Kopi TIMES

Sekolah Siap Tatap Muka?

Senin, 08 Maret 2021 - 20:23 | 37.50k
Asep Totoh, Dosen Ma’soem University.
Asep Totoh, Dosen Ma’soem University.

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Wabah virus Covid-19 dengan penyebarannya yang sangat cepat telah menyebabkan porak poranda pada sektor pendidikan Indonesia di mana sekitar 45 juta siswa tidak dapat melanujutkan kegiatan belajar mereka di sekolah. Penutupan sekolah dianggap menjadi langkah mitigasi paling efektif untuk meminimalisir penyebaran wabah pada anak-anak. 

Belum menunjukkan tanda-tanda kapan wabah ini berakhir, membuat pemerintah memastikan sekolah tatap muka akan dimulai pada Juli mendatang. Rencana ini akan direalisasikan usai guru, dosen, dan para tenaga pendidik lainnya selesai mendapat vaksinasi corona. Sesuai pernyataan Presiden Jokowi menargetkan vaksinasi terhadap 5,7 juta guru dan menjadi tonggak awal sekolah dibuka di masa pandemi.

Harus diakui jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tak efektif dan makin membuka ketimpangan digital antara siswa mampu dan miskin. Ditambah, kejenuhan masyarakat. Siswa stres bahkan depresi, kelelahan orang tua dan guru tidak bisa melayani anak didik secara optimal.

Apresiasi atas kebijakan Mendikbud dalam evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, potensi lost of learning (kehilangan pembelajaran) khususnya di daerah terpencil dan risiko psikososial kepada satu generasi anak-anak di Indonesia bisa menjadi permanen adalah suatu risiko yang harus ditangani segera.

Meski sekolah dan perkuliahan akan dibuka kembali, namun Kemendikbud memastikan akan dijalankan secara bertahap. Rencananya akan dibuka seluruhnya serentak, namun dengan bertahap dan tidak tatap muka murn. Nantinya tidak semua murid datang ke sekolah, ada sebagian yang juga tetap mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah.     

Selanjutnya dipastikan orang tua memiliki hak untuk memberikan izin atau tidak anaknya untuk sekolah tatap muka. Jadi, jika orang tua masih khawatir anak-anaknya bisa tidak masuk ke sekolah atau tetap PJJ. Pilihan modelnya yang dilakukan adalah blended learning, campuran tatap muka dan jarak jauh. Artinya dipastikan belum murni tatap muka dan tentunya masih dengan  protokol kesehatannya harus sangat ketat.

Blended learning akan menjadi pilihan karena memberikan metode pembelajaran yang sangat efisien dan efektif untuk dilakukan pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Dengan metode Blended learning dipastikan harus dapat meningkatkan sebuah mutu dan kapasitas jumlah dalam belajar, karena penggabungan antara teknologi dan interaksi manusia sehingga mengembangkan pembelajaran (Al Aslamiyah et al., 2019).

Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Pertanyaannya, siapkah sekolah tatap muka? Dapat dilihat dari sisi epidemiologi dan kesiapan sarana dan prasarana yang harus diperhatikan secara matang. Kriterianya harus di cek dari segi kasus Covid-19 di daerah setempat (terkendali atau tidak), kesiapan fasilitas pendukung, kesiapan unsur penyelenggaraan upaya belajar mengajar, dan harus adanya simulasi kesiapan sekolah tatap muka.

Artinya menjadi penting, sebelum memutuskan sekolah dibuka untuk PTM Juli 2021 nanti adalah pemetaan daerah mana yang siap dan tidak siap PTM sebagai acuan bagi sekolah dan daerah. Menurut data Disdik Jawa Barat, dari 4.900 sekolah untuk tingkat SMA, SMK, dan SLB, sebanyak 2.231 sekolah di Jawa Barat menyatakan siap melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Tak kalah menarik dicermati adalah tuntutan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) khususnya bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau pendidikan vokasi menghasilkan banyak keterampilan teknis dan kognitif yang diperlukan untuk prestasi kerja yang memadai. Hal ini bisa dilihat melalui keterampilan teknis dan pembelajaran di dalam kurikulum agar siswa memiliki prestasi kerja yang memadai melalui ujian keterampilan.

Di sekolah dengan pelaksanaan PJJ membuat siswa SMK kewalahan dalam melaksanakan tuntutan keterampilan tersebut, apalagi masyarakat kelas sosial bawah yang kekurangan akses sumber daya dalam menunjang PJJ seperti komputer, laptop dan lain sebagainya. Apalagi jika alat prakteknya berkaitan dengan alat-alat dan mesin-mesin produksi atau automotif, tentunya PTM menjadi keharusan untuk pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan.

Keniscayaannya prinsip pendidikan kejuruan akan efektif dan efisien jika; lingkungan di mana siswa dilatih merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja, memberikan tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja.

Pendidikannya harus melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. 

Jutaan rakyat Indonesia saat ini berusaha untuk mendukung keluarga dan pendidikan anak-anak mereka selama pandemi Covid-19 masih berlangsung. Mereka memastikan bahwa anak-anak mereka dapat terus belajar menjadi suatu investasi pada modal sumber daya manusia Indonesia dan pemulihannya pada suatu sistem pendidikan yang lebih berketahanan terhadap berbagai krisis yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Senyatanya pembelajaran berkaitan dengan kapasitas untuk dapat menghasilkan sesuatu di masa depan, karena melalui pembelajaran anak-anak mendapatkan kompetensi yang mereka butuhkan untuk menjadi produktif. Jika sekolah tetap ditutup untuk waktu yang lebih lama tanpa adanya tindakan tambahan untuk mendukung pembelajaran, kerugian bahkan menjadi lebih besar.

Artinya saat ini dan ke depan jika orientasi, kebijakan, dan praktik pendidikan di Indonesia tidak berubah, akan lebih banyak anak yang tertinggal dalam proses pembelajaran, utamanya bagi kelompok ekonomi miskin. Wajar muncul kekhawatiran 'lost generation' bisa terjadi dan menggagalkan generasi emas Indonesia 2045.

***

*)Oleh: Asep Totoh, Dosen Ma’soem University.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES