Peristiwa Internasional

Pasukan Keamanan Myanmar Kembali Tembak Mati Sembilan Demonstran

Jumat, 19 Maret 2021 - 19:48 | 28.06k
Petugas polisi anti huru hara menahan seorang demonstran yang protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, (19/03/2021). (FOTO:Reuters/The Irrawaddy)
Petugas polisi anti huru hara menahan seorang demonstran yang protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, (19/03/2021). (FOTO:Reuters/The Irrawaddy)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lagi, aparat keamanan Myanmar menunjukkan kebrutalannya, Jumat (19/3/2021) mereka menembak mati sembilan penentang kudeta militer.

Militer dan polisi telah menggunakan taktik kekerasan yang semakin meningkat dalam menekan demonstrasi yang dilakukan oleh para pendukung pemimpin terpilih yang ditahan, Aung San Suu Kyi. Tetapi hal itu juga tidak menghentikan para pengunjuk rasa, dengan kerumunan yang kembali muncul di beberapa kota.

Pasukan Keamanan Myanmar 2Jenderal Min Aung Hlaing saat mengikuti konferensi video dengan para kepala pertahanan regional, Kamis (FOTO: Reuters/The Irrawaddy)

Dilansir Reuters, pasukan keamanan melepaskan tembakan dalam konfrontasi di pusat kota Aungban ketika mereka mencoba membersihkan barikade pengunjuk rasa. Media dan seorang saksi melaporkan hal itu.

"Pasukan keamanan datang untuk menghilangkan penghalang, tetapi pengunjukrasa melawan dan pasukan keamanan kemudian melepaskan tembakan," kata saksi yang menolak untuk disebutkan namanya, melalui telepon.

Seorang pejabat layanan penguburan Aungban, yang juga menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters, delapan orang meninggal dunia, 7 meninggal  di tempat dan satu orang lagi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit di kota terdekat, Kalaw.

Seorang pengunjuk rasa lainnya meninggal dunia di kota timur laut Loikaw, kata portal berita Myanmar Now, dan ada beberapa penembakan di kota utama Yangon, tetapi tidak ada kabar tentang korban.

Saksi dan media melaporkan, unjukrasa juga terjadi di kota kedua Mandalay, pusat kota Myingyan dan Katha, serta Myawaddy di timur.

Menurut laporan terbaru dan penghitungan oleh kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, jumlah total yang dibunuh pasukan keamanan Myanmar dalam kerusuhan berminggu-minggu ini telah meningkat menjadi setidaknya 233 orang.

Pasukan Keamanan Myanmar 3

Negara-negara Barat mengutuk kudeta itu dan menyerukan diakhirinya kekerasan dan pembebasan Suu Kyi. Tetangga Asia, yang dipimpin oleh Indonesia juga telah menawarkan untuk membantu mencari solusi tetapi pertemuan regional 3 Maret lalu gagal mencapai kemajuan.

Sepuluh negara ASEAN telah lama berpegang pada prinsip untuk tidak mengomentari urusan dalam negeri masing-masing. Tetapi ada tanda-tanda yang berkembang bahwa krisis Myanmar memaksa penilaian ulang tentang itu.

Reuters juga melansir, dalam beberapa komentar terkuat dari seorang pemimpin negara tentang tindakan keras tersebut datang dari Presiden Indonesia, Joko Widodo yang menyerukan agar demokrasi dipulihkan dan kekerasan dihentikan.

"Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan agar tidak ada korban lagi," kata Jokowi dalam pidato virtualnya.

"Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Indonesia juga mendesak adanya dialog, agar rekonsiliasi segera dilakukan untuk memulihkan demokrasi, memulihkan perdamaian dan memulihkan stabilitas," katanya

Televisi pemerintah Myanmar menyiarkan, pemimpin kudeta Jenderal Min Aung Hlaing sempat mengambil bagian dalam konferensi video dengan para kepala pertahanan regional, Kamis (18/3/2021), keterlibatan internasional pertamanya sejak merebut kekuasaan.

Situs militer Indonesia menyebutkan, pada pertemuan tersebut, Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, sempat menyatakan keprihatinannya atas situasi Myanmar.

Singapura juga menentang kudeta dan pembunuhan pengunjuk rasa.

Melalui Kementerian Pertahanan Singapura, Panglima Militernya, Letnan Jenderal Melvyn Ong, menyatakan keprihatinan yang besar pada pertemuan itu dan mendesak Myanmar untuk menghindari kekuatan mematikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES