Peristiwa Daerah

Pekerja Migran Indonesia di Jawa Timur Didominasi Perempuan

Selasa, 09 Maret 2021 - 13:55 | 39.02k
Ilustrasi Pekerja Migran Perempuan saat memasuki bandara Juanda. (Foto: dok. Disnakertrasn Jatim)
Ilustrasi Pekerja Migran Perempuan saat memasuki bandara Juanda. (Foto: dok. Disnakertrasn Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pada momen peringatan International Women's Day, Senin (8/3/2021), Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur mencatat ada sebanyak 11,26 persen Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah perempuan.

Per tahun 2019, jumlah PMI perempuan sebanyak  51.437 orang atau 74.83 persen dibandingkan PMI pria.

Ilustrasi Pekerja Migran Perempuan b

Hal tersebut disampaikan Kepala UPT Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja (UPT P2RK) Disnakertrans Jatim, Budi Raharjo.

Budi mengatakan bahwa di tahun 2020 sendiri PMI perempuan ada sebanyak 32.137 orang atau 86,09 persen dari jumlah PMI yang ada.

"Kenaikan ini salah satunya disumbang dampak Covid-19. Selain itu juga karena ada negara-negara yang masih membutuhkan PMI. Negara dengan kebutuhan PMI perempuan terbesar adalah Hongkong dan Taiwan,” jelas Budi, Selasa (9/3/2021).

Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa mayoritas PMI perempuan di Jatim berasal dari daerah Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Banyuwangi.

Namun, selama tahun 2020 PMI Perempuan mendapat masalah diataranya PMI yang menjabat dibidang informal lebih besar, sehingga rentan terjadi permasalahan dan perlu perlindungan optimal.

"Selain itu, remitansi atau pengiriman uang dari tempatnya bekerja ke daerah asal di Jawa Timur belum digunakan untuk aktivitas produktif. Terakhir, masih besarnya jumlah pengiriman PMI jalur unprosedural,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo menjelaskan bahwa terdapat beberapa upaya pencegahan. Pertama adalah pembangunan dan pengelolaan LTSA ( Layanan Terpadu Satu Atap). LTSA ini difokuskan untuk membantu kemudahan layanan dokumen, transparansi biaya layanan dan mengefektifkan birokrasi yang melayani serta memberantas calo dokumen.

Ilustrasi Pekerja Migran Perempuan c

"Kemudian juga mengembangkan akses informasi dan bursa kerja berbasis website. Ini sebagai upaya membantu pemahaman prosedur, hak dan kewajiban dan risiko bekerja ke luar negeri. Serta menekan calo-calo yang sering menjanjikan kemudahan dan iming-iming gaji tinggi,” papar Himawan.

Upaya berikutnya adalah melakukan sosialisasi kepada warga menggandeng serta pamong desa dan tokoh dan melakukan  program bantuan pelatihan dan sertifikasi bagi calon pekerja migran terutama warga miskin atau kepala keluarga pekerja utama.

Selain itu pula ada  penerapan program Jatim Migrant Care bagi Pekerja Migran Indonesia perempuan meliputi program bantuan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, peningkatan akses bursa kerja, pemberdayaan vokasi pekerja migran purna besrta keluarganya secara produktif, serta pengembangan akses informasi, konsultasi pendampingan pekerja migran bermasalah beserta keluarganya dan program pendidikan keluarga (community parenting).(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES