Tradisi Cuci Pusaka Sultan Pertama Kacirebonan Terus Dilestarikan

TIMESINDONESIA, CIREBON – Keraton Kacirebonan Jawa Barat kembali menggelar tradisi cuci pusaka keris dan tombak peninggalan Sultan Pertama Keraton Kacirebonan.
Pusaka keris tersebut menjadi bukti peninggalan sejarah Sultan Kacirebonan Pertama dalam melawan penjajah Belanda.
Ketua Kepurbakalaan Keraton Kacirebonan, Elang Iyan Ariffudin mengatakan pencucian pusaka keris dan tombak peninggalan Sultan Pertama Pangeran Raja Amirul Mukminin dilakukan secara sakral.
"Dilakukan dengan pembakaran kemenyan, dan dicuci menggunakan air kelapa dan penggosokan menggunakan jeruk nipis," ujarnya, Selasa (2/3/2021).
Elang menjelaskan ada tiga pusaka keris yaitu keris juru mudi, keris pamungkas, dan keris pekatihan juga tombak.
Menurutnya, pusaka ini menjadi bukti peninggalan bersejarah dari Sultan Kacirebonan yang pertama dalam melawan penjajah Belanda.
"Sejarah Sultan Kacirebonan Pertama Pangeran Raja Amirul Mukminin ini diasingkan oleh Belanda dari tanah Cirebon ke Ambon karena sebagai penentang Kolonial Belanda," terangnya.
Masih kata dia, pusaka keris juru mudi inilah yang menuntun Sultan Kacirebonan Pertama datang lagi ke Cirebon melalui jalur laut untuk melawan penjajah.
"Untuk terus melestarikan peninggalan sejarah tersebut, pusaka keris sakral ini terus dijaga dan dirawat melalui tradisi cuci pusaka setiap satu tahun sekali di Bulan Rajab," ungkapnya.(*)
Publisher | : Sholihin Nur |