Pendidikan

UMM Segera Miliki RS Covid-19, Target 40 Hari Pembangunan Rampung

Sabtu, 27 Februari 2021 - 13:39 | 48.24k
Direktur RS Umum UMM Prof Dr Djoni Djunaedi, Sp.Pd.Kpt saat ditemui awak media. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Direktur RS Umum UMM Prof Dr Djoni Djunaedi, Sp.Pd.Kpt saat ditemui awak media. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam waktu dekat ini segera memiliki Rumah Sakit Lapangan khusus menangani Covid-19 (RS Covid-19). Rencananya, proses pembangunan ditargetkan rampung dalam waktu 40 hari.

RS Covid-19 ini akan dibangun di area RS UMM di Landungsari, Dau, Kabupaten Malang. Hari ini, (27/2/2021) Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR RI Ir Diana Kusumastuti MT meninjau tahap final di lokasi.

Ia mengatakan akan memfasilitasi program yang diajukan RS UMM. Terutama pembangunan insinerator. Pihaknya meminta proses ijin bangunan secara selesai diurus.

"Pada prinsipnya kami mendukung proses pengajuan yang dilakukan oleh pihak RS UMM ini. Harapannya dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat dan penanganan Covid-19 di Malang," ungkapnya.

Rektor UMM Dr Fauzan M.Pd menjelaskan bahwa agenda kedatangan Dirjen Cipta Karya untuk mengecek rencana pembangunan RS Covid-19 yang akan dibangun di area RS UMM.

"Kunjungan ini sebagai kunjungan final persiapan yang sebelumnya sudah kita lakukan. Alhamdulillah dalam waktu yang tidak lama, insyaAllah RS Covid-19 akan dibangun," tuturnya.

RS Covid-19 ini akan dibangun di atas lahan seluas sekitar 6.000 meter persegi. Untuk penampungan pasien, RS ini bisa menampung sekitar 80 hingga 90 pasien sesuai dengan kapasitas bed yang ada.

"Tentu karena RS tidak hanya bicara bed, tapi sarana pendukung. Jadi luas areal itu termasuk sarana pendukung yang diperlukan untuk Covid-19," imbuhnya.

Kata Fauzan, proses pembangunan RS Covid-19 berlangsung selama 40 hari. Pembangunan akan dimulai Maret 2021 mendatang dengan bantuan Kementerian PUPR dan BNPB. "Sekarang persiapan di pemetaan dan legalitas sedang proses," jelasnya.

Direktur RS Umum UMM Prof Dr Djoni Djunaedi, Sp.Pd.Kpt menambahkan, meskipun RS Covid dibangun dan selesai, penggunaannya akan permanan. Artinya tidak hanya digunakan saat kondisi Covid-19 saja.

"Covid nanti hilang, tapi infeksi tidak akan hilang. HIV, TB, difteri dan lainnya itu bisa kami tampung. Nanti akan jadi RS infeksi," terangnya.

Pembangunan RS Covid-19 yang berada di area RS UMM ini nantinya akan menyerap banyak tenaga kerja utamanya tenaga kesehatan, dan karyawan lainnya. "Kita punya 3 shift tentunya tambahan nakes semakin banyak," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES