Kopi TIMES

“Titipan” untuk Pak Bupati

Sabtu, 27 Februari 2021 - 11:00 | 137.16k
Safara Akmaliah.
Safara Akmaliah.

TIMESINDONESIA, GRESIK – Hari ini, masyarakat Gresik rupanya tengah merayakan kegembiraan menyambut pemimpin baru. Buktinya, Status Whatsapp, Instagram Story, Postingan Facebook masyarakat Gresik sedang bergembira ria menyambut dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gresik yang baru. Sebagian besar orang beramai-ramai tidak mau ketinggalan mengucapkan “Selamat dan Sukses” kepada Gus Yani dan Bu Min, mulai karangan bunga yang berjejer rapih di halaman Pemkab Gresik hingga poster-poster yang tersebar di media sosial dari berbagai Lembaga, Perusahaan, Komunitas dan Organisasi.

Tapi izinkan aku menyampaikan “Selamat dan Sukses” dengan caraku sendiri melalui tulisan ini. Baik aku secara pribadi, mahasiswa atau pun aku sebagai rakyatnya Gus Yani, Hehe~.

Sambil duduk di bangku alun-alun Gresik di sore hari,  kusadari satu hal, tugas dan amanah Gus Yani kedepan akan sangat berat. Aku memahami betul kalau jadi Bupati tidaklah mudah, tapi aku yakin Gus Yani sanggup dan mampu menjalankan amanah. Selagi perjalanan pulang aku melirik sarana fasum yang dimiliki pemerintah seperti Pendopo, Alun-Alun, GNI dan WEP.

Bangunan-bangunan yang  kusebutkan tadi adalah bangunan yang dibangun dengan anggaran pemerintah, dan tentu tidaklah kecil nominalnya, namun jika melihat nilai manfaat dan fungsionalnya sangat eman yha. WEP tempat terbuka yang begitu bagus dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya terkesan nganggur, jarang dipakai dan kalau malam malah seperti rumah hantu hiii~

Hal ini yang kemudian menjadi catatan bagiku, mengapa sarana-sarana fasum seperti itu tidak dimanfaatkan dengan baik ya? Coba bayangkan jika WEP, GNI, Pendopo, Alun-Alun dibuka selebar-lebarnya oleh pemerintah untuk memfasilitasi berbagai kegiatan kepemudaan atau bahkan sebagai tempat teman-teman pelaku seni untuk melakukan Latihan menari, teater, memutar film karya putra daerah lalu di diskusikan bersama-sama pun juga pengembangan bakat lainnya. Lebih-lebih jika pemerintah mau “menyulap” GNI menjadi tempat yang lebih bermanfaat yang dapat dijadikan sebagai ruang public untuk kita yang muda-muda ini dapat berdiskusi, belajar Bersama untuk menjadi pribadi yang terus berkembang buat Gresik nantinya. Keren bukan? Ya jelas keren lha. Sang seniman dan anak muda akan merasa sangat dihargai dengan diberikan ruang, dan sebagai bonusnya, elektabilitas pemerintah meningkat, hehe.

Untuk menuju jalan pulang, setelah melewati WEP, aku melewati KIG (Kawasan Industri Gresik). Entah berapa perusahaan yang berada di KIG itu, kalau dihitung kayaknya ndak cukup dengan jari. Itu baru perusahaan yang ada di KIG saja, belum lagi di daerah Manyar, JIIPE dan Gresik bagian selatan, yang jelas kalau ditotal jumlahnya menurut BPS ada 603 perusahaan.

Banyak sekali lho perusahaan kita ini. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Gresik dijuluki sebagai Kota Santri (kawaSAN indusTRI) hehehe. Namun hal itu juga menjadi ironi bagi masyarakat Gresik sendiri, mengapa? Karena tenaga kerja yang terserap baru 93.942 saja disusul angka pengangguran di Kabupaten Gresik cukup tinggi, yaitu 4,54%. Fakta ini sangat menyedihkan, bagaimana bisa masyarakat yang tinggal di kota industri, tetapi angka penganggurannya masih tinggi. Karena rasa-rasanya tidak adil apabila warga Gresik hanya mendapatkan pencemaran dan kerusakan lingkungannya saja tanpa ada prioritas penyerapan tenaga kerja asal Gresik.

Menurutku, permasalahan ini akan lebih mudah diatasi apabila pemerintah memiliki regulasi sendiri mengenai perekrutan karyawan perusahaan yang ada di Gresik, agar memprioritaskan putra daerah terlebih dahulu. Namun tentu juga harus sumbut. Maksudnya pemerintah juga harus menyiapkan Sumber Daya Manusianya (SDM) juga agar memiliki daya saing yang baik. Jadi tidak hanya infrastruktur saja yang dibangun, manusianya juga dong, ya kan, ya dong.

Untuk meningkatkan SDM, kuncinya pada pendidikan, masak kunci inggris ~. Pendidikan yang berkualitas adalah kuncinya, yakni pengelolaan sekolah SD-SMP di bawah kewenangan pemkab dengan  baik dan transparan. Guru-gurunya juga harus dibekali kemampuan mengajar yang baik.

Sehingga dapat membersamai siswa belajar mengenal dirinya, dan lingkungannya. Perpusatakaan sekolah diupdate, cara belajar mengajar yang tepat sekaligus menyenangkan. Syukur-syukur, disisihkan alokasi dana APBD Gresik yang triliunan itu buat kakak-kakak mahasiswa seperti saya dan sebaya, hehehe. Harapannya kan semakin banyak masyarakat Gresik yang berpendidikan, semakin mengangkat harkat martabat Gresik. (Sudah mirip pidato belum) hehe.

Selain itu, yang dapat meningkatkan kualitas SDM adalah dengan menghidupkan iklim intelektual yang baik. Misal, pemerintah intensif memberikan pelatihan-pelatihan kepada mereka yang baru saja lulus menyelesaikan masa sekolahnya melalui BLK Kabupaten Gresik atau cara yang lebih asyik, contoh dengan membuat Gresik English Club, dimana pemerintah memberikan fasilitas berupa tempat dan pengajar untuk mereka yang memiliki keinginan belajar Bahasa Inggris, mengingat kita sudah dalam tahap MEA juga kan? Jadi pemerintah bisa mendorong masayarakat untuk melakukan hal-hal produktif, utamanya yang muda-muda. Daripada hanya ngegame doang kan?

Lalu mari kita tengok sebentar Gedung Perpustakaan Daerah dan Arsip yang ada di depan WEP yang selalu sepi peminat. Kira-kira kenapa ya? Jangan jangan karena buku atau arsipnya tidak lengkap? Padahal arsip itu penting sekali lho, dengan arsip kita dapat mengetahui sejarah Gresik, oleh karenanya administrasi dan kearsipan harus disimpan dengan rapih agar segala catatan/rekaman penting tentang Gresik di masa sekarang dapat diketahui anak cucu kita sebagai sejarah Gresik di masa depan.

Kucukupkan sampai disini dulu renunganku. Meski kritikku mungkin dianggap kurang substansial, tapi yang perlu diketahui aku menulis ini secara objektif sebagai masyarakat Gresik yang mencintai Gresik dan seisinya dan sudah barang tentu untuk pemerintahan Gus Yani agar menjadi lebih baik dari pemerintahan sebelum-sebelumnya. Karena besar harapanku untuk Bupati termuda kita. Aku yakin Gus Yani bisa melakukannya, karena Gus Yani adalah sosok yang keren dan pekerja keras.

Bagaimana tidak keren, adakah orang yang mencapai pada titik menjadi Ketua DPRD kemudian menjadi Bupati Gresik dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun? Belum ada, hanya Gus Yani doang~ salam takdzimku kepada Gus Yani. Yuk mari kita benahi Gresik bersama-sama dengan memegang prinsip al muhafadzatu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yaitu memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.

***

*) Oleh: Safara Akmaliah, S.IP, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Koordinator Nasional Mahasiswa Gresik Nusantara

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES