Ekonomi

Bank Jatim Sukses Mengarungi Trend Digital Perbankan

Sabtu, 27 Februari 2021 - 22:00 | 126.28k
Transformasi nasabah Bank Jatim menuju digital banking, Sabtu (27/2/2021). (FOTO: Dok. Bank Jatim)
Transformasi nasabah Bank Jatim menuju digital banking, Sabtu (27/2/2021). (FOTO: Dok. Bank Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYABank Jatim menangkap trend perkembangan digital perbankan. Sistem Teknologi Informasi (TI) Bank Jatim memiliki peran penting bagi perusahaan dalam mengarungi trend digital, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) jeli dalam merespons perkembangan trend digital perbankan.

Bank dengan kode emiten BJTM tersebut telah lama merumuskan berbagai strategi digitalisasi yang terbagi ke dalam tahapan jangka pendek ataupun jangka panjang.

Direktur TI dan Operasi Bank Jatim, Tonny Prasetyo memaparkan bahwa dalam pengembangan digitalisasi, Bankjatim memiliki visi menjadi BPD dengan pengelolaan TI terbaik di Indonesia.

Guna mencapai visi tersebut, terdapat tiga misi yang wajib dilakukan. Pertama, mendorong pertumbuhan bisnis dan peningkatan keuntungan, melalui digitalisasi proses maupun layanan.

Kedua, menyediakan layanan teknologi dengan Services Level Agreement (SLA) yang terukur dan kompetitif, dan yang ketiga adalah mendorong optimalisasi sumber daya TI dan mitigasi risiko berdasarkan penerapan prinsip tata kelola teknologi informasi.

Adapun langkah yang telah dilakukan Bankjatim untuk mecapai visi tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan transformasi struktur organisasi TI dalam menghadapi era digital 4.0.

"Secara konkrit, kami telah membentuk Sub Divisi Pengembangan Digital Banking yang bertugas untuk merumuskan pengembangan produk dan layanan digital Bank Jatim ke depan,” jelas Tonny, Sabtu (27/2/2021). 

Selain itu, Bankjatim telah memiliki IT Strategic Plan 2020-2024 dengan menyertakan sembilan Key Performance Indicator (KPI) sebagai indikator keberhasilan Bank Jatim dalam mewujudkan visi menjadi BPD nomor satu di Indonesia dalam hal pengembangan digitalisasi.

Sembilan indikator tersebut antara lain adalah: memenuhi kebutuhan layanan teknologi stake holder; menyediakan layanan digital banking; mendukung program elektronifikasi keuangan daerah (e-KD); access channel yang luas dilengkapi dengan fitur yang lengkap dan terintegrasi; menyesuaikan leading edge IT trend; digitalisasi, automasi, dan simplifikasi proses; membangun kolaborasi dan sinergi berbagai ekosistem; menerapkan tata kelola proses IT dan security berdasarkan best practice berstandar internasional; serta adanya layanan e-channel 24 jam.

Strategi Bank Jatim di Tengah Pandemi Covid-19

Di tengah-tengah pandemi Covid-19, Peran TI di Bankjatim semakin penting, terutama dalam memberikan pelayananan kepada nasabah dan masyarakat di era new normal saat ini.

Terlebih, Bankjatim dipercaya oleh pemerintah untuk berpartisipasi dalam penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 2 triliun sehingga dapat membantu memulihkan perekonomian khususnya di Jawa Timur. Keberhasilan Bankjatim dalam penyaluran dana PEN juga tidak lepas dari support TI Bank Jatim.

Tonny Prasetyo menjelaskan, bahwa sistem TI Bank Jatim mengakomodir proses penyaluran dana PEN sehingga penyaluran lebih cepat dan tepat. 

"Kami memiliki produk kredit berbasis online yang sejalan dengan program PEN tersebut, sehingga sistem TI kami memastikan bahwa penyaluran Dana PEN berjalan dengan lancar," jelas Tonny.

Strategi Bank Jatim di Era New Normal

Pertama, digitalisasi produk, yaitu melakukan inovasi dan pengembangan secara menyeluruh terhadap produk–produk Bankjatim secara digital sehingga mampu memberikan pelayanan secara optimal kepada nasabah dan masyarakat.

"Berbagai produk perbankan berbasis digital terus kami kembangkan di masa pandemi saat ini, antara lain pengajuan kredit online, penyempurnaan credit approval system, dan penyempurnaan credit scoring system,” terang Tonny.

