Ipuk Fiestiandani-Sugirah Dilantik, Seniman Banyuwangi Cukur Plontos
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebagai wujud rasa syukur sekaligus menunaikan nazar (janji) atas dilantiknya Ipuk Fiestiandani Azwar Anas dan Sugirah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, sejumlah seniman mencukur habis rambutnya hingga botak atau plontos, Jumat (26/2/2021).
Proses sapu rata rambut kepala ini dilakukan oleh 5 orang perwakilan seniman di Langgar Art Banyuwangi. Dibantu rekan-rekan seniman lainya, helai per helai rambut mereka mulai berguguran.
"Ini adalah nazar kami, janji kami. Jika Ipuk - Sugirah menang dan dilantik kita cukur gundul rambut. Karena hari ini sudah resmi dilantik, kami penuhi nazar tersebut," kata Abdul Aziz, salah satu seniman lukis Banyuwangi.
Nazar tersebut, kata Aziz, bukan tanpa alasan. Seniman Banyuwangi memiliki ekspektasi besar terhadap duet Ipuk - Sugirah untuk memajukan seni budaya di Kota Gandrung.
"Program yang dicanangkan Bupati Anas sudah baik. Namun masih banyak konsep yang belum di selesaikan. Di tangan Bu Ipuk dan Pak Sugirah, kami yakin apa yang sudah dicanangkan Bupati Anas akan tergarap secara tuntas," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan seniman lainnya, Windu Pamor. "Kami para seniman Banyuwangi mengucapkan selamat kepada Bu Ipuk dan Pak Sugirah yang sudah resmi dilantik untuk memimpin Banyuwangi 5 tahun ke depan," kata Windu.
Menurut Windu, selain untuk memenuhi nazar, aksi cukur gundul ini juga memiliki nilai filosifi. "Ini berarti titik nol atau awal Bu Ipuk dan Pak Sugirah mengemban amanah untuk memimpin rakyat Banyuwangi," katanya.
Selain aksi gundul cukur, kata Windu, pihaknya juga akan membuatkan karya lukisan bertemakan 'the sunrise of Java' yang berarti matahari terbit dari ujung Timur Pulau Jawa.
"Ini memiliki makna Sinar dari Banyuwangi akan menyinari Nusantara hingga mancanegara. Melambangkan doa dan harapan kami kepada beliau," katanya.
Lukisan berdiameter 135 x 200 sentimeter ini rencananya akan diberikan langsung kepada Ipuk Fiestiandani saat pertama bertugas sebagai Bupati.
"Ini lukisan keroyokan. Jadi dikerjakan oleh sekitar 25 pelukis langsung. Setelah jadi, rencananya akan kita berikan kepada ibu Ipuk Fiestiandani sebagai cinderamata dari kami seniman di Banyuwangi. Tidak akan kita lelang, tapi akan kita hibahkan ke museum Blambangan," kata Windu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |