Peristiwa Internasional

Penulis Terkenal Mesir Nawal El Saadawi Tutup Usia

Senin, 22 Maret 2021 - 09:23 | 37.59k
Sosok penulis dan feminis asal Mesir, Nawal El Saadawi. (FOTO: Getty Images)
Sosok penulis dan feminis asal Mesir, Nawal El Saadawi. (FOTO: Getty Images)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penulis terkenal yang juga pejuang hak asasi perempuan asal Mesir, Nawal El Saadawi tutup usia. Ia meninggal dunia pada usia 89 tahun.

Menurut keterangan putri almarhumah Mona Helmy, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (21/3/2021), El Saadawi meninggal di rumah sakit Kairo setelah menderita penyakit yang lama.

Selain sebagai penulis yang produktif, Nawal El Saadawi dikenal sebagai pejuang hak-hak perempuan di dunia Arab.

Buku karyanya berjudul Women and Sex pada 1972 membuatnya terkenal. Buku ini sempat dilarang di Mesir selama dua dekade. Dikutip dari CNN, Setelah buku itu terbit, dia kehilangan pekerjaannya sebagai Direktur Kesehatan Masyarakat pada Kementerian Kesehatan Mesir.

Ia makin terkenal dengan karya novel Women at Point Zero tahun 1975 yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dia juga menulis buku 'Memoar dari Penjara Perempuan'. Dia menentang praktik sunat perempuan (female genital mutilation).

El Saadawi dikenal sebagai feminis yang sangat terbuka. Dia menulis tentang topik kontroversial, termasuk poligami dan sunat pada wanita.

Nawal El Saadawi lahir di desa Kafir Tahla pada tahun 1931. Ia menghasilkan lebih dari 55 buku. 

El Saadawi adalah pendiri dan presiden dari Asosiasi Solidaritas Perempuan Arab dan salah satu pendiri Asosiasi Arab untuk Hak Asasi Manusia.

Pada 1981, ia mendirikan majalah feminis Al Moawgaha atau Konfrontasi.

Pada tahun 1993, El Saadawi pindah ke Carolina Utara, Amerika Serikat bekerja untuk Universitas Duke, di mana dia menjadi penulis di departemen bahasa Asia dan Afrika selama tiga tahun.

Dia kembali ke Mesir dan pada tahun 2005 mencalonkan diri sebagai presiden tetapi membatalkan pencalonannya setelah menuduh pasukan keamanan tidak mengizinkannya mengadakan demonstrasi. 

Buku-bukunya yang luar biasa dan kritis yang diterbitkan dalam lusinan bahasa juga ditujukan pada feminis Barat, termasuk temannya Gloria Steinem. Dia mengkritisi kebijakan para kepala negara seperti invasi mantan Presiden AS George W Bush ke Irak dan Afghanistan.

“Kami tidak memiliki feminis lagi. Feminisme bagi saya adalah untuk melawan patriarki dan kelas dan untuk melawan dominasi laki-laki dan dominasi kelas. Kami tidak memisahkan antara penindasan kelas dan penindasan patriarkal," katanya.

Pada 2005, El Saadawi dianugerahi Inana International Prize di Belgia. Pada tahun 2020, Majalah Time menobatkannya dalam daftar 100 Wanita Tahun Ini.

“Saya bisa menggambarkan hidup saya sebagai kehidupan yang dikhususkan untuk menulis,” kata El Saadawi.

Nawal El Saadawi telah tutup usia. Ia meninggalkan seorang putri dan seorang putra. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES