Ekonomi

Harga Gabah Anjlok, Petani Tuban Bandingkan Saat Ini dengan Orde Baru

Minggu, 21 Maret 2021 - 19:21 | 43.82k
Para petani di wilayah Tuban selatan saat memanen dan menjual gabah (20/03/2021). (FOTO: Ahmad Istihar/ TIMES Indonesia) 
Para petani di wilayah Tuban selatan saat memanen dan menjual gabah (20/03/2021). (FOTO: Ahmad Istihar/ TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, TUBAN – Harga gabah anjlok kian membuat para petani kecewa, kenyataan pahit ini membuat banyak petani Tuban membandingkan masa orde baru zaman Alm Presiden Soeharto. Bagaimana tidak, petani merasakan betul ketersedian pupuk yang dibarengi kestabilan harga jual panen raya.

"Beda jauh dengan sekarang. Dulu zaman pak Harto gabah dijual ke KUD dengan harga stabil dibarengi kestabilan bea produksi olah lahan," terang petani asal Kecamatan Senori, Muntasir, Sabtu (20/03/2021)

Pria paruh baya saat didampingi putrinya ini menilai para petani pasca reformasi sampai zaman sekarang sedang mengalami masa sulit mulai bea produksi lahan pertanian dan ribetnya peroleh pupuk urea di musim tanam.

"Apalagi sejak Januari 2021 harga pupuk dan jenis lainnya mengalami kenaikan harga di kios pengecer," sambungnya

Para-petani-di-wilayah-Tuban-selatan-2.jpg

Muntasir menceritakan persoalan selain bea produksi melambung, juga hama penyakit tanaman tikus, wereng yang membuat kinerja petani kelimpungan untuk melakukan perawatan ektra agar produksi tanam dapat maksimal bila panen tiba. Ia juga mengatakan, jika dibandingan zaman Soeharto untuk memperoleh pupuk saat ini lebih sulit.

"Jamannya pak Soeharto, pupuk tidak sesulit saat ini, harga gabah juga stabil, hama tak seganas jaman sekarang, perawatan padi dulu relatif lebih mudah. Harga jual murah akan tetapi sepadan biaya produksi olah sawah," kenang petani Muntasir di rezim Soeharto yang peduli dengan sektor pangan pertanian.

Muntasir juga mengakui kesulitan petani dirasakan pasca reformasi sampai sekarang. Banyak kebijakan sektor pertanian hanya menjadi bahan candaan di pusat. Dirinya mencontohkan adanya program KUR pertanian, pupuk subsidi, alat pertanian atau Alsintan katanya buat petani atau penggarap, nyatanya hanya petani-petani atau pengurus tertentu saja dapat merasakannya.

"Petani penggarap persawahan tetap mengganti bea atau sewa alsintan. Sering saya mendengar progam-progam pemerintah untuk poktan atau gapoktan pertanian. Tapi buat itu-itu saja," kesalnya. 

Selain bea produksi, Muntasir menambahkan penderitaan petani kian bertambah kalau masuk musim panen melimpah, hal itu mengakibatkan harga jualnya cukup murah.

"Seperti harga jual gabah panen sekarang ini, menggunakan alat combine harvester harganya Rp 3800/ kg, untuk mesin perontok harganya Rp 2500/kg, bahkan ada yang Rp2000/kg," jelasnya. 

Para-petani-di-wilayah-Tuban-selatan-3.jpg

Ia juga mengatakan, setelah kalkulasi untuk pertanian tanaman padi dari mulai penanaman, perawatan dan panen tiba ternyata petani banyak merugi. Utamanya  tenaga manual fisik yang tidak pernah terkalkulasi.

"Saya mohon pemerintah segera bertindak menstabilkan harga gabah atau pertanian lain agar kedepannya tidak seperti sekarang ini,” harapnya. 

Kerugian yang dialami petani Tuban ini cukup beralasan sebab selain ribetnya skema pengambilan pupuk di tahun 2021 ini, penggarap lahan pertanian juga harus mengeluarkan bea tambahan untuk bea rawat tanaman mulai obat-obatan dan jenisnya yang harganya kian melambung.

"Ijek gampang jamane (Masih mudah zamannya) Soeharto sangat jauh. Pupuk bebas kita beli. Bea pemborong tenaga kerja tani terjangkau," pungkasnya.

Disisi lain, keluhan petani di daerah Tuban tidak lagi menciutkan nyali pemerintah Indonesia lewat peran dua kementerian, wacana impor 1 Juta ton Beras gari negara Thailand akan dilakukan pada bulan Maret ini dengan alasan iron stok.

Dua menteri Jokowi yang mewacanakan impor itu yakni Menteri Koordinator (Menko) bidang perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang tetap ngotot mendatangkan impor 1 juta ton beras.

Mendag Lutfi berdalih wacana impor beras sebagai strategi pemerintah untuk memastikan pemerintah tidak dapat diatur para cukong - cukong atau spekulan di sektor lingkaran ketahan pangan.

"Tidak ada, itu stabil setiap tahunnya. Ini adalah strategi pemerintah memastikan, kita tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini," kata Lutfi dikutip dalam diskusi virtual di YouTube Katadata Indonesia, Sabtu (20/03/2021)

Lutfi memaparkan impor beras demi menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga. Pasalnya, angka produksi beras dimiliki pemerintah sekarang ini bersifat proyeksi, dengan kata lain, tidak ada jaminan tiba-tiba berubah naik dan turun, tergantung dari cuaca di daerah penghasil lumbung beras.

"Oleh karena itu, iron stock atau cadangan dibutuhkan, jika kondisi panen beras tak semulus diperkirakan," imbuhnya

Dia juga menjamin beras impor 1 juta ton digunakan ketika ada kebutuhan mendesak. Seperti misalnya buat bansos, operasi pasar untuk stabilisasi harga pasar.

"Kalaupun misalnya angka ramalannya memang bagus, tapi harga naik terus, itu kan mengharuskan intervensi dari pemerintah untuk memastikan harga itu stabil," ujarnya

Dengan begitu, Lutfi menjelaskan, rencana impor beras tidak ada niatan pemerintah untuk menurunkan harga petani, terutama sekarang petani sedang panen raya di daerah - daerah.

"Tidak ada niat pemerintah menurunkan harga petani, terutama saat sedang panen raya," kilahnya.

Mendag Lutfi menyakinkan publik dan petani bahwa rencana impor beras sebanyak satu juta ton adalah bukan untuk dijual langsung di pasar dalam negeri, melainkan untuk menambah jumlah cadangan utama beras.

"Ini Pak Airlangga (Menko Perekonomian) juga sudah mengumumkan jumlahnya, tetapi saya itu Ingatkan kita ini berbicara masalah iron stock, cadangan utama pemerintah untuk masalah perberasan, jadi iron stock," tandas Lutfi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES