Olahraga

Pandemi Covid-19, Pelatih Tenis Tolu Setiyawan Terus Latih Anak Didiknya

Minggu, 07 Maret 2021 - 14:14 | 150.02k
Pelatih Tenis, Tolu Setiyawan ketika mengajarkan teknik tenis yang benar kepada anak didiknya. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Pelatih Tenis, Tolu Setiyawan ketika mengajarkan teknik tenis yang benar kepada anak didiknya. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Raut wajah Tolu Setiyawan nampak lelah. Wajahnya dan tangannya berkeringat. Raket tenis yang ada di tangan kanannya dan bola hijau yang berada di tangan kirinya berulang kali diayunkan.

Ya, pagi jelang siang itu, Tolu sedang serius mengajari anak didiknya bermain tenis di lapangan tenis Tridadi milik Pemkab Sleman. Pandemi Covid-19 seolah tak menjadi halangan bagi Tolu Setiyawan untuk terus melatih peserta didiknya.

Tolu Setiyawan 2

“Jika mereka tidak dilatih nanti potensi skillnya tidak terasah,” kata pria 47 tahun ini, kepada TIMES Indonesia disela-sela melatih atlet tenis.

Menurutnya, ada banyak pengalaman yang ia dapatkan selama melatih tenis. Terlebih, yang dilatih masih tergolong pemula atau yunior. Namun, rasa lelah itu terbayar ketika anak didiknya sukses menjuarai berbagai kompetisi/kejuaraan tenis yang ada di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.

“Jadi, kalau ada yunior yang sukses berhasil menjadi jara, hati ini rasanya senang dan bahagia. Kebahagiaan ini tidak ternilai harganya,” terang Tolu.

Tak hanya melatih di lapangan tenis milik Pemkab Sleman, Tolu juga sering diminta melatih para pemula dan atlet yunior di komplek Stadion Sultan Agung Bantul dan lapangan lapangan tenis Korem 072/Pamungkas yang ada di kompleks RS DKT Kota Yogyakarta.

Menjadi seorang pelatih tidak hanya cukup bermodal kepiawaian menguasai seluk beluk olahraga tenis. Seorang pelatih dituntut memiliki kesabaran dan keuletan dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para anak didiknya. Seiring waktu hal itu menjadi pengalaman tersendiri baginya.

“Melatih anak-anak bermain tenis sudah saya lakukan sejak dahulu. Ada perasaan tersendiri, melihat perkembangan hasil latihan mereka. Dari semula belum bisa menjadi bisa bahkan terampil. Meski, kadang ada juga yang ngeyel tidak mematuhi arahannya. Namun kita harus sabar, dan telaten jangan sampai jenuh,” terang pria asal Dusun Pete, Kalurahan Sidomoyo, Kapanewon Godean ini.

Tolu Setiyawan 3

Pertama, metode pelatihan yang ia diterapkan dimulai dari bagaimana cara memegang raket yang benar. Kemudian, peserta didik belajar mukul pelan dilanjutkan memungkul bola kecil berwarna hijau.

“Tahapan lain seperti jogging, latihan lapangan, latihan bermain maupun meningkatkan kelincahan. Contohnya, latihan lari bolak-balik, latihan lari maju mundur, latihan lari zig-zag, Hexagon drill serta latihan lainnya yang mirip dengan gerakan tenis,” terangnya.

Selain itu, ia melatih anak didik stretching dan teknik menyangkut kekuatan dan kecepatan pukulan. Menurutnya, saat ini olahraga tenis sudah memasyarakat. Ia mengaku bangga sejumlah anak didiknya telah berhasil dengan bermodalkan skill olahraga tenis. Ia mendorong seluruh anak didik yang dilatihnya lebih bersemangat sehingga mencapai menjadi atlit nasional maupun internasional.

”Peserta didik yang saya ajari sejak kecil sekarang banyak yang sukses. Ada yang menjadi anggota  TNI Angkatan Darat, ada yang menjadi dokter,” terangnya.

Tolu mengaku, profesi pelatih tenis sudah ia lakoni sejak 20 tahun lalu. Olahraga tenis ini ia lakoni lantaran terinspirasi dari atlet ternama Asia yaitu Yayuk Basuki. Tolu banyak mengikuti berbagai kejuraan seperti tingkat Popwil, Popnas, PON mini, pelatda  difabel (untuk kursi roda). Saat ini dirinya sedang mematangkan atlet yang akan mengikuti Pekan Paralimik Nasional (Peparnas) XVI di Papua tahun 2021 ini.

”Ini sedang mempersiapkan untuk mengikuti Peparnas di Papua tahun ini. Insyallah November nanti,” terang Tolu.

Menurutnya, kunci sukses seorang atlet adalah kompak. Antara, pelatih, atlet dan orang tua harus kompak ketika akan mengikuti kejuraan. “Jika tak kontak bisa jadi tak mendapat kejuraan. Intinya team work semua yang terlibat dalam kompeteisi tersebut,” ungkapnya.

Peserta didik tenis Jovan, mengaku senang dengan metode latihan tenis yang diajarkan Tolu Setiyawan. Sebab, Tolu telat dan sabar membimbingnya. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 instrukturnya tersebut masih bersedia melatih. “Saya senang diajari Pak Tolu. Beliau sabar. Saya ingin jadi atlet tenis,” terang anak berusaha 7 tahun ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES