Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Pengaruh Nilai Pragmatisme dalam Pendidikan Islam

Selasa, 23 Maret 2021 - 14:23 | 162.73k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam dunia filsafat, aliran pragmatis masuk kedalam aliran post-modernisasi. Pragmatis yakni pembelajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Dalam kriteria filsafat, pragmatis ini  ialah suatu teori atau hipotesis dianggap benar jika membawa suatu hasil atau faedah.

Menurut John Dewey dalam filsafat pendidikannya yang tercantum dalam bukunya Experience and Education, mengatakan bahwa pengalaman sebagai rangkaian kontiunitas pengalaman. Artinya, tiap pengalaman itu seseorang dapat mengambil sesuatu atau hikmah dari pengalaman sebelumnya dan mengubahnya dengan cara tertentu sehingga memiliki kualitas pengalaman di sesudahnya. Dewey juga menjelaskan jika penyelidikan berkaitan dengan penyusunan kembali pengalaman yang dilakukan dengan sengaja.  

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Menurut Noor Amirudin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, mengatakan  bahwa pragtisme dan pendidikan ditinjau dari dua sudut pandang yakni, peserta didik dan pendidik. Dari segi pragmatis, peserta dididk ialah subyek yang memiliki pengalaman. Kecerdasan yang dimiliki untuk memecahkan masalah. Selanjutnya peserta didik menghadapi problem yang menyebabkan tindakan penuh dari pemikiran reflektif.  Kemudian ditinjau dari segi pendidik, dalam konteks pragmatis pendidik ialah pendamping peserta didik dalam pengalaman pendidikannya. Artinya pendidik ini diposisikan sebagai penasihat, pemandu atau pengarah segala aktivitas peserta didik.

Dalam pendidikan hendaknya menciptakan sebuah pengalaman yang merangsang pengetahuan, keingintahuan, memperkuat inisiatif dan melahirkan tujuan hidup dari peserta didik Darai pengalaman itula peserta didik dapat mengembangkan bakat yang ada pada dirinya. Pendidiknya pun sangat perlu memiliki sikap empatik terhadap apa yang dipikirakan oleh peserta didiknya, oleh karena itu pendidik tidak sekedar paham prinsip umum yang berkenaan dengan pengalaman aktual dari pembentukan lingkungan, keadaan fisik dan sosial.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Penerapan pragmatis ini dalam dunia pendidkan pun mengalami beberpa kendala diantaranya, kontinuitas pengalaman peserta didik yang ada di sekolah dan kurikulum yang ada di Indonesia ini selalu berganti-ganti (fleksibel). Bagaimana nilai pragmatis ini diterapkan oleh lembaga sekolah khususnya lembaga pendidikan islam dan peserta didik sebagai subyeknya ?

Arti pragmatis dari kamus KBBI ialah bersifat praktis dan berguna bagi umum, lebih mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan. Bila dikaitkan dengan pemikiran pragmatis ialah proses menalar dengan menggunakan nilai-nilai praktis dan untuk kebaikan disekitarnya. Nilai pragmatis yang diterapkan ini terkenal sebagai metode dalam mengambil keputusan melakukan tindakan atau menyangkut suatu kebijaksanaan tertentu.

Jika dikaitkan dengan pendidikan islam, nilai pragmatis memiliki peran yang sangat penting, karena pendidikan islam sudah tercantum pada sesuai dari Standart Pendidikan Nasional yang sekarang ini telah terselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang ada. Dari analisis di periode sebelumnya, kurikulum pendidikan di indonesia sudah mengalami beberapa kali pergantian. Pergantian tersebut memang disebabkan oleh suatu hal dan yang paling paten sekarang ialah terlakasananya Kurikulum 2013, didalamnya pun menyebutkan pendidikan islam sebagai pembentukan karakater pada siswa-siswanya.

Melansir kebutuhan dalam kehidupan tentunya akan suatu perubahan yang mengharuskan manusia untuk terus berinovasi. Seperti yang dialami oleh peserta didik di zaman ini. Pengalaman yang sudah dimiliki hendaknya diekmbangkan lagi untuk membuahkan sebuah hasil atau manfaat. Dunia pendidikan islam pun juga begitu. Bakat yang dimiliki peserta didik itu dibimbing lagi agar pengalaman tersebut dapat diamalkan dikemudian hari. Kemampuan dalam menyampaikan risalah sangat diperlukan. Terlebih lagi era kontemporer sangat berpengeruh terhadap karakter.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES