Peristiwa Daerah

Soal Cabai Dicat di Banyuwangi, Pembeli Ditawari Ganti Rugi Hingga Dipanggil Polisi

Minggu, 21 Maret 2021 - 20:11 | 201.11k
Ilustrasi - Seseorang sedang mewarnai cabai dengan cat kimia. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Seseorang sedang mewarnai cabai dengan cat kimia. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Seorang nenek yang membeli cabai rawit yang diwarnai cat di Banyuwangi, Suryati (73) mengaku sempat ditawari ganti rugi oleh si pedagang sayur keliling (mlijo). Ganti rugi tersebut senilai Rp 11 ribu, yakni sesuai dengan harga beli 1 ons cabai rawit yang dibelinya.

"Besoknya sempat mau dikembalikan senilai uang beli cabai. Cabai (cabai dicat) yang sudah terlanjur dibeli suruh dibuang saja," kata Suryati kepada TIMES Indonesia, Minggu (21/3/2021).

Namun nenek yang merupakan warga Dusun Sidoagung, Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo tersebut menolak. Menurutnya, peristiwa tersebut cukup dijadikan sebagai pembelajaran. Agar setiap masyarakat bisa waspada ketika hendak mengkonsumsi apapun.

"Cuman kehilangan 11 ribu saja saya beneran tidak apa-apa. Saya kan beli dan uang itu rejekinya yang menjual. Saya tidak ada penyesalan. Yang penting semua selamat, tidak sampai memakan," kata Suryati.

Nenek ini juga mengaku, kalau keluarganya sudah menjadi pelanggan tetap dari pedagang sayur keliling tersebut. Setiap pagi, dirinya atau anggota keluarga lainnya selalu membeli keperluan dapur dari penjual sayur keliling tersebut.

"Pagi tadi masih jualan. Cuman tidak beli cabai. Hanya tempe saja. Rumahnya dekat sini. Sudah jadi langganan," katanya.

Namun saat ditanya dapat cabai darimana, menurut kesaksian Suryati si pedagang sayur keliling tersebut mengatakan mendapatkannya langsung dari petani.

Berbau Menyengat Cat Minyak

Sementara salah satu anggota keluarga lainnya, Novi Hanifah (29) juga mengungkapkan kesaksiannya. Menurut wanita yang tengah hamil 6 bulan ini, cabai yang dicat tersebut saat dimasak berbau menyengat.

Bau menyengat ini keluar saat cabai sedang ditumis dengan minyak goreng panas. Semakin diaduk, cabai tersebut luntur. Seperti mengeluarkan cairan berwarna oranye. Dari penciuman Novi, bau menyengat tersebut mirip bau cat minyak.

"Baunya menyengat. Semacam bau-bau cat baru dibuka. Warnanya kan agak kemerahan cabainya, setelah luntur jadi agak-agak putih," sambung Novi, menimpali perbincangan wartawan dengan nenek Suryati.

Dari pengelihatan Novi, cabai tersebut secara kasat mata tidak nampak jika sudah dicat. Namun, kecurigaan Novi muncul ketika melihat warnanya yang sangat cantik. Secara tekstur, cabai tersebut berwarna cerah dan mengkilap.

"Cabainya gemuk-gemuk. Warnanya itu merah cerah dan mengkilap. Ada batangnya juga masih hijau-hijau. Cuman nggak kelihatan kalau ini dicat," kata Novi.

Teror dan Menggembok Kulkas

Masih kesaksian Novi, setelah video testimoni soal cabai rawit yang dicat viral di media sosial. Saudara sepupunya, Agung Prasetyo Hadi (31) alias si pemilik akun Facebook Agung Emfet Putra Blambangan sempat ketakutan. Ini karena, banyak pihak yang mencoba melakukan teror.

"Ceritanya banyak yang nakut-nakutin. Katanya kalau bikin video itu bisa dipenjara karena hoaks. Jujur kami takut. Karena memang ini beneran. Kami juga orang awam yang tidak tahu hukum," kata Novi.

Menurut Novi, sepupunya tersebut sempat melarang dirinya dan si nenek Suryati untuk membuang cabai tersebut. Saking takutnya, sisa cabai dan tumis bumbu yang luntur cat dari cabai dimasukkan kedalam kulkas dan digembok.

"Pesan sama saya dan mbah, jangan dibuang. Terus cabainya dimasukkan kulkas dan dirantai," katanya.

Masih dalam Pemeriksaan Polisi

Aparat Kepolisian telah menindaklanjuti video viral tentang cabe rawit yang diduga dicat. Agung Prasetyo Hadi (31) selaku pengunggah video di akun Facebook Agung Emfet Putra Blambangan saat ini sedang dimintai keterangan di Polresta Banyuwangi. Dari kesaksian keluarga, Agung tidak pulang kerumahnya sejak semalam.

"Tadi malam diajak ke Polres. Katanya mau dimintai keterangan. Barang buktinya juga dibawa semua," sambung nenek Suryati.

Saat dikonfirmasi, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menyatakan telah memanggil seseorang berinisial A untuk dimintai keterangan.

"Kita mengamankan satu orang yang diduga merekam dan menyebarluaskan viralnya video cabai yang diduga dilumuri cat warna oranye. Sementara dimintai keterangan," kata Kapolresta.

Dalam persoalan ini, menurut Arman, Kepolisian masih mencari fakta dan melakukan penyelidikan tentang persoalan ini.

"Untuk tindak lanjutnya kita akan lakukan penyelidikan yang lebih mendalam dengan mengambil atau menyita beberapa barang bukti yang ada di TKP," tegasnya.

Tidak hanya melakukan pendalaman saja, polisi juga akan mengambil uji laboratorium terhadap barang bukti cabai. Dari sinilah akan diketahui apakah kebenaran cabai yang dicat tersebut benar atau tidak.

"Nanti akan melangkah uji lab. Semua harus melalui pembuktian," tegasnya.

Semua Karena Rupiah

Ditemukannya dugaan adanya cabai yang dicat beredar di masyarakat luas, diduga dilandasi karena situasi saat ini. Di Banyuwangi saat ini, harga cabai rawit meroket tinggi. Hingga menyentuh di angka yang cukup fantastis.

Harganya pun bervariasi. Antara Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu perkilogram. Dari tiap-tiap pasar terdapat selisih kecil harganya.

Faktor inilah yang kemudian menjadi dugaan utama yang melandasi oknum-oknum yang sengaja ingin meraup keuntungan dengan cara tidak jujur.

Sejumlah jurus-jurus haram pun dilakukan. Tidak peduli dengan faktor keselamatan bagi calon pengonsumsi. Misalnya saja dengan memalsukan warna cabai. Yang semula masih putih (cabai muda) disulapnya menjadi merah merona layaknya cabai tua dan segar.

"Kalau dari kami, biasanya tengkulak itu beli kisaran harga Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu. Tergantung cabainya, bagus atau tidak. Kalau di pasar jelas lebih mahal," kata Sukidi, salah satu petani cabai rawit di Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.

Perlu diketahui, hingga berita ini ditulis, si penjual sayur keliling berikut si pengunggah video testimoni cabai yang dicat di Banyuwangi sedang menjalani pemeriksaan kepolisian. Seluruh barang bukti berupa cabai rawit telah diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES