Peristiwa Daerah

Kiai di Bondowoso yang Jasadnya Utuh Selalu Baca Shalawat Nariyah 4 Ribu Kali

Jumat, 26 Februari 2021 - 22:44 | 187.14k
Jasad almarhum KH Baidlawi tampak masih itu. Pendiri Pondok Pesantren Bustanul Ulum Pekauman Kecamatan Grujugan tersebut istikamah baca Shalwat Nariyah (Foto: KH Rohbini for TIMES Indonesia).
Jasad almarhum KH Baidlawi tampak masih itu. Pendiri Pondok Pesantren Bustanul Ulum Pekauman Kecamatan Grujugan tersebut istikamah baca Shalwat Nariyah (Foto: KH Rohbini for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Meskipun meninggal empat tahun lalu, jasad seorang kiai Bondowoso, Jawa Timur ternyata masih utuh. Diketahui, ulama tersebut memiliki amalan khusus. Yakni istikamah membaca 4.444 Selawat Nariyah.

Ulama tersebut adalah KH Baidlawi bin H Abdus Syukur. Pendiri Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Jawa Timur.

Selawat Nariyah merupakan salah satu amalan untuk meraih syafaat Rasulullah SAW. Serta bisa menjadi salah satu sarana bagi muslim bermunajat dan bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW agar dihindarkan dari bala atau bencana.

masih-utuh.jpg

Ssmentara informasi dihimpun, KH Baidlawi lahir pada Tahun 1942, dan wafat pada Hari Jumat 2 Juni 2017 lalu. Bertepatan dengan 7 Ramadhan 1438 H.

"Beliau sangat istikamah di amalan Selawat Nariyah. Terkecuali sakit," kata salah seorang putra KH Baidlawi, KH Ali Rohbini, saat dikonfirmasi, Jumat (26/2/2021).

Menurutnya, amalan Selawat Nariyah sebanyak 4.444 tersebut diamalkan setiap hari. Tepatnya setelah Salat Maghrib sampai waktu Salat Isya tiba.

"Beliau biasanya mengajak santri, khususnya yang senior. Setiap malamnya 4.444 Selawat Nariyah," katanya.

Sementara kalau Bulan Ramadhan. KH Baidlawi membaca Selawat Nariyah jelang berbuka puasa. Yakni pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Bahkan lanjut dia, amalalan tersebut konsisten diamalkan sejak sekitar tahun 1980-an hingga wafat. "Selama 30 tahunan, istikamah setiap malam," terangnya.

Seperti diketahui, makam KH Baidlawi dibongkar Kamis (25/2/2021) kemarin. Pembongkaran dilakukan karena makam almarhum ambruk terkena air hujan.

Dia membenarkan, jenasah ayahanda masih utuh seperti baru meninggal. Namun dia tidak berani membuka secara utuh. "Saya tidak kuat menahan air mata. Maka buru-buru saya bungkus atau dilapisi kain kafan baru. Artinya kain kafan lama sudah layu," paparnya.

Dijelaskannya juga, bahwa tidak ada satu pun ruas atau sendi jenasah yang lepas. Meskipun tidak dibuka secara utuh. 

"Tetapi saya membuka bagian wajah. Agar menyentuh kiblat, sesuai tata cara pemakaman dalam Islam," terang kiai yang saat ini sebagai pengasuh tersebut.

Selain rutin membaca 4.444 Selawat Nariyah, kiai Baidlawi juga seorang ulama di Bondowoso yang dikenal ikhlas. "Beliau sederhana dan sangat takdzim kepada guru," terangnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES