Peristiwa Daerah

International Women's Day, Perempuan dalam Aksi Demokrasi

Senin, 08 Maret 2021 - 15:57 | 20.15k
Ilustrasi aksi demokrasi perempuan. (Foto: dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi aksi demokrasi perempuan. (Foto: dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di peringatan International Women's Day (IWD) 2021 kali ini, sejumlah perempuan kembali menyuarakan soal perannya sebagai manusia pembangunan. 

Perwakilan IWD Surabaya, Syska La Vegiee mengatakkan bahwa IWD selalu menyerukan tentang ketidaksetaraan gender serta ajakan untuk merayakan pencapaian perempuan.

Ilustrasi aksi demokrasi perempuan b

Dalam konteks ini Syska mengatakan bahwa perempuan dalam barisan terdepan aksi demokrasi adalah bagian dari kesetaraan gender.

"Iya, untuk menyerukan bahwa perempuan bisa mempunyai posisi yang setara, sama-sama di depan. Membongkar relasi gender dan dikotomi antara ruang publik dan ruang domestik," ujar Syska, Senin (8/3/2021).

Menurut Syska hal ini karena perempuan lebih tau permasalahan terhadap perempuan itu sendiri. Perempuan akan melihat dari prespektifnya sebagai seorang perempuan, apa yang diperlukan perempuan, permasalahan apa yang terjadi di perempuan.

"Jadi kita bisa menyuarakan. Atas keresahan-keresahan yang terjadi bagi perempuan, apabila kita melihat dari kacamata laki-laki, laki-laki didalam budaya patriaki mereka sangat mendominasi mereka tidak melihat bahwa keresahan-keresahan perempuan ini perlu untuk ditanggulangi," terangnya.

Itulah mengapa perempuan turut serta berada di depan bersama barisan laki-laki untuk menyuarakan hak-haknya bahkan apa yang dianggapnya tidak benar.

Ketika perempuan dan laki-laki bergerak bersama maka suara-suara keresahan perempuan akan terdengar.

Syska menyontohkan demokrasi di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang jumlah laki-lakinya tentu lebih banyak dari perempuan, artinya perempuan masih belum mendapat kesetaraan di kursi pemerintahan. Hal ini tentu mempengaruhi suara yang ada salah satunya adalah pembahasan RUU PKS (Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual).

"Bagaimana kita mendapatkan hak kita, pengesahan RUU PKS misalkan karena kita tidak punya suara atau kuota untuk agar apa yang dirasakan perempuan bisa diselesaikan salah satunya melalui RUU PKS," Tandas Siska

Apabila kesetaraan bisa dicapai maka perjuangan terhadap perempuan pun akan tercapai salah satunya adalah melalui RUU PKS. Meski pemimpin di DPR adalah perempuan tetap saja yang mendominasi adalah laki-laki.

Ilustrasi aksi demokrasi perempuan c

Itulah mengapa perempuan juga bagian terpenting dalam menentukan arah demokrasi. Agar apa yang selama ini menjadi keresahan perempuan dan permasalahan yang dirasakan perempuan bisa terselesaikan. "Sehingga butuh gerak bersama agar terdengar bahwa keresahan ini adalah milik bersama," tutup perwakilan International Women's Day Surabaya itu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES