Pendidikan

Alumni Gontor Putri: Lawan Hoaks, Bertemankan dengan Media yang Benar

Rabu, 03 Maret 2021 - 17:55 | 45.85k
WEBINAR PERDANA: Pembicara dalam Webinar Alumni Gontor Putri seri perdana Muslimah dan Literasi Media, (kiri-kanan) Dewi Yuhana, Dr. Syarifah Ema, dan moderator Kamilia Hamidah. (Foto: Alumni Gontor Putri for TIMES Indonesia)
WEBINAR PERDANA: Pembicara dalam Webinar Alumni Gontor Putri seri perdana Muslimah dan Literasi Media, (kiri-kanan) Dewi Yuhana, Dr. Syarifah Ema, dan moderator Kamilia Hamidah. (Foto: Alumni Gontor Putri for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Berhati-hatilah dalam menyebarkan informasi. Cek dulu kebenarannya, sehingga tidak terlibat langsung dalam penyebaran hoaks (kabar bohong). Demikian disampaikan Dr Syariah Ema Rahmania, dosen FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak dalam Webinar seri perdana Alumni Gontor Putri yang digelar Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP IKPM) Gontor, Minggu, 28 Februari 2021.

Ema menambahkan, saat ini kekacauan informasi cukup tinggi. Ketika masyarakat dengan mudah menyebarkan dan terpancing informasi bohong. Ia mencontohkan kasus pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya Ahmad Fauzi Muslih di Kendal karena warga termakan isu hoaks penculikan anak. 

“Literasi media dan digital masyarakat kita masih rendah. Indonesia ada di peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei tentang minat baca,” kata perempuan yang juga Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pontianak. 

Karena itu, lanjutnya, cek dan ricek informasi atau tabayun menjadi sangat penting di masa sekarang ini. Ia bahkan menegaskan, peran perempuan sangat dibutuhkan untuk memerangi hoaks. 

“Kami (Mafindo) menggelar pelatihan untuk masyarakat dan khususnya perempuan dalam mengecek fakta. Bagaimana cara mengetahui bahwa kabar yang diterima benar atau bohong, dan apa yang harus dilakukan jika menghadapi kondisi tersebut,” ujar alumni Pesantren Putri Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 1997 ini. 

Ema juga mengingatkan, peran keluarga dalam membentengi anak dari gempuran hoax juga sangat penting. Dalam sehari, anak-anak tidak hanya bersekolah, tapi juga beraktivitas lain, di sana lah keluarga diperlukan untuk memantau apa yang dilakukan anak.

Berteman dengan Media

Webinar dengan tema Muslimah dan Literasi Media ini juga menghadirkan pembicara lain, Dewi Yuhana, Direktur PT Deazha Prima Nusantara. Dalam webinar yang diikuti para alumni, wali santri dan masyarakat umum itu, Dewi mengajak audiens untuk berkawan dengan media.

“Kenali media, bagaimana karakteristiknya, siapa wartawan, redaktur dan pemimpin redaksinya,” katanya. 

Seringkali dalam diskusi yang membahas tentang media massa, kata Dewi, peserta mengkritik dan membahas hal-hal negatif dari media massa. “Ketika ditanya kapan terakhir baca berita, berita apa yang diikuti, atau apakah berlangganan media, ternyata tidak melakukan semuanya. Masyarakat terlalu reaktif saat ada berita yang  dianggap negatif versi dia, tapi tidak mengapresiasi media saat menyajikan berita positif,” ujar perempuan yang pernah menjadi Pemimpin Redaksi Malang Post ini. 

Berkawan dengan media, tegas Dewi, akan sangat mendukung aktivitas dan misi dakwah yang secara tidak langsung diemban para alumni Gontor Putri. Bagaimana mereka bisa dikenal pelaku media, dijadikan narasumber untuk topik dan isu tertentu lalu diberitakan, bila tidak mengenal satu pun wartawan. 

Banyak pertanyaan diajukan peserta dalam sesi diskusi, di antaranya cara supaya tulisan atau artikelnya dimuat di media massa, hingga pertanyaan bagaimana redaksi mempertahankan independensinya saat berhadapan dengan pemilik modal. 

Dewi yang juga alumni Gontor Putri itu menyampaikan, audiens harus memahami karakteristik media di mana ia akan mengirimkan artikel serta minimal tahu berita apa yang sedang menjadi headline di media tersebut.  

“Makanya harus banyak baca berita, sehingga muncul ide akan menulis opini tentang apa. Nah, kalau pemilik modal mau sering muncul di medianya sendiri, ya itu haknya mau melakukan branding. Sah saja. Paling pembaca atau penonton yang malas lihat. Tapi kalau sampai ingin memengaruhi kebijakan redaksi untuk memutarbalikkan fakta, yakinlah, di redaksi akan selalu ada orang yang memegang teguh ideologis dan prinsip untuk menjaga independensinya,” jelas Dewi.

Sementara itu, Ketua 1 PP IKPM Dr. HM. Adib Fuad Nuriz MA, M.Phil mengatakan, Webinar Series Alumni Gontor Putri ini digelar untuk mewadahi potensi-potensi luar biasa yang dimiliki alumni. 

“Selama ini kegiatan yang dilakukan PP IKPM lebih banyak untuk alumni putra, sedangkan alumni putri belum tergarap secara maksimal. Padahal potensi dan kiprah mereka di masyarakat tidak bisa diremehkan begitu saja,” katanya. 

Webinar ini sekaligus menjadi cara PP IKPM untuk mengumpulkan data para alumni Gontor Putri, sekaligus memberikan kesempatan pada mereka untuk melakukan silaturahmi secara virtual di masa pandemi. “Antusiasme peserta di webinar perdana ini sangat tinggi. Kami akan menggelar webinar ini secara berkala setiap tiga minggu atau sebulan sekali,” pungkas Adib. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES