Wisata

Naungi Beberapa Situs, Perhutani KPH Bondowoso Siap Dukung Ijen Geopark 

Rabu, 03 Maret 2021 - 15:30 | 56.70k
Salah satu situs yang masuk di Ijen Geopark dan usulkan masuk UNESCO Global Geopark. Sejumlah situs ada di lahan Perhutani KPH Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Salah satu situs yang masuk di Ijen Geopark dan usulkan masuk UNESCO Global Geopark. Sejumlah situs ada di lahan Perhutani KPH Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dari 16 situs atau tempat wisata yang masuk Ijen Geopark dan diajukan ke UNESCO Global Geopark (UGG), beberapa di antaranya ada di lahan milik Perhutani KPH Bondowoso, khususnya di daerah Ijen. 

Di antaranya Kawah Wurung, Lava Blawan, Aliran Lava Plalangan, Dinding Kaldera Ijen Megasari, dan Taman Batu So'on Solor.

Adm Perhutani KPH Bondowoso, Andi Adrian Hidayat mengatakan, bentuk dukungannya adalah mengedukasi masyarakat. Agar petani yang memanfaatkan lahan Perhutani bisa sejahtera. Adapun edukasi yang dimaksud  yakni masyarakat bisa bertani namun tetap tidak merusak hutan.

"Apalagi di geopark ada konsep, bahwa masyarakat sekitar bisa mendapatkan manfaat dari sumber daya alam. Geopark jalan, pemanfaatan sosial ekonomi masyarakat juga jalan," paparnya. 

Sehingga nanti ketika ada penilaian, ternyata masyarakat sudah bisa sejahtera. Namun demikian kata dia, ketika geopark sudah jalan petani diharapkan tidak lagi bergantung ke pertanian kentang.

"Ketika wisata maju bisa beralih ke kopi, bukan lagi kentang. Tapi untuk membuat mereka tidak bergantung ke kentang butuh waktu, karena berbicara perut," jelasnya. 

Pihaknya juga mempertegas dan membuat pernyataan, bahwa petani tetap akan menjaga hutan. Satu-satunya cara adalah evaluasi rutin. Per petani bukan per petak.  "Kalau benar bertaninya tidak akan ditutup. Tapi kalau menyimpang kita tutup. Ke depan lebih selektif," paparnya.

Data dihimpun, di kawasan Ijen total ada 3.500 KK yang memanfaatkan lahan Perhutani. Setiap KK maksimal 2 hektar, sehingga total ada 7.000 hektar yang bisa imanfaatkan untuk pertanian.

Dia juga memaparkan, bahwa Ijen Geopark itu sesungguhnya mempertahankan kondisi yang ada. Dengan kekhasannya. Kondisi Batu So'on dan Kawah Wurung tetap seperti itu. Termasuk situs yang lain.

"Itu tak ada pertentangan dengan kami. Justru kami berharap dipertahankan kondisi aslinya. Misalnya masih wujud steva, safana wajudnya memang begitu," jelasnya. 

Ijen Geopark kata dia, merupakan upaya bersama.  Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mendukung program tersebut.

"Justru karena Ijen Geopark itu pula, kami menata teman-teman petani agar hutan tetap aman. Karena ketika sertifikat geopark didapatkan, ternayata banjir akan menjadi masalah. Dan sertifikatnya dicabut," jelas Adm Perhutani KPH Bondowoso tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES