Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan memiliki peran penting untuk dimainkan dalam mempersiapkan semua siswa secara adil untuk menjalani hidup yang sukses dan bahagia. Tetapi hal itu membutuhkan teori perubahan baru. Pembelajaran harus lebih berpusat pada siswa — artinya, pembelajaran harus dibangun di atas fondasi hubungan yang kuat, responsif terhadap kebutuhan dasar, didorong oleh minat siswa, menghormati identitas mereka, beradaptasi dengan kebutuhan akademis mereka, relevan dengan kehidupan mereka di luar sekolah, dan tidak dibatasi dalam hari dan tembok sekolah.
Prinsip Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Jika tujuan pembelajaran yang berpusat pada siswa disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa, bagaimana kita mencapainya? Teori perubahan tersebut ada dua. Guru , yang bekerja paling dekat dengan siswa dan harus memiliki peran profesional yang lebih besar dalam merancang dan memimpin sekolah. Kemudian, kebijakan harus memungkinkan dan mendukung inovasi, dengan menciptakan ruang, menghilangkan hambatan, dan menciptakan iklim dorongan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Teori Perubahan: Bagaimana Mendapatkan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Perubahan tidak boleh diatur dari atas ke bawah atau dipaksakan pada siapa pun. Sebaliknya, inovasi yang berani dan peningkatan berkelanjutan pada sekolah tradisional terjadi secara berdampingan dalam "layar terpisah" . Seiring waktu, sistem berubah secara organik, ketika pendekatan inovatif untuk pembelajaran dicoba, disempurnakan, direplikasi, dan diadopsi oleh orang lain.
Berikut adalah enam poin tindakan untuk menggerakkan strategi tersebut:
1. Guru harus bekerja dalam kemitraan erat dengan siswa, keluarga, dan komunitas untuk merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa
2. Perlu lebih banyak tim guru secara kolektif memimpin dan menjalankan sekolah
3. Persiapan guru mempersiapkan kandidat yang beragam dan berkualitas untuk peran guru yang sudah diperluas sebelumnya.
4. Kebijakan harus menghilangkan hambatan untuk berinovasi melalui pembelajaran yang adil dan berpusat pada siswa.
5. Perlu kebijakan terkait keputusan yang lebih dekat ke siswa, serta memberikan otonomi kepada sekolah dan guru
6. Sekolah harus bertanggung jawab atas hasil yang lebih luas dan lebih dalam terkait apa saja dibutuhkan siswa untuk berkembang di abad ke-21.
Dengan demikian, mempersiapkan siswa untuk dunia abad ke-21, dan menghormati potensi yang dimiliki semua siswa secara adil , akan memerlukan pemikiran ulang tentang desain pembelajaran. Sekolah harus dirancang dengan siswa sebagai pusatnya. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA)
Publisher | : Rochmat Shobirin |