Peristiwa Daerah Bencana Nasional Covid-19

Pernah Terpapar Covid-19, Begini Cerita Kepala Dinas Pertanian Pemkab Sleman

Rabu, 24 Februari 2021 - 09:52 | 89.80k
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Pemkab Sleman, Heru Saptono. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Pemkab Sleman, Heru Saptono. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Semua orang tentu ingin selalu dalam kondisi sehat terlebih saat masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Namun, apa daya ketika tiba-tiba merasa sakit dan setelah di cek ternyata hasilnya positif dinyatakan terpapar Covid-19. Seperti, yang dialami Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Pemkab SlemanHeru Saptono, STP, MM.

Saat ditemui TIMES Indonesia di ruang kerjanya, Heru berkenan membagi pengalamannya. Ia menceritakan, pada Jumat, 19 Nopember 2020 ia merasakan kurang enak badan, sedikit sesak nafas. Lalu memeriksakan diri di RSUD Sleman.  Saat dilakukan Rapid Test  ternyata non-reaktif. Sementara hasil rontgent menunjukkan sedikit infeksi di paru-paru. Kemudian dilakukan rawat jalan.

Heru Saptono 2

Namun, baru sehari di rumah ternyata kondisinya kesehatannya menurun. Terpaksa Sabtu malam 20 Nopember 2021 mengharuskannya kembali mendatangi RSUD Sleman. Dengan keluhan batuk dan susah BAB. Begitu sampai di IGD dirinya diminta masuk kamar perawatan tersendiri. Di RSUD Sleman sempat menginap 2 malam karena tensi darahnya tinggi. Hari ke tiga hasil Swab Antigen pun keluar, dan hasilnya mengejutkan karena ia dinyatakan positif Covid-19.

Atas pertimbangan tertentu, Dokter Dessy N.P, MSc., Sp.PD yang menangani kemudian merujuknya ke RSUP Sardjito.

Kemudian ia ditempatkan di  ruang perawatan khusus Covid-19. Dimana satu kamar berisi 4 orang pasien. Ruangan khusus ini, terang Heru Saptono, tidak ber AC. Tetapi pakai blower agar sistem sirkulasi udara tidak lembab. Sepengetahuannya biar virusnya tidak cepat berkembang.

Heru Saptono mengaku saat itu dirinya mengalami sesak nafas. Hasil pengecekan kadar oksigen di dalam darah (saturasi oksigen) hanya 86. Sementara orang yang normal atau dalam kondisi sehat, maka angka batas minimal saturasi oksigen seseorang adalah 95 persen. Normalnya akan berada di kisaran angka 95-100 persen. 

"Menurut dokter yang merawat, kalau orang yang sehat itu biasanya angkanya sekitar 98 sampai 100 persen di oximeter," jelas Heru.

Inilah awal gejala Covid-19 yang nampak terlihat pada tubuh dirinya.

Pemeriksaan darah secara komplit dan serangkain tindakan kemudian dilakukan. Baik kandungan oksigen, kekentalan, dan pastinya tensi atau tekanan darah.

Mengingat kalau hasilnya menunjukan di bawah ambang batas bisa berakibat fatal bagi si penderita. Apalagi bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang dialami pasien.

Istilah ini menjadi sering terdengar karena seseorang yang memiliki komorbid disebut berisiko mengalami kondisi parah saat terinfeksi Covid-19.

Heru Saptono mengungkapkan tensi darah dan  kadar gula darahnya tinggi. Ditambah hasil laboraturium menunjukkan kekentalan darahnya sangat tinggi.

Selain di infus, ia juga memakai alat bantu pernafasan di hidungnya. Heru Saptono terus digelontor vitamin,  obat anti biotik dan pengencer darah. Menginjak  hari ke 7, dirinya kembali di Swab, dimana hasilnya keluar tiga hari kemudian (hari ke 10)  dan ternyata masih dinyatakan positif Covid-19. Bertepatan hari ke 10, ia kembali di Swab dan tiga hari kemudian hasilnya keluar. Dimana Heru Saptono akhirnya dinyatakan negatif Covid-19.

Menurut pengakuannya ia mendapat perawatan yang baik. Mendapat makan dengan asupan tinggi gizi. Kebanyakan direbus, minim yang di goreng biar darah tidak mengental.

"Alhamdulillah, hasilnya baik sarkurasi oksigen 99 hingga 100 pesen. Swab pada hari ke 10 hasilnya dinyatakan sudah negatif Covid-19," jelasnya.

Karena hasil laboraturium termasuk Swab Covid-19 baru keluar malam. Baru pada hari ke 14, Heru Saptono diperbolehkan kembali ke rumah.

Dari pengalaman yang di alaminya tersebut,  Heru Saptono semakin yakin bahwa sistem kekebalan tubuh atau sistem imun tubuh akan muncul kalau kondisi psikologis kita juga baik. Sehingga  pasien akan semakin parah jika kondisi psikologisnya juga kurang baik.

Saat di rawat di Rumah Sakit, Heru Saptono mengaku sempat down saat tahu dua anaknya juga dinyatakan OTG Covid-19. Ditambah saat mendapat kabar bahwa keluarga kakak kandungnya, mulai kakaknya, anaknya,menantu dan cucunya berjumlah 7 orang juga terpapar Covid-19.

Namun ia tidak lupa bersyukur karena istri dan satu anak lainnya negatif Covid-19. Karena kunci melewati semua ini adalah dengan menyemangati diri. Salah satu caranya saat di Rumah Sakit ia membagi ransum makan menjadi beberapa bagian sesuai jumlah anggota kekuarga (anak dan istri).  Secara psikologis setiap makan satu bagian ia berdoa dan mengingat masih dibutuhkan dan diharapkan oleh angota keluraganya tersebut. Karena ia tidak bisa merasakan nikmatnya rasa makanan yang ditelannya.

"Penderita Covid-19, terganggu indera perasanya, sehingga saat makan tidak merasakan nikmat jadi jangan dirasakan," jelasnya.

Setiap hari ia meyemangati untuk tetap berjuang. Sehingga jadi motivasi bagi dirinya, setiap pagi ia juga berupaya menggerakan badan dengan jalan di tempat, meski masih terpasang infus di tangan.

Heru Saptono menegaskan, untuk menghadapi virus Covid-19, adalah dengan memperkuat sistem imun tubuh, dan ini sangat berpengaruh dengan kondisi psikologis kita. Sementara antibiotik yang diminumnya untuk mengurangi dampak luka pada saluran pernafasan. Selain itu kalau tekanan darahnya tinggi, kekentalan darah tinggi atau kadar gula tinggi, akan dinormalkan dengan langkah tertentu.

"Kunci utamanya adalah imunitas tubuh tadi," ucapnya.

Sementara faktor pendukung utamanya adalah kondisi psikologis. Sudah banyak studi yang menunjukkan bahwa paparan terhadap stres, kecemasan, dan suasana hati yang negatif umumnya dapat memengaruhi kesehatan fisik. Biar tidak stres dan down harus tetap berpikir positif, serta butuh dukungan dari berbagai pihak. Baik via sms, WA sekalipun yang menyemangati untuk tetap bertahan.

"Selain itu respon positif dari tetangga atau saudara menghadapi penderita dan para  penyintas atau orang yang sembuh dari Covid-19 sangat besar pengaruhnya bagi kondisi psikologis, dan sistem imun tubuh mereka," terang Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Pemkab SlemanHeru Saptono(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES