Peristiwa

Minggu Paling Berdarah, Polisi Myanmar Menembak Mati Empat Orang Pengunjuk Rasa

Minggu, 28 Februari 2021 - 17:15 | 42.59k
Para pengunjuk rasa di Myanmar ketika menghadapi polisi yang tiba dengan tindakan kekerasan selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay pada hari Minggu (28/2/2021). (FOTO: Al Jazeera/Reuters/EPA)
Para pengunjuk rasa di Myanmar ketika menghadapi polisi yang tiba dengan tindakan kekerasan selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay pada hari Minggu (28/2/2021). (FOTO: Al Jazeera/Reuters/EPA)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPolisi Myanmar, hari Minggu (28/2/2021) telah menembak mati sedikitnya 4 orang pengunjuk rasa di kota Yangon dan di kota Dawei.

CNN melansir, selain menembak mati 4 orang pengunjuk rasa, polisi juga melukai beberapa orang lainnya pada hari paling mematikan sejak militer mengambil alih kekuasaan sejak 1 Februari 2021.

Pasukan keamanan memulai tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di kota-kota di seluruh negeri ketika demonstrasi menentang kudeta militer, yang menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis dari pemimpin sipil Aung San Suu Kyi telah memasuki minggu keempat.

Di kota terbesar, Yangon, seorang pengunjuk rasa ditembak mati ketika polisi menembaki para pengunjuk rasa, menurut Reuters.

pengunjuk di Myanmar

Mengutip seorang dokter di rumah sakit, pengunjuk rasa dibawa ke rumah sakit dengan luka peluru di dada. Outlet media lokal, Mizzima juga melaporkan kematian di kotapraja Thingangyun, Yangon.

Di selatan negara itu, 3 orang tewas dan lebih dari selusin luka-luka ketika polisi menembaki pengunjuk rasa di kota Dawei, menurut outlet media Dawei Watch.

Politisi lokal, Kyaw Min Htike membenarkan bahwa polisi telah menembak para pengunjuk rasa di Dawei. Ini adalah korban paling banyak dalam satu hari.

Polisi dan juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak segera menanggapi panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Video yang diposting ke media sosial menangkap meningkatnya konfrontasi antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Dalam cuplikan dari distrik Hledan di Yangon, tembakan terdengar. Media lokal melaporkan sedikitnya lima orang terluka dalam bentrokan itu.

Tembakan juga terdengar ketika ada siaran langsung yang diposting di media sosial oleh media lokal dari kota Tamwe Yangon, di mana kerumunan pengunjuk rasa terlihat melarikan diri dari polisi.

pengunjuk di Myanmar a

Lima orang siswa ditangkap dalam protes di tempat lain di pusat kota Yangon pada hari Minggu.

Minggu menandai hari kedua penumpasan intensif militer terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta, di mana ratusan orang dilaporkan telah ditahan, termasuk jurnalis.

Di kota-kota dan kota besar di seluruh Myanmar pada Sabtu, pasukan keamanan menembakkan gas air mata, peluru karet, meriam air dan menembakkan senjata mereka ke udara untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Menurut Reuters, sejak kudeta, setidaknya 7 pengunjukrasa dan satu petugas polisi telah meninggal dunia.

Kelompok aktivis Asosiasi Pembantu Narapidana Politik (AAPP) mengatakan, hingga Sabtu, telah mendokumentasikan 854 orang yang telah ditangkap, didakwa, dan dijatuhi hukuman sejak kudeta 1 Februari.

Kelompok itu juga mencatat ratusan orang ditangkap di Yangon dan tempat lain pada hari Sabtu.

Bentrokan itu terjadi sehari setelah junta militer yang berkuasa memecat duta besar PBB negara itu, U Kyaw Moe Tun, karena mengajukan permohonan yang berapi-api kepada Majelis Umum PBB untuk tindakan internasional membantu membatalkan kudeta .

Pada hari Sabtu, televisi negara MRTV mengumumkan pencopotan duta besar PBB itu dengan mengatakan dia telah menyalahgunakan kekuasaan dan tanggung jawab duta besar tetap dan bahwa dia mengkhianati negara.

Berbicara kepada Reuters setelah pemecatannya, Kyaw Moe Tun mengatakan bahwa dia memutuskan untuk melawan selama ia bisa.

Berlangsung beberapa minggu, kerusuhan akibat kudeta di Myanmar tak juga mereda. Bahkan, kejadian pada Minggu (28/2/2021) yakni Polisi Myanmar, menembak mati sedikitnya 4 orang pengunjuk rasa di kota Yangon dan di kota Dawei menambah daftar korban meninggal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES