Pemerintahan

Jadi Ketum ADPM, Ridwan Kamil: Energi Terbarukan Prioritas 

Rabu, 03 Maret 2021 - 11:21 | 18.77k
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebagai Ketua Umum ADPM yang sekarang bertransformasi menjadi (ADPMET) saat pengukuhan virtual, Selasa (2/3/2021). (Foto: Humas Jabar for TIMES Indonesia)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebagai Ketua Umum ADPM yang sekarang bertransformasi menjadi (ADPMET) saat pengukuhan virtual, Selasa (2/3/2021). (Foto: Humas Jabar for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian resmi mengukuhkan Dewan Pengurus Asosiasi Daerah Penghasil Migas (ADPM) periode 2020-2025. 

Pengurus baru yang dikukuhkan merupakan hasil Munas IV ADPM di Bali pada Desember 2020. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terpilih sebagai ketua umum. Dalam kepengurusan baru ini Gubernur Jabar akan dibantu kepala daerah lain.   

Menurut gubernur, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ADPM. Tapi lima tahun ke depan ADPM akan berfokus pada pengembangan energi terbarukan atau biofuel berbasis sampah, kotoran hewan, dan tumbuhan. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil b

"Kami ingin menyelesaikan permasalahan-permasalahan dari sisi migas, tapi kami juga ingin menjadi daerah yang mempersiapkan dan merespons masa depan terkait energi terbarukan," kata Ridwan Kamil saat pengukuhan secara virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (2/3/21) petang. 

Ridwan menjelaskan, cadangan gas dan minyak bumi Indonesia termasuk Jawa Barat semakin menipis. Maka dari itu diperlukan pengembangan pada energi terbarukan. Menurutnya, energi terbarukan ini merupakan tren global ditandai dengan kemunculan konsep Transisi Energi (Energy Transition) dan Environmental Social Governance Fund untuk investasi dengan prioritas eksplorasi gas dibanding minyak bumi. 

"Energi terbarukan tidak bisa dihindari karena energi fosil sekarang sudah mulai menurun. Tapi gas empat kali lipat cadangan belum dieksplorasi, energi terbarukan lainnya juga belum tereksplorasi," jelasnya.

Selain itu, ADPM juga berusaha menciptakan iklim migas yang lebih berkeadilan terutama bagi daerah-daerah kaya cadangan energi. Daerah penghasil harus mendapatkan haknya untuk dapat mensejahterakan rakyatnya. 

"Kami punya prioritas teknis. Kalau saja bagi hasil dari pusat ini maksimal, tentu kita bisa melihat Indonesia berubah dengan cepat," kata Kang Emil.

Misi lain yang hendak dicapai ADPM adalah pengembangan SDM agar daerah tidak jadi objek atau penonton di tengah kekayaan sumber energi yang dimiliki. 

"Cita-cita kami adalah jadi subjek. Kalau nanti ada perusahaan pasar global datang ke daerah, ya maksimal sumber daya manusianya dari daerah itu juga," ucapnya. 

Sebenarnya, kata Ridwan Kamil, Indonesia merupakan daerah kaya sumber energi. Namun keterbatasan infrastruktur, SDM, dan kebijakan yang belum mendukung sepenuhnya, menyebabkan banyak sumber tidak tereksplorasi. 

Daerah seperti Jawa Barat, sebutnya, punya karakter bahwa cadangan gasnya empat kali lipat lebih banyak dibandingkan minyak bumi. Potensi paling besar sebetulnya ada pada panas bumi. 

“Paling hebat dari Jawa Barat itu adalah panas bumi, tapi masih dianaktirikan. Padahal tiap hari panas dari bumi Jawa Barat itu bisa menghasilkan energi listrik yang luar biasa" jelasnya.

Sehingga, khusus di Jawa Barat hal yang akan dimaksimalkan ADPM adalah panas bumi dan biofuel terutama dari sampah. “Mudah-mudahan dengan organisasi ini kita saling belajar," tutupnya.

Sesuai amanat Munas IV di Bali, ADPM selanjutnya akan bertransformasi menjadi Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan atau disingkat ADPMET. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES