Peristiwa Daerah

Perbaiki Kesejahteraan Petani, Rektor Unej Sarankan Mulai Perkuat Koperasi di Desa

Kamis, 04 Maret 2021 - 10:02 | 33.10k
Rektor Unej, Iwan Taruna saat diwawancarai oleh TIMES Indonesia (FOTO: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)
Rektor Unej, Iwan Taruna saat diwawancarai oleh TIMES Indonesia (FOTO: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Bidang pertanian menjadi salah satu fokus dari kebijakan Bupati-Wabup Jember H. Hendy Siswanto - Muhammad Balya Firjaun Barlaman mengatasi masalah kesejahteraan petani di Jember. Berbagai langkah awal sudah dirancang, salah satunya menjalin komunikasi dengan kalangan kampus. Salah satunya adalah Universitas Jember (Unej). 

"Ya memang beberapa hari yang lalu, pak Hendy ke Unej, kami berbincang banyak hal. Mulai dari stunting (terkait gizi buruk) hingga soal pertanian. Juga soal pupuk. Baru diskusi awal saja,” papar Iwan Taruna PhD, Rektor Universitas Jember (Unej) kepada wartawan pada Rabu (4/3/2021). 

Salah satu komoditas utama yang banyak ditanam petani di Jember adalah beras.

Menurut Iwan, produksi beras Jember relatif cukup baik.

Namun belum efektif mengangkat kesejahteraan petani karena hanya fokus berkutat di aspek hulu. 

Lahan-pertanian-yang-ada-di-Jember.jpgLahan pertanian yang ada di Jember. (FOTO: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

“Produksi beras Jember sebenarnya malah surplus. Kalau ada masalah seperti pupuk, kan hanya kasuistis di beberapa tempat saja. Tetapi kenapa petani kita tidak bisa bangkit? Karena memang belum banyak nilai tambah, hanya fokus di aspek budidaya saja,” tutur Iwan. 

Selama ini, petani di Jember hanya menjual produksi padinya dalam bentuk gabah saja.

Sebenarnya, menurut Iwan, beberapa tahun silam sudah ada konsep untuk mendorong petani meningkatkan aspek produksinya.

Yakni secara korporasi melalui Koperasi Unit Desa (KUD). 

“Dulu itu konsepnya sudah baik, tetapi pelaksanaannya yang kurang baik. Pengurusnya tidak benar,” papar mantan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unej ini. 

Model KUD untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sebenarnya sudah sukses dipraktikkan di beberapa negara maju.

Hendy-Siswanto.jpgBupati Jember, Hendy Siswanto (baju putih, kanan) saat berdiskusi dengan Rektor Unej, Iwan Taruna, PhD (Kiri), pada awal Februari 2021 sebelum pelantikan. (FOTO: Humas Unej for TIMES Indonesia)

“Seperti di Belanda itu juga seperti KUD. Jadi di satu desa, misalkan ada usaha penggilingan pati yang dimiliki oleh petani. Nanti mengolah gabang untuk dikemas dalam beras. Sehingga hasil dari nilai tambahnya itu akan dibagikan kepada petani pemegang saham,” ujar doktor teknologi pangan dari Asian Institute of Technology, Thailand ini. 

“Kalau petani hanya main di budidaya saja, sampai kapanpun akan sulit makmur,” lanjut Iwan. 

Selain di aspek pengolahan hasil pertanian, peningkatan kesejahteraan petani juga bisa diarahkan di aspek pembenihan.

Sebab, memproses padi menjadi benih, bisa menjadi peluang nilai tambah yang menguntungkan. 

“Kami lihat sekarang perusahaan pembenihan, didominasi perusahaan asing seperti dari Belanda, Thailand, dan Filipina. Karena nilai tambahnya besar. Bisnis pembenihan itu menguntungkan, karena perputarannya cepat,” ujar Iwan. 

Untuk memulai pembenahan pertanian di Jember, Iwan menyarankan agar bupati memulainya dengan menata tata niaga dan birokrasinya.

“Tantangannya adalah pihak-pihak yang bertugas untuk membina dan menggerakkan petani, kadang enggan. Ya mohon maaf, kadang mereka hanya fokus di proyek saja,” pungkas Iwan sembari tersenyum. 

Sebelumnya, Hendy Siswanto berkunjung ke Unej dan berdiskusi dengan Iwan Taruna pada awal Februari 2021 lalu. Salah satu yang didiskusikan adalah pembenahan pertanian di Jember untuk meningkatkan kesejahteraan petani. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES