Peristiwa Daerah

DPRD Jember Minta Ritel Berjaringan Jual Air Kemasan Lokal

Rabu, 03 Maret 2021 - 22:48 | 41.47k
Mangku Wibowo, anggota Komisi C DPRD Jember dari Fraksi PKS saat mengkritisi kinerja Perumdam Jember. (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)
Mangku Wibowo, anggota Komisi C DPRD Jember dari Fraksi PKS saat mengkritisi kinerja Perumdam Jember. (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Komisi C DPRD Jember mendesak agar BUMD milik pemkab, Perumdam Tirta Pandalungan, untuk bisa memperluas pemasaran produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) miliknya. Salah satunya dengan menjalin kerja sama pemasaran ke dua raksasa perusahaan ritel berjaringan modern nasional yang punya cabang di Jember. 

“Seharusnya produk Hazora (lini usaha AMKD milik Perumdam) bisa dijual di dua jaringan ritel tersebut. Toh keberadaan jaringan ritel tersebut, izinnya juga dari Pemkab Jember,” papar Mangku Wibowo, anggota Komisi C DPRD Jember dari Fraksi PKS. 

Hal itu disampaikan Mangku dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dihadiri jajaran Perumdam dan Pemkab Jember selaku pemilik.

Kantor Perumdam Tirta PandalunganKantor Perumdam Tirta Pandalungan (sebelumnya bernama PDAM Jember)  (Foto: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

Lebih lanjut, Mangku berharap agar Perumdam Jember bisa lebih dikelola secara profesional dan bisa bersaing dengan perusahaan penyedia AMDK lainnya.

“Selama ini, Perumdam terkesan terlalu santai dalam berbisnis, sehingga tertinggal dengan perusahaan lain yang bisa menembus jaringan minimarket,” ujar politikus alumnus UNS ini. 

Menanggapi hal tersebut, Dirut Perumdam (sebelumnya bernama PDAM Jember) Ady Setiawan menjelaskan, bahwa Hazora merupakan bisnis sampingan yang baru beberapa tahun mereka tekuni.

“Jadi bisnis AMDK kami itu hanya pelengkap saja, agar ada kebanggaan kita punya usaha air mineral. Core business (bisnis utama) kami adalah air perpipaan (penyediaan jaringan air bersih),” tutur Ady. 

Ady mengakui, bisnis AMDK milik Perumdam itu belum untung besar.

“Kami hanya fokus pada kelengkapan seperti Balai POM dan SNI,” sambung Ady. 

Namun secara umum, Ady menyebut bisnis PDAM yang ia pimpin sejak tahun 2017, labanya selalu meningkat.

Jika dipandang membebani, Ady siap jika lini bisnis AMDK itu dilepas dari Perumdam.

“Entah jadi anak usaha atau aneka usaha, terserah bagaimana kajian nanti,” papar Ady. 

Menanggapi wacana pemisahan bisnis AMDK dari Perumdam, Ketua Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto mengaku kurang sependapat.

“Kami tetap belum sepakat, meski itu bukan bisnis utama PDAM,” ujar David saat dikonfirmasi terpisah pada Rabu (3/3/2021) malam. 

Senada dengan Mangku Wibowo, David juga mendesak Perumdam berani berinovasi untuk memasarkan produk AMDK-nya ke jaringan ritel.

“Kalau perlu, dibuat regulasi dari bupati yang mewajibkan perusahaan ritel modern juga menjual produk lokal,” tutur politikus Partai Nasdem ini. 

Wacana penguatan produk lokal melalui regulasi daerah, beberapa kali juga telah disampaikan Bupati Jember, Hendy Siswanto. Bahkan Hendy juga berencana untuk menuangkannya dalam Perbup atau Perda.

Untuk diketahui, DPRD Jember meminta ritel berjaringan nasional di Jember untuk memasarkan produk air kemasan lokal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES