Peristiwa Daerah

Pernikahan Dini Selama 2020 Masih Tinggi, Ini Upaya Pemkab Bondowoso

Selasa, 16 Maret 2021 - 22:03 | 62.16k
Sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang diselenggarakan oleh DPPKB Kabupaten Bondowoso (Foto: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang diselenggarakan oleh DPPKB Kabupaten Bondowoso (Foto: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Angka pernikahan dini (perempuan di bawah 20 tahun), di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ternyata masih tinggi. Sepanjang Tahun 2020 mencapai 37 persen. Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Pemkab Bondowoso, paling tinggi di Kecamatan Wringin, disusul Maesan, Tlogosari dan Grujugan.

Kabid Dalduk (Pengendalian Penduduk) DPPKB Bondowoso, Dr Untung Kuzairi M.Kes mengatakan ada hubungan antara pernikahan dini dengan angka kematian ibu dan bayi yang terjadi. 

"Pernyataan tersebut dibenarkan oleh seorang ahli kandungan dan kebidanan, bahwa ada hubungan antara kesiapan organ reproduksi dengan usia ibu ketika hamil," katanya.

Menurutnya, kematangan organ reproduksi saat usia sudah cukup dewasa menjadi lebih baik. "Serta bisa menjadi faktor penentu dari kesehatan dan keselamatan waktu melahirkan nantinya," imbuhnya.

Sementara angka kematian ibu melahirkan dan bayi di Bondowoso pada tahun 2020 juga tinggi. Yaitu angka kematian ibu sebanyak 19 ibu atau 177,4/100.000 kelahiran hidup, dan kematian bayi 168 kasus atau 15,6/1000 kelahiran hidup. 

"Kematian ibu dan bayi ini menjadi perhatian kita bersama. Salah satunya dengan mencegah pernikahan dini dan pernikahan pada anak," kata Untung.

Pihaknya terus berupaya meningkatkan kesadaran bersama tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pembangunan keluarga masyarakat secara luas terutama pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

"Akhirnya, muara dari PUP ini diharapkan dapat meningkatkan IPM Kabupaten Bondowoso," jelasnya.

Sementara IPM Bondowoso pada tahun 2020 kemarin berkisar pada angka 66,43 atau tumbuh 0,51 persen dibandingkan tahun yang lalu yang ada di angka IPM 66,09. 

"Namun jika dibanding dengan IPM nasional, Kabupaten Bondowoso masih di bawah rata-rata. IPM nasional yakni pada angka 71,94," imbuhnya.

Paling tidak kata dia, dengan adanya PUP ini diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup masyarakat Bondowoso, dengan mencegah kematian ibu dan bayi. 

Kedua, dapat meningkatkan angka lama sekolah, karena waktu belajar lebih lama tidak terburu buru untuk menikah lebih dahulu.

"Dan yang ketiga, mencegah dan menekan angka KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) dan perceraian yang masih tinggi di kabupaten Bondowoso. Inilah pentingnya mencegah pernikahan dini," paparnya mewakili Pemkab Bondowoso tentang pernikahan dini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES