Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Peradaban Islam Rahmatan Lil Alamin

Minggu, 07 Maret 2021 - 02:18 | 100.32k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kata rahmat berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah berarti compassion (kehangatan), human (kemanusiaan), understanding (pengertian), sympathy (menaruh perhatian), kindness (berbuat baik), dan mercy (kemuliaan). Adapun alam, juga berasal dari bahasa Arab, yang berarti world (dunia), universe (alam), dan cosmos (alam). Islam rahmatan lil alamin biasanya diartikan sebagai Islam yang mengemban terwujudnya misi ajaran Islam, yaitu mewujudkan kehidupan umat manusia yang penuh dengan kehangatan, manusia, saling pengertian, simpati, berbuat kebaikan, dan saling memuliakan (abudin nata, islam kontemporer ,2011)

Islam rahmatan lil alamin selanjutnya sering dibicarakan oleh para pakar dalam berbagai kesempatan, dan dinilai sebagai Islam yang paling sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia yang pluralistis. Melalui Islam seperti ini, diharapkan adanya perbedaan agama, budaya, latar belakang etnis dan sebagainya tidak akan menimbulkan dampak negatif, atau tidak menjadi sumber konflik melainkan justru menjadi sumber rahmat bagi seluruh alam.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Seiring dengan terjadinya era Reformasi, serta keadaan kehidupan yang semakin penuh persaingan akibat dari semakin meningkatnya kebutuhan hidup, baik dari segi sosial, politik, pendidikan, dakwah dan sebagainya, Islam rahmatan lil alamin sering kali sulit ditegakkan dan terkadang nyaris sulit dipraktikkan. Munculnya kelompok Islam ideologis, politis, fundamentalis, dan radikal yang terkadang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuannya, sering kali mengancam eksistensi dan fungsi Islam rahmatan lil alamin. KOMPAS, edisi Senin, 3 Januari 2011 pada halaman 6 misalnya menurunkan artikel berjudul Revitalisasi Islam Rahmatan lil Alamin. Pada alinea keempat artikel ini dikatakan, bahwa kalangan muslim sebagai kelompok terbesar mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan paham Islam rahmatan lil alamin, yaitu ber-Islam moderat yang membangun toleransi dan harmoni dengan semua kelompok agama, keyakinan, dan aliran kepercayaan lainnya. Pada bagian lain dikatakan pula, bahwa pribumisasi Islam yang mengakar kuat di bumi Nusantara merupakan salah satu potensi dalam rangka mengembangkan Islam rahmatan lil alamin. Ekspresi keberislaman yang moderat telah memungkinkan umat Islam membangun harmoni dengan kebudayaan dan tradisi agama lain.

Kehadiran Islam rahmatan lil alamin mengingatkan kepada umat Islam tentang perlunya mewujudkan misi Islam bagi seluruh umat manusia, yakni memberikan manfaat, berkah, kebaikan, keuntungan, dan kesejukan bagi seluruh umat manusia. Islam rahmatan lil alamin ini mengharuskan adanya sikap yang toleran, moderat, saling menghargai, dan menyayangi. Kekurangan dari Islam rahmatan lil alamin ini antara lain terkesan bersikap lunak, kurang memiliki komitmen dakwah islamiah dan cenderung memberikan kesempatan pada agama lain untuk berkembang, sementara agama yang lain itu belum tentu memiliki kepedulian dan kasih sayang terhadap agama lain, khususnya terhadap umat Islam.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Peradaban yang berupaya dibangun umat Islam merupakan salah satu langkah mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Hal ini berangkat dari pemahaman bahwa Islam bukan hanya menyangkut diniyyan (agama), tetapi juga tsaqafiyyan (kebudayaan), hadhariyyan (kemajuan), dan tamaddun (peradaban).

Mengutip dari tulisannya gus muwaafiq bahwasannya Substansi Islam Rahmtan lil ‘Alamin menegaskan, Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman, yang jangkauannya bukan lagi jangkauan negara, bahkan jangkauan satu bangsa, tetapi jangkauan Nabi Muhammad untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Ini perbedaaan Nabi Muhammad  dengan Nabi-Nabi lainnya.

Nabi Muhammad menjadi Nabi ketika manusia sudah menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-suku dan itu harus dijangkau semuanya oleh Nabi. Maka dari situlah Nabi Muhammad dilahirkan di Kota Makkah. Kenapa Nabi tiak lahir di Bogor, tidak lahir di China, tetapi lahir di Makkah? Karena Makkah adalah guidance, Makkah adalah tempat dimana manusia pertama kali mengenal Allah SWT.

Karena di Makkah ada monumen paling tua di muka bumi. Yang Allah sebut, inna awala baiti wudzia ‘alinasi ilalladzi bibakata mubarakah wa huda lil ‘alamin. Di situ dibangun bangunan tua, bahkan ada yang mengkaji itu sesungguhnya itu adalah petilasan pertama ketika Nabi Adam turun ke muka bumi. Memberikan tanda di situ agar manusia mempunyai guidance kalau harus kembali kepada Allah. Dan di Makkah pula terjadinya pertukaran antara laki-laki dan perempuan dalam wilayah yang paling tersembunyi antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Pertemuan tersebut diabadikan oleh Allah SWT dalam sebuah tugu bernama Jabal Rahmah. Dan dari situ kemudian manusia beranak pinak, manusia menjadi bangsa, suku yang tidak hanya ada di Arab. Semua ini akan dijangkau dalam konsep Rahmatan lil ‘Alamin. Manusia ketika berpindah-pindah guidance itu hilang, maka Allah mengutus seorang Nabi untuk menjadi guidance itu. Diutuslah Nabi Ibrahim as untuk menemukan monumen itu, Nabi Ibrahim ditemani putranya bernama Ismail dan ditemani istrinya bernama Hajar menemukan kembali situs di mana manusia harus kembali kepada Allah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES