Gaya Hidup

Sisi Lain, Stigma dari Electronic Dance Music

Senin, 22 Maret 2021 - 12:07 | 62.99k
Electronic Dance Music (EDM) sebagai genre yang dekat dengan anak muda. (Foto: hipwee.com)
Electronic Dance Music (EDM) sebagai genre yang dekat dengan anak muda. (Foto: hipwee.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTAElectronic Dance Music atau EDM merupakan musik yang kerap menemani berdansa. Musik ini biasanya dimainkan di klub-klub malam. Genre musik ini populer ditahun 1980-an dari Amerika dan Eropa.

Selain dari Amerika dan Eropa, lagu EDM juga ada yang berasal dari Indonesia. Lagu tersebut antara lain All Good oleh Dipha Barus, Salah oleh Soundwave, Midnight Quickie oleh Velvet Thorns, dan yang banyak dikenal Lathi dari Weird Jenius.

Akan tetapi, di kalangan orang dewasa EDM kurang begitu diminati karena kerap dikaitkan dengan narkoba. Berikut stigma yang kerap dikaitkan dengan EDM.

1. Selalu Dikaitkan dengan Narkoba

Ini adalah hal yang umum menjadi stereotype masyarakat tentang musik EDM yang kerap dipakai di klub malam tersebut. Padahal, untuk menikmati musik EDM setelah kita lihat beberapa contoh musik EDM dari Indonesia, kita tidak perlu memakai barang terlarang juga. Selain itu, masyarakat yang pergi ke festival musik EDM tidak semata-mata hanya untuk mabuk. 

2. Outfit EDM

Hal ini dikarenakan EDM sering digunakan untuk musik clubbing, maka pakaian yang dikenakan pun biasanya cenderung terbuka, ketat, maupun pendek. Akan tetapi, dilansir dari brilio.net hal tersebut bukan merupakan suatu keharusan. Pernah diketahui juga ada masyarakat yang pergi ke gestival musik EDM menggunakan kostum Sailor Moon dan ada juga yang menggunakan sandal jepit. Dari ulasan ini, semakin membuka pikiran masyarakat jika EDM memang hanyalah genre musik biasa yang hanya untuk dinikmati. Tidak ada kaitan dengan stigma negatif yang selama ini beredar. 

3. Budaya Hedonisme

Tak kalah penting dari stigma lainnya, slogan free and be yourself  disalahartikan sebagai musik untuk ajang hura-hura. Jika melihat ulasan sebelumnya, untuk menikmati musik ini tidak selalu diperlukan biaya yang tinggi apalagi dijaman digital seperti saat ini. Selain itu label tersebut cukup kuat dengan dihadirkannya DJ (Disc Jokey) ternama yang merupakan simbol dari brand tertentu di setiap festival musik EDM. 

Itulah ulasan mengenai Electronic Dance Music atau EDM dan stigma yang melekat hingga saat ini. Dengan munculnya lagu-lagu dari Indonesia, EDM akan semakin dapat diterima oleh masyarakat secara lebih luas dan perlahan menghilangkan stigma buruknya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES