Gaya Hidup

Tinggalkan Pasangan Tanpa Alasan, Ini Teori Fenomena Ghosting

Rabu, 17 Maret 2021 - 01:20 | 117.78k
Ilustrasi (Foto: Freepik/jcomp)
Ilustrasi (Foto: Freepik/jcomp)

TIMESINDONESIA, JAKARTAGhosting atau sering dibilang pergi tanpa alasan, akhir-akhir ini sering terjadi terutama pada anak-anak muda. Ghosting pada umumnya terjadi dikarenakan adanya hubungan dengan tanpa kejelasan.

Singkat cerita, yang sering ditemui dalam berbagai kasus di mana ketika dua orang sedang menjalin hubungan dalam kurun waktu tertentu, seketika berjalan tidak stabil sehingga salah satu pihak memutuskan untuk menghilang perlahan.

Ghosting07f00a90c2625090.jpgTeori Gili Freedman (2018) mengenai ghosting. (Foto: Instagram/@kelascintacom)

Sedangkan untuk alasan, sejauh ini masih diketahui karena salah satu pihak takut menyakiti pihak lain. Oleh sebab itu, banyak memutuskan untuk ghosting sebagai jalan keluar.

Mengapa hal tersebut meresahkan?

Karena membuat pihak lain mengira-ngira dan bertanya-tanya akan kejelasan setelah menghilang. Akan tetapi, ternyata salah seorang ilmuan bernama Gili Freedman pada 2018 melakukan sebuah penelitian terkait adanya fenomena ghosting saat ini.

Dalam teori tersebut, Freedman menyebutkan bahwa ada satu jenis karakter dimana seseorang cenderung akan sering melakukan ghosting.

Karakter tersebut adalah orang dengan pemikiran bahwa hubungan akan bisa terjalin disebabkan oleh perjodohan maupun ditakdirkan akan lebih sering melakukan ghosting dibanding sebuah hubungan yang terjalin karena adanya ikatan kerja sama dan adaptasi.

Woman-Sad-id.jpgIlustrasi - Salah satu penyebab seseorang sering menjadi korban Ghosting adalah, depresi. (Foto: xframe.io)

Teori ini dicetuskan dalam sebuah penelitian Freedman mengenai Ghosting and Destiny: Implicit Theory  of Relationships Predict Beliefs about Ghosting.

Meskipun tidak hanya dalam suatu hubungan, meski dalam lingkup pertemanan jika adanya aktivitas menghilang tanpa adanya kejelasan juga disebut Ghosting.

Berdasarkan teori temuan Freedman, dalam lingkungan sehari-hari jika seseorang bertemu hanya karena sebuah takdir tanpa adanya adaptasi lebih lanjut, tentu saja lambat laun akan membuka sifat asli yang belum terlihat selama itu.

Jika salah satu pihak tidak mampu untuk menerima, maka langkah yang diambil dengan harapan tidak akan ada pihak yang tersakiti adalah ghosting. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES