Entertainment

Kompetisi Stand Up Comedy Jember Dorong Komika Lokal Bersaing di Even Nasional

Senin, 15 Maret 2021 - 11:29 | 60.65k
Abdus Salam, salah satu peserta Kompetisi Stand Up Comedy Jember. (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)
Abdus Salam, salah satu peserta Kompetisi Stand Up Comedy Jember. (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBERKompetisi Stand Up Comedy Jember yang digelar Cafe Tebing di Taman Botani Sukorambi (TBS), sukses menyedot animo penonton. Selain memberikan wadah berkarya bagi para komika, kompetisi ini juga diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan wisata di Jember. 

“Jadi wisatawan yang berkunjung ke Jember, selain menikmati panorama alam, juga ada pilihan sajian lain. Selain seni tari dan musik misalnya, juga ada seni pertunjukan lawak,” ujar Febrian Ananta Kahar, pemilik TBS selaku penyelenggara acara, saat ditemui di sela-sela acara, Minggu (15/3/2021) malam.

Sebagai acara awal, Febrian berharap kompetisi ini bisa memacu kreativitas para komika lokal.

Terlebih, pandemi sempat membatasi aktivitas mereka untuk berkarya.

“Kami harap, ini bisa digelar secara rutin, setidaknya setahun sekali untuk meningkatkan kualitas komika di Jember,” papar pria berkacamata ini. 

Selama ini, komika di Jember bergerak secara komunitas dari kafe ke kafe.

Di antara beberapa kabupaten yang ada di Tapal Kuda, Febrian menilai Jember memiliki geliat stand up comedy yang relatif lebih baik. 

“Jember potensinya luar biasa. Kami akan mendukung kalau ada yang akan bertarung di kompetisi stand up comedy tingkat nasional seperti SUCI atau kompetisi lain yang digelar di stasiun televisi,” papar Febrian. 

Komika nasional selama ini menjadi sumber inspirasi dari para komika lokal, terutama mereka yang masih belajar.

“Saya selama ini belajar dari para komika nasional seperti Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, dan sebagainya,” tutur Abdus Salam, salah satu peserta kompetisi. 

Dengan menyaksikan tayangan para komika senior di YouTube, Salam juga mempelajari teknik-teknik yang harus dikuasai oleh para komika.

“Mulai dari bikin set up (permulaan) dan punch line (puncak humor),” tutur Salam. 

Set-up adalah bagian awalan dari satu tema stand up yang biasanya tidak lucu.

Biasanya, para komika menggunakan a premis atau pengantar untuk mengantar pada sebuah puncline.

Gabungan dari set-up dan punchline disebut sebagai bit

Punchline adalah bagian yang lucu cari sebuah bit atau bagian dari pertunjukan stand up.

Biasanya dilakukan dengan membalikan premis atau memberikan sesuatu yang mengejutkan sebagai penutup dari set-up atau premis tadi.

Kejutan tawa ini yang menjadi puncak atau mengundang tawa hadirin. 

Selain itu, dalam stand up comedy, ada beberapa aturan baku yang harus ditaati.

Yakni larangan untuk menggunakan unsur-unsur terkait SARA, vulgar atau porno serta lawakan yang bisa menyinggung kelompok masyarakat tertentu. 

Dalam kompetisi tersebut, Salam mengambil tema lawakan dari kesehariannya sendiri.

"Kebetulan saya sedang menekuni usaha di bidang kerajinan kayu bambu. Dan keseharian profesi saya itulah yang saya jadikan tema roasting,” pungkas Salam. 

Dari pantauan TIMES Indonesia, Kompetisi Stand Up Comedy Jember yang digelar Cafe Tebing di Taman Botani Sukorambi (TBS), sukses menyedot animo penonton. Selain memberikan wadah berkarya bagi para komika, kompetisi ini juga diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan wisata di Jember. Yakni seni komedi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES