Peristiwa Internasional

Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh Terbakar, 15 Orang Ditemukan Meninggal

Selasa, 23 Maret 2021 - 19:02 | 40.28k
Pengungsi Rohingya di kamp penampungan di Bangladesh berlarian menyelamatkan diri saat  api besar melahap gubuk-gubuk merka.(FOTO:Reuters)
Pengungsi Rohingya di kamp penampungan di Bangladesh berlarian menyelamatkan diri saat  api besar melahap gubuk-gubuk merka.(FOTO:Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh terbakar, hingga Selasa (23/3/2021) sore PBB menyatakan 15 orang meninggal dunia dan 400 lainnya masih dinyatakan hilang.

"Ini sangat besar, sangat menghancurkan," kata Johannes van der Klaauw dari UNHCR, yang bergabung dalam briefing Jenewa secara virtual dari Dhaka, Bangladesh seperti dilansir Reuters.

"Kami masih memiliki 400 orang yang belum ditemukan, mungkin di suatu tempat di reruntuhan," tambahnya.

Dia menambahkan, UNHCR mendapatkan laporan tentang 560 orang terluka dan 45.000 orang lainnya mengungsi dari kamp. Pejabat Bangladesh masih  menyelidiki penyebab kebakaran besar itu

Api melalap kamp Balukhali dekat kota tenggara Cox's Bazar pada Senin malam, membakar ribuan gubuk membuat para pengungsi menyelamatkan diri dengan membawa harta mereka sekenanya.

“Kami mendapat informasi para korban, diantaranya tiga anak-anak dimakamkan tadi malam. Hari ini empat korban jiga  ditemukan dalam kondisi sulit dikenali," kata Zakir Hossain Khan, pejabat senior polisi.

"Penyebab kebakaran masih belum diketahui," tambah Khan melalui telepon dari kamp. Pihak berwenang sedang menyelidiki untuk menentukan penyebab kebakaran.

Sanjeev Kafley, kepala delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Bangladesh mengatakan, lebih dari 17.000 tempat penampungan telah hancur dalam kobaran api itu dan puluhan ribu orang mengungsi.

"Api menyebar di empat bagian kamp yang menampung sekitar 124.000 orang, sekitar sepersepuluh dari lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya di daerah tersebut," tambahnya.

"Saya telah berada di Cox's Bazar selama tiga setengah tahun dan belum pernah melihat kebakaran seperti itu," katanya kepada Reuters.

Orang-orang ini telah mengungsi dua kali itu kebanyakan sudah  tidak memiliki apa-apa lagi yang tersisa.

Beberapa saksi mata mengatakan bahwa pagar kawat berduri di sekitar kamp menjebak banyak orang, melukai beberapa orang dan menyebabkan badan-badan kemanusiaan internasional menyerukan pencabutannya.

Organisasi kemanusiaan Refugees International, yang memperkirakan 50.000 orang telah mengungsi, mengatakan tingkat kerusakan mungkin tidak diketahui untuk beberapa waktu.

"Banyak anak hilang, dan beberapa tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri dipasang di kamp," katanya dalam sebuah pernyataan.

John Quinley dari Fortify Rights, sebuah organisasi hak asasi yang bekerja dengan Rohingya, mengatakan dia telah mendengar laporan serupa, menambahkan pagar telah menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan layanan vital di kamp-kamp di masa lalu.

"Pemerintah harus menghilangkan pagar dan melindungi pengungsi. Sekarang telah terjadi sejumlah kebakaran besar di kamp-kamp termasuk kebakaran besar di bulan Januari tahun ini. Pihak berwenang harus melakukan penyelidikan yang tepat atas penyebab kebakaran tersebut," ujarnya.

Sebagian besar orang di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017 lalu di tengah tindakan keras pimpinan militer terhadap Rohingya yang menurut penyelidik PBB dieksekusi dengan 'niat genosida'. Namun tuduhan itu dibantah oleh Myanmar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES