Kuliner

Tape Bondowoso, Produk Primadona Lokal Selama Puluhan Tahun

Selasa, 09 Maret 2021 - 14:11 | 359.05k
Salah satu pusat oleh-oleh tape khas Bondowoso di area kota atau di sekitar pasar Induk Kabupaten Bondowoso. Puluhan tahun warga hidup dari berjualan tape dan tape Bondowoso menjadi primadona sejak puluhan tahun lalu (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Salah satu pusat oleh-oleh tape khas Bondowoso di area kota atau di sekitar pasar Induk Kabupaten Bondowoso. Puluhan tahun warga hidup dari berjualan tape dan tape Bondowoso menjadi primadona sejak puluhan tahun lalu (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Selain dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Kabupaten Bondowoso lebih dulu dikenal sebagai Kota tape. Sebab makanan yang terbuat dari singkong khas Bumi Ki Ronggo ini sudah cukup terkenal.

Punya rasa manis yang khas, Tape Bondowoso dikenal di kota-kota tetangga seperti Malang, Surabaya, Situbondo, Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Jombang dan beberapa kota lain di Jawa Timur.

Tape Bondowoso sendiri rata-rata punya nama menggunakan angka. Misalnya Tape Manis 31, Tape Manis 82 dan Tape Handayani 82. Ada juga Tape Handayani, Tape Tjap Enak, dan beberapa jenis lainnya.

tape-khas-Bondowoso-2.jpg

Tape Bondowoso yang punya rasa khas itu, ternyata sudah menjadi primadona sejak lama. Bahkan beberapa warga, sumber penghasilannya dengan berjualan tape sejak puluhan tahun lalu.

Di wilayah perkotaan. Pusat oleh-oleh tape khas Bondowoso terdapat di Jalan Teuku Umar dan Jalan Ree Martadhinata. Tepatnya di seberang pasar induk. 

Ternyata sejumlah warga sudah puluhan tahun berjualan di lokasi tersebut. Salah satunya  Nanik (66). Menurutnya, dia sudah sejak 80-an ia berjualan di sana. "Dari dulu Bondowoso yang terkenal tapenya. Kalau tape itu jalan terus," kata Nanik sembari melayani pelanggannya.

Menurutnya, dulu Kabupaten Bondowoso dikenal sebagai kota pensiun. Namun namanya diangkat oleh tape. "Untungnya ada tape. Kalau tidak ada tape, sepi Bondowoso ini," imbuhnya.

Ia menambahkan, tape yang dijualnya secara kiriman tidak ia produksi sendiri. Sementara merek tape dengan menggunakan angka itu memang dari produsen. Produsen tape yang cukup terkenal ada di Kecamatan Wringin.

"Untuk lokasi jualan sudah dari dulu. Sudah dari dulu di sini. Sejak Tahun 80-an. Karena ini tanah hak milik," terang perempuan kelahiran Banyuwangi ini.

Tape Bondowoso kata dia, dijadikan untuk oleh-oleh. Sehingga setiap hari pasti akan laku dan ada pembelinya. "Saya jualan tape sejak dulu untuk biaya kehidupan sehari-hari. Iya dari jualan tape ini," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (9/3/2021).

tape-khas-Bondowoso-3.jpg

Menurutnya, ada beberapa turis luar negeri juga pernah membeli tape. Namun yang paling suka tape adalah orang Indonesia. Ia menyatakan, harga satu ikat tape adalah Rp 25.000 tergantung berat. Sementara kalau 5 kilogram Rp 55.000. 

Dalam 10 tahun terakhir, juga banyak variasi produk tape. Yakni ada pia tape, suwar-suwir, brownies tape, tape bakar, kripik tape dan terbaru tape crispy. "Tambah variatif. Adapun variasi itu penjualan tambah meningkat. Sangat membantu. Olahan tape bervariasi sejak sepuluh tahun terakhir," jelasnya.

Selama pandemi lanjut dia, hanya di awal pandemi penjualan tape yang sempat down. Yaitu Maret-Mei 2020 sangat ajlok. Namun kembali menggeliat di era new normal. "Penjualan susah stabil lagi. Setiap hari pasti laku. Apalagi kalau Sabtu Minggu, pengunjung dari luar kota lumayan. Buat oleh-oleh," ujarnya.

Harus Ada Pusat Jajanan Tape

Tape sebagai icon Bondowoso disarankan agar brandingnya terus diperkuat. Hal itu disampaikan oleh Kordinator Program-program Studi Unej Kampus Bondowoso, M Fathorrazi.

Salah satunya kata dia, harus dibangun pusat jajanan tape atau tape corner yang diinisiasi pemeritah setempat. "Tape Bondowoso ini sudah terkenal. Makanya perlu diperkuat dengan adanya 'Tape Corner'. Di sana menyediakan berbagai produk yang terbuat dari tape," paparnya.

Berbagai olahan tape bisa dibuat atau disediakan. Misalnya jus tape, kue tape dan berbagai olahan yang lain yang terbuat dari tape Bondowoso.

"Dengan begitu mahasiswa yang ada di Bondowoso tidak malu untuk membeli tape. Karena sudah ada tempat khusus dan dibuat semenarik mungkin," paparnya.

Menurutnya, keberadaan 'Tape Corner' bukan tidak mungkin diserbu kalangan mahasiswa. Sebab di Unej Kampus Bondowoso terdapat ribuan mahasiswa dari berbagai daerah. "Ya meski hanya beli jus tape misalnya," imbuhnya.

Sehingga dengan demikian, diharapkan tape khas Kabupaten Bondowoso yang punya rasa khas tersebut tidak diakuisisi orang lain. Salah satu cara brandingnya harus diperkuat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES