Wisata Indonesia Bangkit

Estetika Institute Sarankan Pemerintah Fokuskan Perempuan Pada Pemulihan Ekonomi

Rabu, 10 Maret 2021 - 14:14 | 58.09k
Direktur Estetika Institute, Estetika Handayani (foto: Instagram/Estetika Handayani)
Direktur Estetika Institute, Estetika Handayani (foto: Instagram/Estetika Handayani)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Estetika InstituteEstetika Handayani, menilai Peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada setiap 8 Maret menjadi momentum memiliki makna ganda sebagai sebagai rasa syukur sekaligus momentum untuk melakukan koreksi serius. 

Menurut Handayani, pada saat pandemi berlangsung catatan gerakan perempuan di sektor strategis politik kebijakan timbul tenggelam. Menurutnya, sudah saatnya suasana inklusif bagi perempuan di berbagai aspek kembali dikuatkan dipublik.

Handayani, menjelaskan sejauh ini hari perempuan  dan tuntutannya telah mencapai titik jenuh karena tidak ada sikap yang konsisten dan mengakar pada tuntuntan hak perempuan oleh pengambil kebijakan. Peraturan dan mekanisme yang rumit serta hambatan bagi perempuan yang makin terasa laten sehingga memunculkan bias gender di berbagai sektor.

“Kalau berharap tidak ada bias gender, ya silahkan pemerintah lakukan mekanisme budaya kerja dan kebijakan yang inklusif bagi perempuan, apalagi musim pandemi saat ini fakta lapangan bisa menunjukkan situasi yang jauh lebih berbeda dan pelik,“ kata Handayani kepada awak media di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Kemudian, Handayani juga menambahkan bahwa berdasarkan catatan tahunan tentang Kekerasan terhadap Perempuan tahun 2020 (Annual Record of Violence in 2020), dalam 12 tahun terakhir kekerasan terhadap perempuan telah meningkat sebesar 792%, yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar hampir delapan kali lipat. 

Sementara, berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Komnas Perempuan, kasus kekerasan terhadap perempuan telah meningkat sebesar 75% sejak terjadinya pandemi corona.

Handayani, menyoroti jika pemerintah tidak segera memperbanyak ruang peran baru bagi perempuan terutama pemulihan ekonomi, maka tentu akan berdampak kepada aktivitas keterlibatan perempuan pada politik di saat pemilihan umum di masa yang akan datang.

“Peran itu artikulasi perempuan menempatkan diri sebagai bagian dari konsep kemajuan ekonomi, budaya dan, politik, jangan harap preseden demokrasi baik jika menempatkan peran masyarakatnya tidak  ada nilai kesetaraan, ” tegasnya. 

Estetika Institute juga memberikan beberapa catatan dalam pemulihan peran perempuan dalam sektor ekonomi. Pertama, adanya keterbatasan ruang dan kesempatan kerja, karena penurunan pendapatan, gangguan pada kelancaran rantai pasok, dan akses pada modal dan sumber daya ekonomi yang terbatas. 

Kedua, kesenjangan keterampilan (skills) untuk bertahan hidup. Perempuan memiliki berbagai hambatan berbasis gender terkait ekonomi. Ketiga,  Rendahnya produktivitas perempuan, karena tingginya beban ganda telah menyedot waktu dan energi perempuan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES