Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Kebudayaan dan Keragaman Islam

Senin, 08 Maret 2021 - 14:33 | 66.19k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kebudayaan tidak bertentangan dengan agama secara inhern. Sebaliknya, justru kebudayaan selalu bisa menjadi instrumen melaksanakan keyakinan agama agar menjadi lebih kaffah. "Dalam pandangan fiqih, bahkan tradisi atau budaya dapat menjadi sumber sebuah hukum Islam". bahwa hal tersebut merupakan wujud Islam Nusantara, Islam yang mengapresiasi dan mengafirmasi kebudayaan dan tradisi masyarakat, karena  keragaman sebagai suatu keniscayaan.

Hal itu mengingat keragaman adalah anugerah yang harus disyukuri sekaligus menjadi energi untuk maju bersama. "Keragaman tetap harus melahirkan persaudaraan antarumat manusia. NU merumuskan tiga jenis persaudaraan (ukhuwah), basyariyah-insaniyah, islamiyah, dan wathaniyah,".

Islam, jelas menjamin hak-hak dasar yang harus dijaga dalam hubungan antarumat manusia yang dirumuskan dalam lima hak dasar yang harus dijamin sebagai manusia (al-dloruriyat al-khomsah) yakni memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara property. (KH. Masduqi Baidhowi, PBNU)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Berdasarkan uraian dan analisis singkat tersebut, terdapat sejumlah catatan menarik dan penting sebagai berikut:

Pertama, bahwa seluruh paham Islam tersebut lahir dalam rangka mewujudkan cita-cita Islam yakni mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Karena itu, sungguhpun rumusan konsepnya berbeda-beda namun semuanya tidak keluar dari ajaran dasar Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Kedua, bahwa kelahiran beragam corak Islam tersebut menunjukkan bahwa Islam dapat didekati, dipahami, dihayati, dan diamalkan dengan berbagai cara dan metode. Islam sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur’an tak ubahnya seperti mutiara yang memancarkan cahaya dari berbagai sudutnya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Ketiga, seluruh paham keislaman tersebut merupakan hasil ijtihad yang menggunakan berbagai pendekatan dan disiplin ilmu dan keahlian yang berbeda-beda. Oleh karenanya semua aliran tersebut berada dalam upaya mencari jalan yang paling benar yang dikehendaki oleh Allah (ihdinas shirathal mustaqim) dalam batas-batas kesanggupan yang dimiliki manusia. Dengan demikian, di dalam seluruh paham tersebut ada kebenaran dan ada kesalahan. Tugas umat adalah mengambil yang benar dan baik, dan meninggalkan yang salah dan buruk.

Keempat, paham dan corak keislaman yang demikian itu akan hadir di setiap zaman dan tempat. Sejarah telah merekam bahwa di masa lalu, paham keislaman yang beragam itu sudah ada. Yang diperlukan adalah memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik dan sinergi. Munculnya berbagai tantangan yang dihadapi manusia, serta kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan memengaruhi lahirnya paham keagamaan tersebut di masa datang. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES