Kopi TIMES

Dua Kunci, untuk Menikmati Hidup

Selasa, 09 Maret 2021 - 04:03 | 42.60k
Eriga Agustiningsasi, S.KM, Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer.
Eriga Agustiningsasi, S.KM, Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer.

TIMESINDONESIA, JAKARTAUrip iku sawang sinawang (Hidup itu saling melihat kehidupan orang lain). Mungkin itu yang dirasakan sebagian besar orang. Merasa hidup orang lain lebih enak, lebih nyaman dan lebih menyenangkan. Sedangkan hidupnya sendiri terasa sulit bahkan merasa paling merana sedunia!

Hidup menjadi tidak tenang jika diliputi segala kekhawatiran. Khawatir tidak bisa hidup bahagia seperti yang lain. Khawatir dengan ujian hidup yang sedang dan akan mendera. Khawatir tidak mampu melalui ujian hidup dengan baik. Khawatir ini dan itu, bahkan mengkhawatirkan apa apa yang belum tentu terjadi! Bagaimana rasanya jika hidup kita seperti itu? Sungguh tidak ada ketenangan hidup sama sekali. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika penuh dengan kekhawatiran?

Hidup hanya sekali, maka jadikanlah berarti. Hidup hanya sekali, maka nikmati. Nikmati disini bukanlah menikmati berkaitan dengan hal negatif ya. Nikmati dalam artian dengan hal positif. Seperti apa? Islam telah memiliki konsep yang jelas untuk menikmati hidup ini.

Islam, agama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, menusia dengan dirinya sendiri, dan manusia dengan manusia yang lain tentu memiliki konsep yang jelas dalam menjalani kehidupan ini. Layaknya hamba, manusia di dunia bertugas untuk menghamba kepada Allah, Pencipta dan Pengatur kehidupan manusia. Seperti firman Allah dalam Al Qur’an Surah Adz Dzaariat ayat 56, Allah berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Ibadah yang dimaksud ayat tersebut tentu bukan hanya ibadah ritual seperti sholat, zakat, puasa maupun haji ya, melainkan seluruh aktivitas perbuatan manusia haruslah dimaknai sebagai ibadah kepada Allah, termasuk dalam memaknai hidup ini. Jika telah terlaksana, maka keridhoan Allah telah didapatkan, dan pastinya kebahgiaan hakiki dunia dan akhiratpun dapat diraih.

Setidaknya ada dua kunci utama dalam menikmati hidup ini. Pertama, Syukur. Ya. Satu kata yang sangat mudah diucap, namun tidak banyak orang menyadarinya. Buktinya kebanyakan orang selalu merasa kurang, kurang dan kurang atas kondisinya hari ini. Selalu merasa kehidupan orang lain lebih bahagia dan beruntung daripada kehidupannya. Dan, mengeluh menjadi kebiasaan yang terucap setiap harinya.Bisa menimati hidup? Ttentu tidak. Maka bersyukur mutlak menjadi kebiasaan baru dalam hidup.Tentu bukan hanya sekedar ucapan tetapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Bukankah ketaatan juga bentuk rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita? Nikmat iman, sehat dan waktu luang. 

Berapakali kita menghitung waktu kita sakit? Namun pernahkah kita menghitung berapa hari kita sehat? Tentu, ini kenikmatan yang luar biasa yang telah Allah beri kepada kita

Kunci yang kedua, Sabar. Satu kata yang sangat mudah terucap, namuan tidak sedikit yang sangat berat melakukannya. Sabar ialah istiqomah dalam kebenaran. Ketika menghadapi ujian hidup, sabar adalah jurus jitu untuk tetap dalam koridor syariatNya. Agar ridho Allah tetap membersamainya. Seperti Firman Allah dalam Surah Al Ashr ayat 1-3.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”

Jika kedua kunci ini, syukur atas nikmat Allah dan sabar atas ujian yang telah Allah berikan, niscaya kita dapat menikmati hidup ini karena hanya keridhoan Allah lah yang kita cari. Bukan keridhoan manusia.

***

*)Oleh: Eriga Agustiningsasi, S.KM, Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES