Peristiwa Internasional

Empat Tentara Myanmar Terbunuh

Senin, 22 Maret 2021 - 08:16 | 34.69k
Mobil milik militer yang diketemukan di sebuah jurang di Negara Bagian Shan dalam kondisi hangus terbakar.(FOTO:The Irrawaddy)
Mobil milik militer yang diketemukan di sebuah jurang di Negara Bagian Shan dalam kondisi hangus terbakar.(FOTO:The Irrawaddy)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Empat tentara Myanmar, dua diantaranya perwira terbunuh dengan tubuh terikat tali di sebuah lubang dekat desa Lelhton dan kendaraan mereka terbakar di jurang.

Ribuan penduduk desa dari tiga desa di Kotapraja Pekon, Negara Bagian Shan meninggalkan rumah karena takut militer balas dendam.

Rezim militer  seperti dilaporkan The Irrawaddy, kehilangan kontak dengan empat tentara itu sejak Sabtu saat mereka mengadakan perjalanan menuju Kotapraja Pekon ketika di tengah perjalanan mereka menghadapi massa.

Rezim mengancam akan melakukan tindakan ekstrim terhadap mereka yang terlibat. Sejauh ini empat orang telah ditahan.

Sumber mengatakan sejak 17 Maret, militer, mengklaim bahwa keempat tentara itu hilang bersama petugas lainnya saat menggerebek desa-desa di Negara Bagian Shan dekat perbatasan Negara Bagian Kayah dengan menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam terhadap penduduk desa yang memprotes penempatan mereka.

Militer dilaporkan menduduki gereja, sekolah dan rumah penduduk untuk dipakai sebagai barak pasukannya dalam upaya mereka menghadapi penduduk desa yang berunjukrasa.

Pada hari Kamis, 20 penduduk desa dan Ko Khun Myo Hlaing Win, anggota komite pemogokan umum anti-rezim Negara Bagian Kayah yang telah berkonsultasi dengan militer untuk menjamin pembebasan penduduk desa, juga ditahan.

Ko Khun Myo Hlaing Win, yang dibebaskan pada 19 Maret, mengatakan kepada The Irrawaddy pada hari Minggu bahwa penduduk desa telah disiksa sampai mereka tidak sadarkan diri dan tuli selama interogasi.

Dia mengatakan 18 dari 20 penduduk desa dibebaskan oleh militer setelah penyelidikan mereka.

Sekitar 200 tentara dilaporkan dikerahkan di Lelhton. Lebih dari 1.500 warga desa dari Lethton, Wari Taung Chay dan Saungkan memilih melarikan diri untuk menghindari penangkapan.

"Militer mestinya mundur dari desa agar peneuduk bisa kembali ke rumah mereka,” kata Ko Khun Myo Hlaing Win.

Di Wilayah Sagaing, ribuan penduduk dari lima desa di Kotapraja Depayin telah meninggalkan rumah mereka setelah militer menduduki rumah-rumah mereka sebagai tanggapan atas insiden yang menewaskan dua petugas polisi dan seorang kapten polisi terluka pada 17 Maret.

Puluhan ribu orang di seluruh Myanmar telah turun ke jalan siang dan malam untuk menentang rezim.

Pasukan keamanan selama itu  telah menindak protes damai anti-rezim menggunakan peluru tajam, peluru karet, gas air mata, granat kejut dan senapan angin yang mematikan yang menembakkan peluru timah.

Para sniper militer Myanmar dikerahkan dan mereka telah membunuh lebih dari 240 pengunjuk rasa damai anti-rezim sejak mereka melakukan kudeta 1 Februari 2021. Hampir semua korban ditembak kepalanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES