Ekonomi

Petani Jatim Prediksi Harga Cabai Mulai Normal Pertengahan Maret 2021

Jumat, 05 Maret 2021 - 16:52 | 84.23k
Ilustrasi - Pedagang Cabai. (FOTO: Dok.TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Pedagang Cabai. (FOTO: Dok.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kondisi curah hujan yang tinggi menyebabkan para petani cabai gagal panen. Akibatnya, stok persediaan yang semestinya beredar di pasaran, kian berkurang.

Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia, Jawa Timur (Jatim) Suyono memperkirakan, pada pertengahan bulan Maret sampai Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2021, harga cabai rawit berangsur normal.

Berdasarkan panen yang diprediksikannya, dilakukan pada bulan Maret hingga akhir Mei 2021 di sentra produksi cabai kawasan Mojokerto dan Kediri.

Lalu, bertahap beberapa kabupaten lain. Misalnya, Probolinggo, Blitar, Tuban, hingga Malang. Untuk saat ini, lanjut Suyono, meningkatnya harga cabai murni disebabkan kondisi cuaca yang ekstrem di beberapa sentra produksi. Demikian juga dengan adanya curah hujan yang tinggi.

“Kondisi itu (hujan), mengakibatkan produksi cabai rawit di sentra produksi di Kabupaten Kediri," kata Suyono, Jumat (5/3/2021).

"Berdasarkan luas tanam mengalami penurunan sekitar 10 sampai 15% dibanding bulan yang sama pada tahun sebelumnya," sambungnya.

Oleh karena itu, banyak lahan tanam didataran rendah tergenang air yang berakibat pada kerusakan cabai. Malah, tak sedikit tanaman jenis lain yang juga terserang penyakit, seperti serangan lalat buah, daun keriting, dan buah rontok. Penyakit tersebut ditemukan hampir merata di seluruh sentra produksi cabai di Jatim.

Sedangkan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim Drajat Irawan menjelaskan, untuk daerah yang terkena genangan air, pihaknya berupaya memperbaiki saluran irigasi lahan tanaman cabai. Tujuannya, agar hasil tanaman cabai dan kapasitas produksi dapat berjalan sesuai rencana.

"Pemprov Jatim juga telah memberikan Surat kepada pemerintah kabupaten atau kota, untuk terus melakukan monitoring dan melakukan upaya agar pengamanan panen (cabai) bisa berjalan lancar," ujarnya.

Drajat menambahkan, meningkatnya harga cabai di pasaran murni karena faktor alam. Begitu halnya dengan curah hujan yang tinggi. Maka dari itu, untuk panen cabai kedepannya, Drajat memperkirakan dapat dilakukan mulai akhir Maret sampai April 2021.

"Sehingga, kami harapkan curah hujan bisa menurun, khususnya menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 2021. Agar ketersediaan cabai aman, serta harganya stabil," tandas dia.

Menurutnya, konsentrasi Pemprov Jatim adalah produksi berjalan sesuai rencana. Proses pendistribusian sampai pasar juga diharapkan tak ada kendala. Sampai detik ini, lanjut dia, pemerintah terus berusaha maksimal menstabilkan harga cabai di pasaran. Salah satu cara yang dilakukan adalah bersinergi dan berkoordinasi dengan dinas atau instansi terkait.

“Produksi cabai sesuai dengan luas lahan perlu dimonitor, progressnya dipantau supaya antara luas lahan dengan kapasitas produksi serta distribusinya berjalan,” imbuh Drajat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES