Peristiwa Daerah

SRPB Jatim Ngaji Kebencanaan Bersama Pembina Santana

Sabtu, 27 Februari 2021 - 20:57 | 40.71k
Pembina Santri Tanggap Bencana (Santana) Hj Masrifah menceritakan kisahnya sebagai relawan, Sabtu (27/2/2021). (Foto: Dok. SRPB Jatim)
Pembina Santri Tanggap Bencana (Santana) Hj Masrifah menceritakan kisahnya sebagai relawan, Sabtu (27/2/2021). (Foto: Dok. SRPB Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Arisan Ilmu Nol Rupiah yang dihelat Sekber Relawan Penanggulangan Bencana atau SRPB Jatim kali ini bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA), Jalan Raya Desa Turi, Kecamatan Turi, Lamongan, Sabtu (27/2/2021).

SPMAA merupakan jaringan sekitar 70 pesantren di seluruh Indonesia. Kali ini peserta mendapatkan pencerahan dari Hj Masrifah, pembina Santri Tanggap Bencana (Santana).

SRPB Jatim 2Anak-anak mengikuti pelatihan bencana dan water rescue bersama Santri Dirgantara (Sandirga), Sabtu (27/2/2021). (Foto: Dok. SRPB Jatim)

"Saya masih pengantin baru 17 hari sudah bantu orang gila yang dipasung di barongan," ungkap wanita berusia 80 tahun ini memulai kisahnya.

Hj Masrifah dikenal sebagai relawan gaek. Dia mulai merawat orang sakit sejak tahun 1961. Perempuan ini juga pernah terjun langsung saat tsunami Aceh, gempa Jogja, Lombok, Banjarnegara, Pasuruan, dan daerah-daerah lainnya.

Sekitar 50 peserta dari Lamongan, Tuban, Pasuruan, Magetan, Surabaya, Sidoarjo, Bojonegoro Jombang, Jember, Surabaya tampak khidmat mendengar cerita sesepuh SPMAA ini.

Arisan Ilmu Nol Rupiah kali ini mengangkat tema Blue Ocean Mindset Sirkuit Baru Berjejaring Pentahelix dan Pelatihan Terima Kasih. Sedangkan pematerinya adalah Gus Ashabun Naim, Gus Glory Islamic, Gus Basyirun Adhim, Gus Hafid SKP, dan Gus Khosyiin KWB.

Dalam pemaparannya, Gus Glory mengatakan, manusia harus melestarikan alam. "Sekali kamu melakukan perusakan alam, kamu kena bencana," katanya.

SRPB Jatim 3Latihan evakuasi bencana oleh Santri Tanggap Bencana (Santana), Sabtu (27/2/2021). (Foto: Dok. SRPB Jatim)

Dia mengatakan, manusia jangan menyalahkan curah hujan saat bencana terjadi. Karena semua itu awalny dari manusia. SPMAA sendiri punya konsep tidak punya musuh manusia. "Tapi musuhnya adalah setan yang ada di hati kita semua," jelasnya.

Sebelum arisan ilmu, para peserta disuguhi simulasi bencana dan water rescue yang melibatkan anak-anak. Santri Dirgantara (Sandirga) juga menunjukkan kemampuannya menggunakan paralayang untuk distribusi bantuan.

Koordinator SRPB Jatim Dian Harmuningsih mengatakan, sangat terkesan dengan simulasi ini. "Sangat luar biasa simulasi kebencanaannya. Apalagi Ibu Hj Masrifah adalah ikonnya relawan," jelasnya.

Sementara, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan Jannata menyatakan, akan bersinergi dengan SPMAA karena tempatnya sangat mendukung dan lengkap.

"Mungkin bisa sinergi untuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).  Di sini saya salut sekali karena pendidikan terintegrasi antara agama, formal, dan kebencanaan," ujarnya dalam acara yang dihelat SRPB Jatim ini. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES