Kopi TIMES

Filsafat dalam Masyarakat

Senin, 01 Maret 2021 - 22:36 | 150.18k
Putri Hidayah Tauziah, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta.
Putri Hidayah Tauziah, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta.

TIMESINDONESIA, SOLO – Banyak masyarakat yang masih asing dan ada yang salah mengartikan istilah kata filsafat. Apa sih pengertian filsafat itu? Menurut Harun Nasution (1987:3), filsafat berasal dari kata Yunani yang tersusun dari dua kata, yaitu philein, artinya cinta dan sophos, artinya hikmat.

Jadi, filsafat adalah cinta kebijakan (hikmah) atau kebebasan. Seperti Harun Nasution, Hasbulloh Bakry berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki, segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikat sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

Melahirkan Filusuf

Kata filsafat disebut the mother of science, induk dari ilmu pengetahuan. Menurut Will Durant, filsafat diperumpamakan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri tersebut adalah ilmu pengetahuan. Setelah itu ilmulah yang merambah hutan, membelah gunung, menyelami lautan, dan seterusnya. Setelah penyerahan dilakukan maka filsafat pun pergi. Filsafat bagaikan azan dan ilmu bagaikan shalat (Tobroni, 2008:3). Filsafat juga disebut wissenschaftslehre yang berarti ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum yang menjadi dasar segala ilmu. 

Ketika mendengar kata filsafat kebanyakan masyarakat masih mengaggap negatif  tentang kata tersebut, yaitu filsafat membuat orang jadi tidak percaya tuhan, filsafat itu ilmu yang kurang bermanfaat untuk dipelajari, orang yang belajar filsafat biasanya nyeleneh, dan filsafat membuat orang menjadi gila. Salah satu pandangan yang sering didengar adalah filsafat membuat orang yang percaya tuhan, jadi tidak percaya tuhan, karena banyak orang yang tidak percaya tuhan (atheis) setelah ia belajar ilmu filsafat ketuhanan. Ilmu filsafat ketuhanan mempelajari masalah-masalah kebenaran tentang Tuhan. 

Kebanyakan masyarakat Indonesia ini adalah beragama Islam, banyak dari mereka bertanya-tanya, mengapa masih mencari-cari kebenaran terhadap Tuhan, padahal sudah jelas bahwa Tuhan itu ada yaitu Allah? Seperti yang kita tahu, Allah memberi manusia akal, yang mana akal tersebut kita gunakan berfikir dan membuat kita menjadi kritis. Banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai Allah. Oleh sebab itu banyak filusuf-filusuf islam yang menyelidiki tentang Allah, tetapi bukan sebagai objeknya, melainkan makhluk yang diciptakan.

Islam banyak memiliki tokoh-tokoh yang mendalami atau belajar ilmu filsafat. Tokoh islam yang pertama kali belajar filsafat adalah Al-Kindi. Al-Kindi menggambarkan Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat tetap, tunggal, ghaib, dan penyebab sejati gerak. Ia menggunakan konsep teori pencipta creatio ex nihilo yang mengatakan bahwa penciptaan dari ketiadaan merupakan hal istimewa yang dimiliki Tuhan. bagi Al-Kindi, yang Esa itu adalah Tuhan. Dia itu terpisah dan berada diatas akal disebut satu yang benar, adalah sempurna mutlak. 

Selain Al-Kindi, terdapat tokoh filsafat islam yang lain, yaitu Ibnu Sina. Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern, selain itu ia juga seorang filsuf. Menurut Ibnu Sina, ada tiga macam sesuatu yang ada, yaitu yang pertama, penting dalam dirinya sendiri, tidak perlu sebab lain untuk kejadiannya, selain dirinya sendiri (Tuhan). Kedua, yang berkehendak kepada yang lain yaitu makhluk yang butuh kepada yang menjadikannya. Ketiga, makhluk mungkin, yaitu bisa ada dan bisa tidak ada, dan dia sendiri tidak butuh kepada kejadiannya (benda-benda yang tidak berakal).

Ibnu Sina memiliki dasar dalam ilmu metaphysika, yaitu adanya Tuhan dan hubungan-Nya dengan alam semesta, hukum alam, hukum sebab-musabab, dan konsepsi yang maha mengatur. Dari pendapat para tokoh filsuf islam kita dapat tahu bahwa belajar ilmu filsafat ketuhanan dalam islam tidak dilarang. Dibuktikan dengan banyaknya tokoh-tokoh filusuf islam dan pedapat yang dikemukakannya.

Anggapan Masyarakat

Hal-hal yang membuat orang tidak percaya Tuhan saat belajar ilmu filsafat itu bukan salah dari ilmu filsafatnya, tetapi cara orang tersebut saat berfilsafat. Biasanya pertama yang dilakukan orang saat berfilsafat adalah dengan menghilangkan pola pikir lamanya, setelah itu orang tersebut mencari-cari dari suatu masalah, kemudian menata pola pikir yang baru. Orang-orang yang tidak percaya Tuhan setelah belajar ilmu filsafat, saat berfilsafat orang-orang itu tidak menyelesaikan tahap pencarian dari suatu masalah, tapi malah langsung ke tahap menata pola pikir, karna itulah orang-orang tersebut belum menyelesaikan pencarian terhadap suatu masalah yang menyebabkan salah dalam menata pola pikir yang baru.

Masyarakat hanya tahu bahwa belajar ilmu filsafat dapat merugikan diri sendiri. Padahal kebenarannya adalah banyak manfaat yang dapat kita ambil dari belajar ilmu filsafat, yaitu filsafat melatih kita untuk berfikir kritis, filsafat memberikan pandangan luas, filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan dalam hidup, dan masih banyak lagi manfaat dari flsafat. Ilmu filsafat dianggap negatif masyarakat.

Walaupun dianggap seperti itu, tetapi ilmu filsafat memiliki banyak manfaat untuk diambil dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga islam tidak melarang belajar filsafat, dengan dibuktikan dengan banyaknya tokoh-tokoh islam yang menjadi filsuf. 

***

*) Oleh: Putri Hidayah Tauziah, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES