Pemerintahan

IPM Rendah, Unej Siapkan Konsepsi Pembangunan untuk Pemkab Jember

Kamis, 04 Maret 2021 - 22:23 | 33.91k
Bupati Jember, Hendy Siswanto (batik hijau) saat berbicara dalam dialog yang digelar di DPRD Jember pada Kamis (4/3/2021). (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)
Bupati Jember, Hendy Siswanto (batik hijau) saat berbicara dalam dialog yang digelar di DPRD Jember pada Kamis (4/3/2021). (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Selain ketiadaan APBD 2021, Pemkab Jember juga dihadapkan pada persoalan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hal ini seperti ditunjukkan dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jember yang masih di angka 67,11.

“Angka IPM rendah menunjukkan ada masalah di sektor harapan hidup, pendidikan, dan kesejahteraan warga Jember. Misalnya saja dari data yang dikaji LP2M Universitas Jember, rata-rata Harapan Lama Sekolah warga Jember hanya 6,84 tahun. Artinya rata-rata pendidikan warga Jember adalah lulusan sekolah dasar,” ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej), Prof. Achmad Subagio dalam diskusi publik yang digelar di DPRD Jember pada Kamis (4/3/2021).

“Dari data ini perlu dicari penyebabnya, apakah warga Jember yang enggan meneruskan sekolah karena memang tidak ingin sekolah, atau justru tidak bisa sekolah karena tidak memiliki biaya,” lanjut Bagio – sapaan akrab Prof. Achmad Subagio.

Angka IPM Jember saat ini, bahkan di bawah IPM Situbondo yang ada di 67,38.

Di bidang kesehatan, Jember menempati posisi pertama Angka Kematian Ibu, dan Angka Kematian Bayi di Jember di Jawa Timur. 

Sebelumnya, Bupati Hendy sudah meminta bantuan kerja sama dan sumbangsih pemikiran dari akademisi Unej untuk membereskan berbagai persoalan di Jember selama ini.

Karena itu, Unej melalui LP2M telah menyiapkan Konsepsi Pemikiran Pembangunan Jember tahun 2021-2026.

Kajian akademik guna mengakselerasikan pembangunan di Jember. 

“Beberapa di antaranya, kami usulkan agar Pemkab Jember menggenjot investasi di industri pengolahan hasil pertanian yang mampu mendorong petani mengolah hasil panennya dan tidak lagi menjual hasil dalam bentuk produk mentah. Upaya ini bisa dilakukan Pemkab Jember dengan menjalin kerja sama yang lebih erat lagi dengan kalangan PTN dan PTS di Jember,” papar Bagio. 
    
Usulan agar Bupati Hendy fokus mendorong petani mengolah hasil panennya, karena pertanian masih menjadi sektor andalan terbesar warga Jember.

“Kontribusi pertanian kita tinggi sekali. Sayangmya hanya dijual mentah sehingga kurang memberi nilai tambah,” ujar doktor teknologi pangan dari Osaka Prefecture University, Jepang ini. 

Menanggapi hal tersebut, Hendy menyatakan akan menjadikan saran kebijakan dari Unej sebagai pertimbangan dalam pembangunan Jember ke depan.

“Kami juga akan siapkan big data agar semua data terpusat dengan akurat sehingga kami bisa mengambil kebijakan yang tepat,” tutur Hendy yang juga hadir dalam diskusi tersebut. 

Hendy menegaskan, persoalan IPM Jember yang masih di angka 67,11 dan lebih rendah dari daerah sekitarnya, akan menjadi prioritasnya dalam menjalankan kebijakan Pemkab Jember. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES