TIMESINDONESIA, MALANG – Setiap manusia itu dalam hidupnya seringkali tidak selalu mulus dalam perjalanannya sahabat ngopi pagi. Ada lika likunya, ada ganjalannya, dan bisa jadi juga ada kerikilnya yang sedikit membutuhkan perhatian dan kehati hatian agar selamat dalam melangkah. Hal ini tentu biasa, agar ada warna warni dalam kehidupan ini. Jika sukses terus, akan bisa menjadikan lebih sombong. Akan tetapi jika gagal terus, juga dapat berpotensi mengarah pada keputus asaan.
Begitu juga dalam setahun ini, ummat manusia diuji dengan datangnya covid19 yang merubah banyak pandangan, sikap, dan perilaku dalam berhubungan dan bekerja sama. Datangnya covid19 begitu dasyat karena menyangkut interaksi antar sesama manusia yang terusik. Kebiasaan bertatap muka secara langsung dalam silaturrahmi dan transfer ilmu, pemenuhan kebutuhan yang biasanya dilakukan dengan pertemuan langsung antar pembeli, salaman sebagai bentuk keakraban dan penghormatan, dan sejenisnya, kini semua harus dirubah secara cepat dengan menggunakan alat bantu media komunikasi secara online.
Akibatnya dunia perdagangan, Pendidikan, sosial budaya, dan politikpun terdampak. Banyak usaha yang harus tutup sementara waktu dan kemudian menyiapkan tatanan pelayanan dengan pola yang baru. Kapasitas ruangan harus dikurangi minimal lima puluh persen, karena harus jaga jarak. Protokol Kesehatan yang harus diterapkan, layanan take away. Semua harus berubah cepat jika ingin terus bisa bertahan hidup
Dunia Pendidikan juga demikian. Bahkan jika berkaitan dengan Pendidikan, kebijakan ini harus lebih cepat lagi. Saat pandemi seperti sekarang ini, dunia Pendidikan adalah bagian yang harus ditutup pertama dan dibuka paling akhir. Kenapa demikian ? semua ini karena menyangkut generasi penerus bangsa yang harus diselamatkan. Mau tidak mau atau suka tidak suka, maka pilihan media pertemuan daring harus menjadi alternatif utama, sebelum dapat dipastikan keamanannya.
Apapun peringatannya dan betapapun beratnya sebuah ujian, ummat manusia harus yakin bahwa Allah swt tidak akan menguji ummatnya melebihi kadar kemampuannya, sebagaimana difirmankan dalam Al Qur’an. Keyakinan ini penting, agar ummat manusia menjadi lebih kuat, lebih pintar, dan lebih kreatif dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan dan mencari solusinya.
Pelan tapi pasti, kini roda perekonomian mulai bergerak dengan tatanan yang baru. Begitu juga dunia Pendidikan sudah mulai menemukan ritme terbaiknya dalam proses transfer ilmu. Tatanan sosial budaya juga sudah mulai dengan arus baru yang lebih aman, nyaman, dan tenteram. Semua sudah mulai berproses dalam penyesuaian agar semuanya tetap bisa berjalan, dengan tingkat risiko yang sekecil kecilnya. Bagaimana dengan sahabat ngopi pagi semua ?
*) Penulis Noor Shodiq Askandar adalah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Yatimul Ainun |
| Publisher | : Rizal Dani |