Kedua, merencanakan pemasaran strategis. Yaitu melakukan perubahan strategi marketing dan menentukan target market secara tepat dengan memanfaatkan digital marketing.

“Dalam hal pemasaran digital, kami berupaya menaikkan pangsa pasar dengan memanfatkan media sosial seperti YouTube, Instagram, Twitter, Facebook, dan media elektronik lainnya," imbuh Tonny.

Ketiga, meningkatkan layanan customer yaitu memberikan pelayanan kepada nasabah dengan mengembangkan dan menyempurnakan layanan digital banking yang telah dimiliki Bank Jatim. Langkah konkrit yang telah dilakukan, antara lain: peningkatan fitur mobile banking dan internet banking, khususnya payment, serta penyediaan customer online on boarding.

“Mobile Banking Bank Jatim dengan desain terbaru yang telah kami luncurkan pada 17 Agustus 2020 yang lalu dilengkapi fitur yang jauh lebih lengkap seperti desain tampilan yang interaktif, profil pemegang rekening, multiple account, cardless ATM/CRM, dan lain-lain,” terang Tonny.

Langkah berikutnya, interkoneksi dengan memanfaatkan API (open banking) untuk pengembangan TI dan memperbanyak sinergi ekosistem dengan berkolaborasi bersama perbankan/fintech. Langkah lainnya adalah menggarap peluang baru melalui digitalisasi payment (e-ticketing, e-commerce, e-government) serta peningkatan limit transaksi melalui e-channel.

Resep Bank Jatim Mengelola Teknologi Informasi

Bank Jatim memiliki alur dan struktur tata kelola TI yang rapi. Mulai dari antisipasi risiko bencana sampai dengan pengelolaan human capital.

Sebagai bank yang selalu menerapkan tata kelola perusahaan yang baik/ Good Corporate Governance, Bank Jatim menyusun pedoman kebijakan dan tata kelola dengan baik. Direktur TI dan Operasi Bank Jatim, Tonny Prasetyo menjelaskan terdapat tiga kunci kebijakan TI untuk menerapkan tata kelola yang baik.

Pertama, yang berkaitan dengan disaster recovery plan di mana Bank Jatim wajib menjaga kelangsungan bisnis bank dan mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan operasional yang diakibatkan oleh bencana.

Kedua, adalah business continuity IT. Untuk cakupan hal tersebut, Bankjatim melindungi proses bisnis dari kegagalan akibat bencana yang dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan perusahaan dalam melakukan proses bisnis secara normal.

Kemudian, yang ketiga adalah adanya pedoman pelaksanaan kebijakan dan prosedur TI. Penerapan manajemen risiko dalam penggunaan TI menjadi salah satu referensi dalam melakukan risk assessment dan compliance review.

Tonny pun menjelaskan bahwa dalam hal kebijakan investasi/ belanja TI, ada mekanisme tertentu yang berlaku. Semua perencanaan anggaran tahunan TI wajib melalui perencanaan kapasitas yang matang serta mempertimbangkan prediksi perkembangan perbankan.

Kemudian, rencana strategis TI yang akan diimplementasikan dalam satu tahun ke depan dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran TI.

“Selanjutnya, setiap rencana pengeluaran terkait rencana strategis TI yang akan diimplementasikan pada tahun yang bersangkutan, harus dimasukkan dalam proyeksi anggaran TI pada tahun tersebut,” jelas Tonny.

Maintenance secara berkala juga terus dilakukan dalam hal kebijakan sumber daya manusia TI. Terdapat empat kebijakan kunci dalam hal tersebut.

Yang pertama adalah menjalankan prinsip segregation of duty untuk mencegah adanya personil yang dapat melakukan kesalahan atau pelanggaran, baik disengaja ataupun tidak disengaja, tanpa diketahui atau tanpa terdeteksi.

Kedua, Bank Jatim menempatkan personil yang memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai dan dapat mendukung pelaksanaan fungsi-fungsi TI secara maksimal.

Yang ketiga, Bank Jatim melakukan evaluasi kinerja TI secara berkala. “Dan yang terakhir adalah, penempatan personil TI dengan selalu mempertimbangkan kompetensi sumber daya manusia yang sesuai dengan posisi,” papar Tonny. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES