendaraan yang lewwt.

Reuter juga melansir, aktivis Myanmar tetap merencanakan lebih banyak protes anti-kudeta pada hari Rabu, meskipun ada pemogokan diam-diam dengan banyak bisnis karena tutup dan seruan kepada orang-orang untuk tinggal di rumah.

Hal ini terjadi sehari setelah seorang gadis berusia tujuh 7 tahun meninggal dunia ditembak tentara di pangkuan ayahnya di dalam rumahnya sendiri di Mandalay.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi itu juga mengadakan lebih banyak kegiatan malam dengan menyalakan lilin sambil berjaga seperti di distrik ibu kota komersial Yangon dan di Thahton di Negara Bagian Mon.

Aksi berjaga-jaga itu dilakukan setelah staf pada upacara pemakaman di Mandalay mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa bahwa seorang gadis berusia tujuh tahun telah meninggal karena luka tembak di kota itu.

Khin Myo Chit, 7, adalah korban termuda sejauh ini dalam tindakan keras berdarah buntut kudeta 1 Februari.

Tentara menembak ayahnya tetapi kemudian memukul gadis yang duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka, kata saudara perempuannya kepada outlet media Myanmar Now. "Dua pria juga tewas di distrik itu," katanya.

Pihak militer tidak segera mengomentari insiden tersebut.

Terinspirasi permainan kucing dan tikus, aktivis pro-demokrasi mengubah taktik dan dengan mengadakan pemogokan diam-diam pada hari Rabu.

"Tidak ada keluar ke jalan. Tidak ada toko. Tidak ada pekerjaan. Semua ditutup. Hanya untuk satu hari ini," kata Nobel Aung, seorang ilustrator dan aktivis kepada Reuters.

Postingan di media sosial menunjukkan dalam aksi mogok, diam di rumah dan menutup berbagai bisnis mulai dari ride hailers hingga apotek di sejumlah wilayah di kota-kota besar dan kecil di Myanmar menjadikannya terlihat lengang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES